The Neverland Journey (part II): Salmiya dan Tempat Favorite di Kuwait

315768aDita Wistarini (Dita/Mamin) – Mom of The 3logy: Arwen, Leia, and Neo. Food photographer, co-author Food Photography Made Easy by 4Rana, cake artist. Love anything that related to arts and crafts. Previously lived in Kuwait for 7 years, now residing in New York City.

Continue reading

Advertisement

Merantau di Dresden

profilepict1Siti Prima Genni (Meli) – A 32 y.o Indonesian. Mother of two energetic boys: Adriaan Radhitya Irman (6 y.o) and Adam Irman (1 y.o). Married to an Indonesian Scientist. A hausfrau who loves cooking, baking and traveling. Has been living in a historic city of Dresden in  East Germany since 2010.

Meli dan keluarga

Semenjak menikah tahun 2006, saya dan suami sepakat untuk selalu tinggal bersama. Saat menikah, suami sedang menyelesaikan studi S3 nya di Enschede, Belanda. Saya menyusul ke Belanda pada tahun 2007. Anak pertama kami Adriaan, lahir di kota itu. Setelah studi S3 suami selesai, kamipun pindah ke Dresden pada tahun 2010. Pekerjaan suamilah yang membawa saya ke kota ini. Suami bekerja sebagai peneliti di salah satu Lembaga Penelitian di Jerman, mungkin seperti LIPI di Indonesia. Di kota cantik ini, kami dianugerahi putra kedua yang bernama Adam.

DSC03244

Meli bersama keluarga: Arie, Adriaan, dan Adam

Tentang Dresden

Dresden adalah ibukota Sachsen, salah satu negara bagian Jerman yang berada di sebelah timur. Jaraknya tidak jauh dari Prague, Ceko Slovakia. Kota Dresden memang tidak sebesar kota-kota besar Jerman lainnya, seperti Berlin, München atau Hamburg. Tapi kotanya juga tidak kecil dan bisa dibilang menengah.

Dresden is the capital city of the Free State of Saxony in Germany. It is situated in a valley on the River Elbe, near the Czech border. The Dresden conurbation is part of the Saxon Triangle metropolitan area with 2.4 million inhabitants.

Dresden adalah kota yang cantik dan bersejarah. Perpaduan arsitektur Baroque dengan sungai Elbe yang membuatnya cantik dan mempesona. Bukan hanya kotanya saja yang cantik, alamnya pun juga cantik.

Elbe (Konigstein)

Sungai Elbe dilihat dari Benteng Konigstein

Festung Königstein adalah benteng yang terletak di bukit dekat Dresden, di atas kota Königstein di tepi kiri Sungai Elbe

Dua bagian kota Dresden yang cukup menarik adalah Altstadt (Old city) dan Neustadt (New city). Altstadt biasanya di penuhi bangunan-bangunan yang tua tetapi sangat terawat dan cantik:

Dresden Alstadt dari atas Frauenkirche

Sedangkan Neustadt dipenuhi Restaurant, Bar, kafe-kafe, serta mural (graffiti):

Kunsthof-Passage Dresden Neustadt

The Neustadt is the cultural center of Dresden. Particularly in the summer, many visitors and residents simply sit out on the sidewalk drinking and chatting.

Kendala Bahasa

Tidak seperti kota-kota di Jerman Barat, dimana orang bisa mengandalkan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi, speaking German is a must here. Disini kita harus bisa berbahasa Jerman untuk hidup sehari-hari. Beli roti di Bäckerei saja harus menggunakan Bahasa Jerman. Komunikasi di sekolah dan kindergarten juga menggunakan Bahasa Jerman. Di Kindergarten Adriaan hanya Kepala Sekolahnya saja yang bisa Bahasa Inggris. Komunikasi dengn guru-gurunya mau tidak mau harus memakai Bahasa Jerman.

Do you speak German?

Tentu saja awalnya saya bingung. Awalnya saya sering minta bantuan teman-teman Indonesia yang sudah lama tinggal di Dresden, sering buka kamus dan malah menggunakan bahasa tubuh ;). Tapi ya nggak bisa mengandalkan bantuan orang terus. Setelah saya kursus bahasa dan mengapat ijazah B1, Alhamdulillah masa-masa sulit berkomunikasi sudah bisa saya lewati. Meskipun grammatik saya masih kacau, yang penting saya bisa berkomunikasi dengan orang-orang. Sekarang ini komunikasi dengan dokter, guru-guru di sekolah dan di tempat umum lainnya selalu menggunakan Bahasa Jerman. Untuk komunikasi tulisan seperti membaca dan membuat surat, kadang-kadang saya masih harus buka kamus, buku dan internet.

Mencari Tempat Tinggal di Dresden

Penduduk di sini kebanyakan tinggal di Wohnung (apartemen). Tapi jangan ngebayangain apartemen seperti di Indonesia dengan fasilitas kolam renang, fitness, dll. Sama sekali tidak ada fasilitas itu. Biasanya hanya ada Hof (Pekarangan bersama) dan Spielplatz (Playground). Wohnung yang sering kita jumpai di sini kebanyakan berlantai 4 atau  5. Ada juga Wohnung yang lebih tinggi, tapi hanya sampai belasan lantai. Jarang sekali saya menemukan Wohnung yang sampai puluhan tingkat.

Jika dibandingkan dengan kota besar lainnya di Jerman, harga sewa rumah di Dresden relatif lebih murah. Wohnung yang kami tempati seluas 95 m², harganya (Warm Miete, sudah termasuk biaya tambahan energi) 900 €. Sebagai perbandingan, dengan luas dan fasilitas yang sama, harga sewa wohnung di München atau Hamburg bisa mencapai 1200 € – 1500€. Untuk mencari wohnung di Dresden, biasanya saya memakai website ini.

Wohnung 4-5 lantai

Sementara untuk student, biasanya tinggal di Studentenwohnheim. Untuk student yang sudah berkeluarga, ada juga studentenwohnheim khusus. Pastinya harga sewanya lebih miring daripada harga sewa wohnung biasa. Bagi para calon student yang akan pindah ke Dresden, biasanya mereka mencari wohnung melalui situs Studentenwerk Dresden.

Transportasi di Dresden

Hidup di Dresden tanpa mempunyai kendaraan pribadi sangat memungkinkan. Mempunyai SIM sangat susah dan mahal di sini. Jadi banyak sekali orang yang hanya mengandalkan transportasi umum saja. Seperti kota-kota lain di Eropa, transportasi umum di sini sangat nyaman. Transportasi dalam kota yang disediakan cukup dengan Strassenbahn dan Bus. Tidak ada U Bahn alias kereta bawah tanah di sini. Mungkin karena jumlah penduduknya yang tidak membludak. Ini sangat menguntungkan bagi saya yang kemana-mana selalu membawa stroller.

DVB (Dresdner Verkehrsbetriebe)

Keluarga kami mempunyai satu mobil. Alhamdulillah, suami bisa dengan mudah mendapat SIM di sini. Saya dan suami membeli mobil awalnya karena kantor suami yang lokasinya berada lumayan jauh dari rumah kami. Hanya ada satu bus dari Hauptbahnhof ke kantor suami dan jadwal keberangkatannya hanya satu kali satu jam. Mengingat pekerjaan suami yang terkadang sampai malam bahkan pagi, kamipun sepakat untuk membeli mobil. Ternyata setelah dijalani, punya mobil memang berasa keuntungannya, apalagi dengan dua anak…! Jika kami ingin pergi urlaub (berlibur), sangat terasa kemudahannya. Dengan mobil, kami bisa membawa banyak makanan dan banyak barang untuk keperluan berlibur. Dan kamipun lebih flexibel, tidak tergantung dengan jadwal kereta.

Tempat Rekreasi Di dresden untuk keluarga

Banyak sekali tempat rekreasi yang bisa dikunjungi di Dresden. Biasanya turis-turis di Dresden pasti selalu mampir ke Zwinger, Brühlsche Terrasse, Frauen Kirche, Semperoper, Fürstenzug, Gemälde Galerie, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Istana Zwinger adalah landmark terbaik Dresden yang sangat terkenal akan keindahannya mulai dari arsitektur hingga benda-benda seni lain yang ada di sana.

Semper Opera House “Semperoper” yang terletak di pusat kota Dresden

Di depan Semperoper bersama Meli (my twin sister)

Di depan Semperoper bersama Mella (my twin sister)

fürstenzug2

Fürstenzug is a large mural of a mounted procession of the rulers of Saxony. It was originally painted between 1871 and 1876 to celebrate the 800th anniversary of the Wettin Dynasty, Saxony’s ruling family.

fürstenzug1

The mural displays the ancestral portraits of the 35 margraves, electors, dukes and kings of the House of Wettin between 1127 and 1904. It is one of the largest porcelain artworks in the world.

Dresden paling cantik pada saat menjelang natal. Banyak sekali turis yang datang ke Dresden untuk mengunjungi Striezelmarkt (Weihnachtsmarkt di Dresden). Striezelmarkt merupakan Pasar Natal tertua di Eropa.

Pilihan tempat rekreasi untuk anak-anak dan keluarga pun cukup banyak di Dresden. Jika cuaca mendukung, kami sekeluarga sering jalan-jalan di pinggiran Elbe, di  Großer Garten (Big Park), Zoo Dresden atau bermain di Spielplatz (playground) yang tersebar di setiap sudut kota.

Di pinggiran Elbe

Di pinggiran Elbe

Brühlsche Terasse is a historic architectural ensemble in Dresden, Germany. Nicknamed “The Balcony of Europe”, the terrace stretches high above the shore of the river Elbe.

Adriaan dan flamingo di Zoodresden

Adriaan dan flamingo di Zoo Dresden

Tidak jarang juga kami sekeluarga mengunjungi tempat rekreasi anak yang berada di luar Dresden seperti Saurier Park, Playmobil Funpark di Nürnberg dan Legoland Deutschland di Günzburg.

Adriaan dan Papa di Playmobil Funpark Nürnberg

Adriaan dan Papa di Playmobil Funpark Nürnberg

Adriaan dan Papa di Saurierpark

Adriaan dan Papa di Saurierpark

Saurierpark Kleinwelka is a dinosaur park with life-size prehistoric creature models & adventure playground with nets & ropes.

Elbe di musim panas pasti selalu ramai. Ramai dengan orang2 berjemur, piknik dan bersepeda. Nggak ada pantai, sungaipun jadilah untuk berjemur. Biasanya setiap musim panas, selalu diadakan filmnächte am Elbufer, semacam pertunjukan film di ruang terbuka, di pinggiran Elbe pada malam hari.

Filmnächte am Elbufer: kalau di Indonesia mungkin seperti layar tancap 😉

Großer Garten juga nggak kalah menariknya. Saat cuaca bagus, Großer Garten pasti dipenuhi orang-orang bersepeda, main in line skate, piknik, bermain bersama anak-anak atau hanya sekedar jalan-jalan saja.

Adriaan dan Adam di Großer Garten

Großer garten saat musim gugur

Großer garten saat musim gugur

Di Großer Garten terdapat Parkeisenbahn. Semacam kereta buat anak-anak yang mengelilingi taman besar ini. Uniknya petugas penjaga di setiap stasiun Parkeisenbahn ini semuanya adalah anak-anak.

Jika cuaca tidak mendukung, biasanya kami sekeluarga mengunjugi museum. Museum yang cocok untuk anak-anak adalah Verkehrsmuseum dan Deutsches Hygiene Museum. Verkehrsmuseum adalah Museum Lalu Lintas. Museum ini berada tepat di depan Frauen Kirche. Di sini kita bisa melihat bermacam-macam kendaran mulai dari mobil, kereta api, kapal, pesawat dan sepeda beserta sejarahnya.

Di lantai paling atas museum tersedia lalu lintas mini berupa jalan mini beserta rambu-rambu lalu lintasnya. Di sini anak-anak bisa bermain Bobby Car dengan peraturan yang ada. Tujuannya agar anak-anak bisa bermain dan belajar tentang peraturan lalu lintas.

Tempat favorit keluarga lainnya di kala cuaca kurang baik adalah ke Bibliothek atau perpustakaan. Perpustakaan tersebar di setiap bagian kota. Jadi, kita nggak usah repot-repot harus pergi ke Städtische Bibliothek (Perpustakaan Kota).

Favorit kami sekeluarga memang ke Städtische Bibliothek, karena di sana koleksinya lebih lengkap dan setiap weekend biasanya diadakan story telling.

Wisata Alam di dresden

Dan karena letaknya yang berada di pinggiran sungai Elbe, maka tempat rekreasi alam pun cukup banyak di sekitar Dresden. Salah satunya adalah Bastei. Bastei terletak di Sächsischen Schweiz, di pinggiran Elbe. Tebing-tebing yang menjulang tinggi dan pepohonan di sekelilingnya serta pemandangan indah Elbe benar-benar akan membuat setiap orang terpesona.

Saxon Switzerland National Park – this impressing rock landscape (also called Elbsandsteingebirge) is only a few kilometers away from Dresden. Steep fissured sandstone rocks, canyon-like ravines, caves and rock needles constitute the probably most spectacular National Park of Germany.

Bastei adalah formasi batuan yang menjulang setinggi 194 meter di atas Sungai Elbe di Elbe Sandstone Mountains Jerman. Mencapai ketinggian 305 meter di atas permukaan laut, batu-batu bergerigi pada Bastei dibentuk oleh erosi air lebih dari satu juta tahun yang lalu. Formasi bebatuan ini terletak dekat Rathen, tidak jauh dari bagian tenggara kota Dresden dan merupakan atraksi utama dari Saxon Switzerland National Park. Bastei sangat indah dikunjungi – apalagi kalau perginya di saat musim gugur saat semua daun berwarna warni.

bastei 2

Tempat ini adalah surga bagi pemanjat tebing.

Bastei Bridge

Kesan tentang masyarakat Dresden

Kaku dan dingin. Orang Jerman terkenal kaku dan dingin. Hmmm…kalo menurut saya, orang Jerman itu tertutup kepada orang yang tidak atau belum dikenalnya. Jika kita sudah mengenal mereka, mereka akan terbuka sekali. Mungkin karena faktor sejarah, orang-orang Dresden (dulunya adalah Jerman Timur) relatif lebih tertutup dan kurang welcome dengan orang asing dibanding di Jerman Barat. Biasanya yang tertutup itu kebanyakan orang-orang tua yang pada zaman DDR dulu, mereka tidak bisa kemana-mana. Jadi kurang terbuka dengan orang-orang dari berbagai macam ras.  Di kala sekarang yang aksesnya sudah gampang, mereka sudah kehilangan energi untuk berjalan-jalan dan bertemu banyak orang di tempat lain. Tapi tidak semuanya juga lho. Banyak juga orang-orang tua di sini yang hangat dan ramah. Beberapa kali saya pernah disapa dan diajak ngobrol oleh orang-orang tua di sini.

Tepat waktu. Orang Jerman sangat tepat waktu. Saya harus banyak belajar tentang hal ini. Saya tipe orang yang nggak bisa ninggalin rumah jika urusan rumah dan anak2 blm beres. Walhasil sering terlambat jika janjian sama teman. Emak emak banget ya.  Jika punya janji, orang Jerman akan datang 5-10 menit sebelum waktunya. Apalagi jika kerja, mereka selalu mengusahakan tepat waktu. Karena orang bisa di PHK atau diberhentikan kerja karena alasan terlambat.

Sistematis dan birokrasi dengan banyak surat. Cara kerja orang jerman sangat sistematis. Sistem birokrasinyapun begitu. Meskipun saya tidak bekerja, tapi saya cukup kenal sifat ini dari kehidupan sehari-hari. Contohnya saja, surat pemberitahuan dari Krankenversicherung (asurasi) untuk mengingatkan para orang tua melakukan U1-U9 di dokter anak, surat pemberitahuan dari Stadt (City Hall) bahwa anak kita sudah wajib sekolah dan harus didaftarkan ke sekolah yang berada di dekat rumah dan masih banyak surat lainnya. Untuk ke dokterpun begitu. Jika kita harus ke augenartz (dokter mata), logopädie, HNO artz (dokter THT), sebelumnya harus ada surat rujukan dari dokter anak.

Terbuka, apa adanya, dan tidak basa basi. Maksud terbuka di sini, orang Jerman selalu mengatakan apa yang dia pikirkan. Misalnya jika dalam percakapan, jangan segan-segan bertanya atau jika menjawab hanya bilang “ok”, “ach so”, dll. Jangan malu-malu mengutarakan pendapat kita dan terus terang. Orang Jerman terbuka dan akan menghargai itu. Jika ditanya, jelaskanlah apa pendapat kita. Dijamin percakapan akan berjalan lancar.

Begitu juga dengan tingkah laku. Orang-orang disini akan memperlihatkan jika suka atau tidak suka pada sesuatu atau seseorang. Jika mereka tidak suka dengan orang asing, mereka akan sangat memperlihatkannya dari tatapan mata, ngomel atau bahkan marah. Begitupun jika mereka suka, mereka akan memperlihatkannya dengan senyuman dan membantu kita seperti membukakan pintu, membantu mengangkat babystroller jika naik dan turun dari tram, membantu membawa bawaan yg berat, dll.

13 Februari

13 Februari adalah hari yang sangat memorial bagi masyarakat Dresden. Pada tanggal 13 Februari 1945, sebagian kota Dresden hancur karena serangan bom dari pesawat udara Inggris pada saat perang dunia kedua. Sekitar 25.000 orang tewas dan ratusan ribu orang luka luka dan tidak mempunyai tempat tinggal.

Dresden, 1945, view from the city hall (Rathaus) over the destroyed city

Menschenkette. Menschen artinya Orang. Kette artinya rantai. Setiap tanggal 13 Februari, pemerintah Dresden mengundang masyarakat Dresden untuk berpartisipasi membentuk Menschenkette atau rantai orang bersama-sama.

Menschenkette adalah simbol untuk mengenang para korban yang meninggal dan Dresden pernah menjadi korban perang dunia kedua. Menschenkette juga menandakan tidak adanya tempat untuk Nazi, tidak adanya kekerasan, damai dan toleransi di Dresden.

Kondisi 70 tahun yang lalu: antara 13-15 Februari 1945, hanya beberapa bulan sebelum Perang Dunia II berakhir, Dresden diserang ‘firebombing’ oleh pasukan AS dan Inggris. Tampak di foto: Frauenkirche (Church of Our Lady) dan memorial Martin Luther Memorial yang luluh lantak (AFP)

Biasanya event Menschenkette ini diadakan di Neumarkt, tempat di mana Frauenkirche berada. Tahun 2015 ini ada sekitar 10.000 orang ikut berpartisipasi, cukup banyak ya..!

frauen kirche

Frauenkirche adalah gereja yang hancur pada peristiwa 13 Februari dan telah dibangun kembali.

Tetapi sayangnya, hari memorial ini malah dijadikan kesempatan bagi Neonazi untuk beraksi di Dresden. Para Neonazi yang berasal dari berbagai kota di Jerman berkumpul di Dresden dan melakukan aksi demo pada hari bersejarah ini.

Neo-Nazis marching in Dresden

Setiap tanggal 13 Februari banyak sekali Polizei yang berjaga jaga di sekitar Hauptbahnhof dan Zentrum Dresden. Hal ini disebabkan demo mereka yang terkadang brutal dan anarkis. Tidak jarang bahkan Helikopter mondar mandir berjaga dari atas.

Peristiwa Marwa el sherbini

Awal saya tinggal di sini, saya sempat heran karena seringnya mendapat tatapan aneh dari orang-orang di dalam Strassenbahn. Mungkin karena saya mengenakan hijab, jadi mereka bingung. Tidak jarang juga saya mendapat pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang di jalan tentang hijab ini. Dari anak kecil, sepantaran maupun orang tua. Rada sulit untuk menjelaskannya. Jadi seringnya saya jawab karena saya menyukainya sembari senyum dan langsung pergi.

Dan kebetulan, saat kami pindah ke Dresden, saat itu adalah sekitar satu tahun setelah peristiwa tewasnya Marwa El Sherbini yang membikin gempar para Muslim di Dresden. Buat yang belum pernah mendengar, Marwa El Sherbini adalah seorang wanita Mesir dan warga Jerman yang tewas pada 1 Juli 2009 saat sidang banding di pengadilan di Dresden. Dia ditikam oleh seorang imigran Jerman etnis dari Rusia, bernama Alex Wiens, dalam kasus pidana karena melanggar hukum verbal; Wiens mengucapkan kata “teroris!!” kepada Marwa di tempat umum karena ia menggunakan hijab. Saat sidang berlangsung, suami Marwa, El-Sherbini yang hadir di persidangan ingin membantu istrinya yang saat itu hendak diserang oleh Wiens – tapi kemudian keliru ditembak oleh polisi di ruang sidang (Alhamdulillah, suaminya selamat walau sempat dalam kondisi kritis).

Kejadian ini menuai aksi protes dari kaum Muslim di Jerman

Saat meninggal, Marwa sedang mengandung 3 bulan anak keduanya, dan ditikam dihadapan anaknya yang berusia 3 tahun. Semoga Marwa mendapat tempat yang mulia di sisiNya. Amin YRA.

Terkait kejadian Marwa tersebut, saya menjadi takut ketika awal pindah ke Dresden. Takut mendapat tatapan sinis, takut mendapat perlakuan yang berbeda oleh orang setempat dan petugas imigrasi setempat dan juga takut tidak bisa berkomunikasi dengan baik. But life must go on.

Masa masa awal di Dresden dan rasisme

Dan benar saja, ada kejadian yang kurang mengenakan saya alami. Kira-kira 6 bulan setelah kepindahan kami sekeluarga ke Dresden, saya sempat mengalami pengalaman tidak menyenangkan. Saya dimaki-maki orang yang tidak saya kenal di satu Haltestelle yang berada di Zentrum Dresden. Saat itu saya sedang menunggu tram/strassenbahn dengan Adriaan yang duduk di babystroller. Kemudian tiba-tiba ada seorang pemuda menghampiri saya sambil marah-marah dan teriak- teriak sembari menunjuk ke wajah saya yang bingung. Semua orang yang berada di sana melihat ke arah saya. Yang saya pikirkan waktu itu, ini orang siapa? Nggak kenal kok marah-marah? Maklum rada lemot juga waktu itu. Ooo…mungkin dia memang rasis. Setelah itu saya langsung pergi meninggalkan orang itu. Melihat saya pergi teriakannya tambah keras dan bahkan mencoba menendang saya dari belakang. Untung Tuhan masih sayang sama saya dan Adriaan. Strassenbahn yang kami tunggu datang dan sayapun langsung naik ke Strassenbahn dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Cerita punya cerita, ternyata memang di Dresden masih ada orang yang rasis, tidak suka dengan orang asing apalagi Muslim. Beberapa teman Indonesia pun pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan selama tinggal di Dresden.

Setelah 5 tahun saya tinggal di sini, baru saya mengerti kenapa sebagian orang Dresden tidak suka dengan orang asing apalagi Muslim. Ternyata pemicunya adalah kecemburuan sosial. Bukan hanya di Indonesia saja yang ada kecemburuan sosial, di sinipun ada. Jerman itu negara demokrasi dan liberal. Pemerintahnya menerima banyak asylum (pencari suaka) yang datang dari berbagai negara konflik di dunia. Asylum ini dianggap membebani pemerintah Dresden karena biaya hidup mereka di subsidi oleh pemerintah. Kebanyakan negara konflik memang negara-negara Islam seperti Irak, Syria, Afghanistan, dll. Tapi banyak juga asylum di Dresden yang berasal dari Rusia dan negara pecahan Rusia dulunya seperti Ukraina, Kazakhstan, Turkmenistan, dll.

Yang memicu kecemburuan sosial itu adalah biaya hidup mereka diambil dari pajak orang-orang yang bekerja. Setiap orang yang bekerja pasti akan dikenakan pajak. Salah satunya ditujukan untuk para asylum ini. Intinya seperti subsidi silang. Yang mampu membiayai yang kurang mampu agar tidak terjadi kesenjangan sosial yang terlalu tinggi. Tetapi sayangnya hal ini malah membuat orang-orang Dresden yang bekerja menjadi kurang suka dan kurang respek dengan orang asing. Mereka pikir sudah capek capek bekerja, sebagian hasilnya malah dikasih ke para pengangguran alias asylum itu. Nah..masalahnya nggak semua orang asing itu asylum dan pengangguran. Orang asing yang bekerja, membayar pajak dan patuh hukum juga banyak. Orang-orang seperti saya dan keluarga juga bayar pajak, tapi toh tetap saja mendapat perlakuan rasis dan tidak menyenangkan di sini.

Pegida

Pegida adalah singkatan dari “Patriotische Europäer gegen die Islamisierung des Abandlandes”. Pegida ini adalah organisasi yang sejak bulan Desember 2014 rutin setiap minggunya mengadakan demonstrasi di Dresden. Organisasi ini protes terhadap Islamisasi yang ada di Jerman. Selain itu isu yang mereka angkat juga mengenai asylum. Biasanya mereka mengadakan demo setiap senin malam. Pesertanya bukan hanya dari Dresden saja, tapi juga dari kota-kota lain di Jerman.

Sejak ada gerakan Pegida, saya dan teman-teman Muslim lainnya lebih berhati-hati dan waspada jika keluar rumah. Kami saling bertukar informasi via WA Pengajian. Para Muslim Indonesia disini berusaha menghindari tempat-tempat yang menjadi treffpunkt atau titik temu para Pegida di Senin malam. Jika tidak perlu, kami berusaha untuk stay di rumah pada hari Senin malam.

Saya secara pribadi memang pernah takut keluar rumah dengan hijab yang saya kenakan semenjak ada gerakan Pegida ini. Tapi Alhamdulillah, sekarang kondisinya lebih membaik. Menurut berita yang saya baca ternyata 79% masyarakat Dresden menyayangkan adanya demo Pegida ini. Dari segala aspek, hal ini memberi dampak negatif untuk Dresden, khususnya aspek Pariwisata. Dresden mendapat kesan kurang welcome dengan berbagai macam ras. Jumlah turis yang akan datang ke Dresden ditakutkan akan menurun jika demo Pegida ini terus berlangsung.

Sikap Pemerintah Dresden

Sikap Pemerintah Dresden patut diacungi jempol. Semakin gencar demo Pegida, semakin gencar pula Pemerintah Dresden menyuarakan bahwa Dresden itu terbuka untuk siapa saja.

Pada 10 Januari 2015 lalu sekitar 35.000 orang Jerman berunjuk rasa menentang rasisme dan xenofobia di Dresden. *Xenophobia: intense or irrational dislike or fear of people from other countries.

Adanya demo Anti Pegida diadakan juga oleh Pemerintah dan masyarakat Dresden. Tanggal 26 Januari 2015 diadakan event besar yang bertema “Offen und Bunt, Dresden für Alle“, yang artinya dalam Bahasa Inggris “Open and Colourful, Dresden for all“.

Ribuan masyarakat Dresden turun ke jalan dan menyuarakan bahwa Dresden terbuka untuk siapa saja. Dresden adalah kota dengan penuh toleransi. Event ini cukup besar dengan dihadiri ratusan seniman dan dimeriahkan oleh performance dari musisi musisi Jerman.

Suasana saat konser “Dresden for all!”

Begitulah sekilas pengalaman yang bisa saya ceritakan tentang tinggal di kota yang masih kental dengan isu rasisme dan utamanya bagi keluarga kami sebagai Muslim. Saya dan teman-teman Muslim lainnya benar-benar harus menjadi duta Muslim yang baik di kota ini. Karena semua kelakuan kita akan mencerminkan kelakuan seluruh umat Muslim. Orang-orang di sini hanya mengenal Islam lewat media saja yang notabene selalu memberi berita negatif.  Doakan agar kondisinya semakin hari semakin membaik dan aman ya…!

——

Foto-foto terlampir adalah milik Meli dan keluarga. Foto-foto dari sumber lainnya terhubung dengan link pada setiap gambar dan beberapa keterangan gambar didapat dari Wikipedia dan situs lainnya.

Pembagian District di Singapura dan Info Mencari Sekolah Anak

858533_10151441582214637_205627387_oAnya Windira –  A mother of two, used to work in an office with shared cubicles before decided to pack her stuffs and flew to Singapore. Likes good friends, good food, and clean houses. Sometimes she tells people that she loves traveling around the world while in fact a trip to wet market is enough to make her happy.

Pembagian District. Biarpun negaranya cuma seuprit (luas Singapura kira-kira sama dengan Jakarta), tapi orang sini tetap suka main cela-celaan distrik lho. Garis besarnya, area di SG itu terbagi 4: North, West, East, dan Central. Dan masalah cela-mencela yang paling heboh adalah East vs West.

Pembagian wilayah Singapura

1. East Region. Stereotypingnya begini, daerah East ini adalah daerah yang paling dekat dengan Changi Airport, jadi daerahnya lebih hidup karena banyak business dan industrial center. Termasuk juga daerah Tampines, Bedok, Kallang, dll. Pada awal berdirinya, konon di East inilah orang-orang Inggris di Singapura membangun beach houses, sehingga rata-rata area di East berkesan lebih ekslusif dibanding di West. Kelemahannya, East ini aslinya banyak rawa, jadi udaranya cenderung gersang dan panas. Dan biarpun bekas rawa, di East tetap banyak area hijau. Selain itu, di East tempat makan enak dan halal lebih beragam dan lebih mudah ditemui dibandingkan dengan area lain di Singapura.

Tempat-tempat di East yang menarik untuk dikunjungi: Outdoor: Pasir Ris Park, Bedok Reservoir Park, East Coast Park. Beberapa tempat menyediakan penyewaan sepeda, space untuk barbeque, camping area, dan watersports.

Bedok Reservoir Park

Cafe-cafe dan toko-toko kecil di East Coast dan Katong Geylang Serai wet market: pasar basah dengan bahan makanan Malay (dan Indonesia) terlengkap. Pada bulan Ramadhan pasar Geylang Serai buka sejak sore hingga malam hari dan ramai dengan pasar Ramadhan.

Katong District: Singapore Peranakan Neighborhood

08 EC Shophouses

Jejeran rumah bergaya kolonial di daerah East Coast yang dipertahankan dan dipakai sebagai shophouses (ruko)

Suasana Geylang Serai saat bulan Ramadhan – ramai menjajakan aneka makanan Malay dan Indonesia

2. West Region. Daerah West ini dulunya hutan dan peternakan, jadi sampai sekarang relatif lebih rimbun dan masih banyak hutan hujan yang terpelihara, seperti Bukit Timah Nature Reserve dan Bukit Batok Nature Park. Tapi, area West yang paling ujung dekat dengan jembatan menuju Johor Bahru (daerah Tuas), yang mana di sana adalah lokasi heavy industrial area sehingga daerah itu lebih berpolusi.

Little Guilin, Bukit Gombah yang masih satu area dengan Bukit Batok

Daerah West juga sering dianggap lebih kumuh karena banyak non Singaporean dan blue-collar worker yang tinggal di sini. Selain itu mungkin karena jauh dari main business center, perkembangan area ini relatif lebih lambat dibandingkan East. Baru setelah tahun 2010 di area ini mulai banyak mall dan perkantoran.

Tempat-tempat menarik di daerah West: Outdoor: West Coast Park, Bukit Timah Nature Reserve, Chinese Garden/Jurong Lake, bersepeda menyusuri Park Connectors Singapore Science Center Nanyang Technical University dan National University of Singapore (main campus).

09 Ulupandan

Ulu Pandan Connector Bridge adalah salah satu spot foto favorit untuk jogger atau fun cyclist

10 Chinese Garden

Chinese Garden dan Jurong Lake

11 Kidstop

Kidstop, salah satu atraksi di Singapore Science Center, dimana anak-anak bisa mencoba berbagai pengalaman di dunia ‘orang dewasa’, seperti belanja di supermarket, melakukan ekskavasi fosil dinosaurus, menjadi cameraman untuk acara TV, dan banyak lagi

“Perseteruan” East vs West ini biarpun banyak jadi bahan candaan, kadang dianggap serius lho oleh orang Singapura, terutama bila dihubung-hubungkan dengan politik. Kalau saya dan teman-teman sih paling becandaannya seputar perlu atau enggaknya bawa paspor dan sikat gigi kalau main-main ke daerah West 🙂

 3. Central Region: adalah area yang paling keren. Harga properti di sini jauh lebih mahal dibanding area lain sehingga daerah ini dianggap sebagai daerah orang kaya-nya Singapura. Tempat-tempat seperti Orchard Road, Bugis, dan Marina Bay Sands, semua berlokasi di Central Singapore. Jadi biasanya, orang yang tinggal di Central jadi bahan disirikin sama yang lain. Paling gaya soalnya 🙂

Suasana Orchard Road saat menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru

Tempat menarik di Central Area: selain tempat-tempat yang umumnya ada di panduan wisata ke Singapura, ada juga Bishan park, taman kota yang dibuat bergaya ‘kampung’, atau hiking di MacRitchie Reservoir.

Bishan Park

March 25 2015: A poster of elder statesman Lee Kuan Yew is surrounded by messages of support and flowers outside the Singapore General Hospital.

4. North Region terbagi menjadi dua: Northwest (Woodlands, Kranji, dll) adalah daerah yang terjauh dari Changi Airport dengan jalur kereta yang paling tidak reliable :), tapi harga sewa rumah biasanya lebih murah, dan biasanya apartemennya pun lebih luas. Sedang daerah Northeast (Sengkang, Punggol), karena termasuk daerah termuda, kelebihannya adalah umur apartemen yang masih baru dan demografis penghuni yang umumnya pasangan muda.

Tempat menarik di Northwest: Selain Singapore Zoo, banyak area urban farming yang terbuka untuk umum, misalnya Bollywood Farm di area Kranji, atau Urban Barn and Farm di daerah Bukit Panjang. Ada juga Sembawang Park dimana masih terdapat pantai yang natural (karena hampir semua pantai Singapura adalah hasil reklamasi).

Singapore Zoo

Salah satu plang di Bollywood Farm

Sembawang Park Playground

Faktor-faktor yang harus dipikirkan oleh calon mamarantau dalam memilih district untuk apartemen di Singapura:

Biasanya yang pertama dilihat adalah jarak dari rumah ke kantor. Karena biarpun negara ini kecil, tapi kalau punya rumah di West dan kantornya di East lumayan juga lho, bisa menghabiskan 1.5 jam untuk berangkat ke kantor.

Kemudian, untuk yang punya anak usia SD, sebaiknya mengecek SD yang ada di sekitar rumah, apakah semua SD unggulan, atau ada SD papan tengah. Alasannya kenapa? Karena sistem penerimaan SD (primary school) di Singapura ini SANGAT kompetitif. Level kompetisinya mungkin sama dengan jaman saya mengikuti UMPTN.

Sistem penerimaan SD di sini terbagi dalam beberapa fase:

  • Fase 1: Pendaftaran dibuka untuk anak yang saudara kandungnya sedang bersekolah di primary school tersebut.
  • Fase 2A: Pendaftaran dibuka untuk anak yang orangtua atau saudara kandungnya adalah alumni SD tersebut, atau yang orangtuanya adalah staf di sekolah tersebut.
  • Fase 2B: Pendaftaran untuk Singaporean Citizen yang orangtuanya adalah volunteer di SD tersebut.
  • Fase 2C: Pendaftaran untuk Singaporean Citizen atau PR yang belum masuk di fase 2B. Sekolah akan mendahulukan Citizen dalam penerimaan.
  • Fase 3: Pendaftaran untuk foreigner dan pendaftar yang tidak mendapat kursi di fase 2C.

SD unggulan di Singapura umumnya sudah penuh oleh Singaporean citizen di fase 2B. Sehingga anak-anak PR dan foreigner biasanya memilih untuk mendaftar di SD non unggulan yang jaraknya dekat rumah. Yang repot kalau SD di sekeliling rumah adalah unggulan semua. Biasanya Ministry of Education (MOE) akan meng-assign anak tersebut di SD yang masih punya kursi kosong, yang tak jarang lokasinya jauh dari rumah si anak. Sehingga banyak foreigner yang terpaksa pindah rumah demi bisa tinggal dekat sekolah.

Sementara untuk masuk ke level SMP (Secondary school), sudah ditentukan berdasarkan nilai ujian akhir, disini disebut PSLE (Primary School Leaving Examination). Jadi jarak tidak terlalu berpengaruh. Urusan kedekatan dengan amenities (supermarket, fasilitas kesehatan, public transport, wet market), biasanya tidak jadi masalah, karena umumnya di setiap daerah perumahan terdapat fasilitas yang lengkap.

Komunitas Orang Indonesia di Singapura. Ibu-ibu rumah tangga di sini umumnya mengikuti kelompok keagamaan. Untuk yang beragama Nasrani, biasanya ada perkumpulan keluarga dari majelis persekutuan gereja masing-masing. Majelis ini cukup aktif mengadakan family gathering. Bisa juga mendapat teman yang anak-anaknya ikut sekolah Minggu yang sama.

Untuk yang Muslim, di sini ada pengajian Muslimah yang dibuat per distrik dan diatur oleh IMAS (Ikatan Muslim Singapura). Membuat kelompok pengajian di Singapura tidak bisa sembarangan, harus terkoordinir. Begitupun untuk menjadi guru mengaji, seseorang harus mendapat ijazah melalui ujian yang diadakan oleh Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS). IMAS juga mengadakan kajian rutin di Mesjid Istiqamah KBRI Singapura yang mengundang pembicara dari Indonesia. Acara ini dikenal sebagai Saung Istiqamah dan sering jadi ajang silaturahim keluarga Muslim di Singapura. Selain itu, setiap bulan Ramadhan ada buka puasa bersama umat Muslim Indonesia di Singapura. Serunya, hidangan berbuka disuplai oleh semua kelompok pengajian ibu-ibu Indonesia se-Singapura.

Kelompok tahsin

Kelompok tahsin tempat saya bergabung ikut berpartisipasi menyiapkan makanan untuk Iftar IMAS tahun 2014 lalu.

Ada juga perkumpulan orang-orang dari latar belakang etnis yang sama, misalnya Paguyuban Pasundan Singapura dan KUA (Keluarga Urang Awak). Dari Paguyuban Pasundan terbentuk Indonesia Angklung Ensemble, yang cukup sering tampil di acara-acara lokal Singapura seperti Soundwaves 2012 Asia Major, Singapore Heritage Festival, dan banyak event lainnya.

13 Angklung

Indonesia Angklung Ensemble tampil di Botanic Gardens dalam salah satu rangkaian acara SG50 Celebration (50 tahun kemerdekaan Singapura)

Pementasan di Esplanade Open Theater 2011 oleh Indonesia Angklung Ensemble

Selain itu ada juga komunitas informal seperti komunitas futsal, bulutangkis, lari, dan tim basket amatir. Saya sendiri bergabung dalam kelompok pengajian dan mamarunners. Karena sama-sama berada di rantau, yang awalnya hanya untuk mencari teman yang punya minat yang sama, ternyata lama-lama jadi seperti saudara. Selain punya banyak teman, banyak informasi yang saya dapat dari teman komunitas. Contohnya info katering (dari mulai pempek sampai tumpeng) dan rekomendasi pembantu jam-jaman. Lalu ada info tukang pijat, tukang urut keseleo, sampai tukang cat murah meriah dan jasa penukaran uang. Yang paling dicari tentunya info preorder barang-barang dari Indonesia. Jadi biarpun tidak tinggal di Indonesia, kami semua cukup up-to-date dengan apa-apa yang sedang hits di Indonesia, mulai dari cireng bumbu rujak sampai jilbab Hana! (yang nggak kenal jilbab Hana silakan google yaa).

—–

Anya: Instagram @lengkengaddicts. Semua foto terlampir adalah milik Anya dan beberapa foto penunjang terhubung langsung dengan link foto asli.

Merantau di Oslo

JenaJena Sapyera Qadar – I am a 31 yo Carpicornian working mom, who is loving every single day spent in Oslo with her fantastic team at work and even more more more awesome team at home! A grateful wife of a loving husband/bestfriend/boyfriend/stalker Abi (31 yo) and mother of a sassy beautiful daughter Kinasih (2 yo).

Merantau di Oslo. Pada tahun 2007, saya mendapatkan beasiswa dari pemerintah Norwegia untuk Master of Philosophy in Peace and Conflict di University of Oslo (UiO) dan lulus tahun 2009. Dari lulus sampai hari ini saya bekerja untuk Keystone Academic Solutions, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang higher web education marketing. Gak kerasa, saya sudah hampir 8 tahun tinggal di Oslo.

tumblr_msl7wuK7gf1qdjy2fo1_500

❤SLO

Suami saya Abi, salah satu sahabat dari jaman kuliah HI UNPAR (Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung), meninggalkan karirnya di Indonesia dan menyusul ke Oslo di tahun 2011 untuk ambil kuliah lagi.

With Abi (and KInasih inside my tummy) - Summer 2012

With Abi (and Kinasih inside my tummy) – Summer 2012

Setahun setelahnya, putri pertama kami, Kinasih, lahir di bulan December 2012. Setelah maternity leave saya selesai di akhir tahun 2013, Abi lanjut bekerja dari rumah dan sekalian jadi stay at home dad dan full-time chef of the house. Sekarang Abi juga sedang menekuni Juijitsu dan mulai sering ikut turnamen di Norwegia dan negara Eropa lainnya. Oya, kita semua sudah punya permanent residence permit di sini.

Kalau di Indonesia ada 17 Agustusan, di Norway kita merayakan "17 May"an. Alias hari ulang tahunnya Norway

Kalau di Indonesia ada 17 Agustusan, di Norway kita merayakan “17 Mei-an” untuk merayakan hari jadi Norwegia yang disebut “syttende mai” (meaning May Seventeenth) atau Nasjonaldagen (The National Day). Kinasih di foto ini sedang pakai “bunad”, baju tradisionalnya Norway.

Walau lahir di Norwegia, Kinasih tidak otomatis menjadi warga negara sini, namun mengikuti status kependudukan dan warga negara orangtuanya. Lain halnya jika  salah satu ortu adalah warga negara Norwegia, anak tersebut bisa memiliki dua kewarganegaraan dari masing-masing ortunya. Kendati demikian, anak yang lahir di sini mendapat perlakuan yang sama dengan semua anak lain (yang citizen).

Setiap bulannya, Kinasih mendapat uang saku dari pemerintah Norwegia dari lahir sampai usianya mencapai 18 tahun, jumlahnya 970 NOK per bulan (sekitar 1,6 juta IDR). Uang tersebut bisa ditabung sampai waktu dia bisa memutuskan sendiri mau dipakai untuk apa. Berdasarkan hukum, orangtua hanya bisa menyarankan dan mengarahkan, tapi anak yang memutuskan. Idealnya ditabung buat biaya kuliah.

WithKinasih

Dengan Kinasih dari waktu ke waktu

Orang tua juga boleh ambil maksimum 20 hari per tahun untuk merawat anak yang sakit di rumah tanpa dipotong gajinya, ditambah dengan pelayanan kesehatan yang diberikan gratis oleh pemerintah, dan day care juga sangat disubsidi oleh pemerintah.

Maternity Leave. Di Norwegia, paid leave bisa maksimum 59 minggu untuk ibu (ini termasuk maksimum 12 minggu buat para ayah). Dan Ini tidak termasuk 4 minggu libur (untuk ayah dan ibu) per tahun. Setelah itu kalau mau unpaid leave bisa maksimum satu tahun. Pemerintah menjamin semua ibu dan ayah untuk kembali punya jabatan yang sama di kantor.

Sesi berenang dengan Kinasih

Babysvømning

Untuk ibu yang tidak bekerja, bisa mendapat allowance 1x dari pemerintah Norwegia sekitar 35,000 NOK (NOK = Norwegian Krone. 1 NOK = 1600 IDR, jadi kira-kira dapet 56 juta). Sementara kalau Ibu bekerja, bisa mengambil pilihan, apakah mau yang 80% earning per tahun + ambil paid leave maksimum 59 minggu maternity leave atau 100% earning + ambil maksimum 49 minggu maternity leave. Dibayarnya per bulan seperti gajian biasa dan dipotong pajak.

Pajak. Sudah bukan hal yang baru bahwa pajak di negara-negara Skandinavia cukup tinggi, Pajak pendapatan di sini normalnya adalah 36% dari gaji dan progresif tergantung jumlah income per tahun. Kalau gaji melebihi 550.000 NOK per tahun, pajaknya naik 9% (jadi 45%). Kalau melewati 885.000 NOK pajak tambahan naik 12% (jadi 48%). Ohya, earning yang didapatkan ketika cuti hamil ada batasnya, maksimalnya adalah 475.000 NOK per tahun (sebelum pajak 36%). Jadi kalaupun gaji biasanya lebih dari ini, dapatnya pas cuti hanya 475.000 NOK in total (sebelum pajak).

Namun untuk pekerja internasional, ada yang namanya standard deduction for foreigners: dua tahun pertama bekerja di Norway bisa apply deduction 10% dari gross income dan max 40.000 NOK per tahun; ini enak banget semacam pendapatan tambahan di dua tahun pertama! ☺

Hal-hal yang perlu diketahui sebelum pindah ke Oslo.

Cuaca. Awalnya mungkin cuaca ya, di musim dingin suhu di Oslo bisa mencapai -20 derajat celcius. Tapi sekarang saya dan Abi sudah biasa. Kinasih yang lahir di sini kayaknya kuat-kuat aja, bahkan makin nyenyak bobonya kalau udaranya dingin.

tumblr_mgxrn7Ss761qdjy2fo1_500

Suhu minus pun tetap dijabanin jalan-jalan

Bahasa. Walau di sini hampir semua orang bisa bahasa Inggris, orang Norwegia kebanyakan terkenal agak tertutup dan terkesan agak kurang ramah di tempat umum. Mereka tidak akan menyapa sama sekali sampai mereka benar-benar kenal sama kita. Banyak yang bilang kalau seorang pendatang yang introvert harus kerja keras dua kali lipat untuk cari teman di sini. Kalau sudah kenal, orang lokal sini sebetulnya sangat baik sekali.

Syttende mai (the 17th of May) at Youngstorget

tumblr_mmy54fJBCC1qdjy2fo1_500

Cara untuk bertemu dengan orang Norwegia yang instan ramah ada dua: setelah mereka minum alkohol dan kalau berpapasan di alam terbuka jauh dari kota (sedang hiking atau skiing di pegunungan!) 🙂

Jam kantor. Selain itu jam kantor mereka sangat fleksibel, ramah keluarga dan juga ramah matahari! Banyak perusahaan besar di sini yang mengizinkan karyawannya kerja efektif dari jam 8-4. Tapi secara umum, jangan harap bisa bertemu rekan kerja dan bos setelah jam 4 sore – apalagi ketika musim panas…! Beberapa perusahaan tutup jam 3 supaya karyawannya bisa ada waktu bersama keluarga, dan menghabiskan waktu di bawah matahari. Dalam hal bisnis, orang sini juga tidak begitu suka dengan hierarki.

Out of 5 millions lucky people who live in Norway, these owner of beautiful houses by the sea are probably even luckier

Out of 5 millions lucky people who live in Norway, these owner of beautiful houses by the sea are probably even luckier

tumblr_mrl3vfifar1qdjy2fo1_500

Suasana di Radhusplassen (“The City Hall Square”) saat musim panas.

Mutu pelayanan. Satu hal yang mungkin saya anggap cukup mengganggu (sebagai orang Asia yang selalu mengedepankan konsumen) adalah kurang berkembangnya service industry. Konsumen di sini dibiasakan untuk tidak manja, which is definitely fine, tapi saya rasa mereka paling tidak bisa lebih ramah. Untuk lebih lengkapnya lagi, menurut saya artikel ini sangat menggambarkan dengan lengkap hal-hal yang bisa jadi potensi culture shock di sini.

This one by Inti, a chilean street artist, transformed the whole side of a building to a great piece of art. at Jens Bjelkes Gate

Yang tak bisa terelakan kalau ke Oslo adalah mural, street art, dan grafiti yang tersebar di sudut kota. This one by Inti, a chilean street artist, transformed the whole side of a building to a great piece of art. at Jens Bjelkes Gate

Bersepeda. Walau jalanan di Oslo tidak sedatar Amsterdam, Berlin, atau kota Eropa lainnya, hampir semua orang di sini punya sepeda.

At Youngstorget : for distances of up a few kilometers, bicycling is often faster than public transportation.

Kita sering bawa Kinasih dari semenjak bayi muter-muter pakai sykkelvogn (trailer).

Kami sering bawa Kinasih dari semenjak bayi muter-muter pakai sykkelvogn (trailer).

Tapi kalau pun tidak punya sepeda, semua warga termasuk turis bisa pinjam sepeda kota di Oslo Bysykkel.

Deretan city bikes

 Kegiatan dengan Komunitas Indonesia di Oslo. Kami sekeluarga cukup sering bertemu dengan teman-teman dari Indonesia. Dulu pas jadi mahasiswa, nongkrongnya cuma sama mahasiswa lain, dan rasanya lebih sering dapat undangan makan-makan dari KBRI daripada sekarang pas sudah bekerja. Berkesan banget pas jadi mahasiswa karena sering diundang ke dapurnya Ibu Retno Marsudi (sekarang menjabat sebagai Menlu) dan dibungkusin bekel sebelum pulang! Hahahaha. Mungkin sama seperti negara lain ya, biasanya KBRI mengadakan acara silaturahmi di Wisma Indonesia untuk merayakan hari-hari besar nasional, perpisahan atau kedatangan staff baru, atau kunjungan dari staff pemerintah Indonesia.

Lebaran di Wisma Indonesia

Lebaran di Wisma Indonesia tahun 2014 lalu: yang berada di tengah adalah Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia, Bapak Yuwono A. Putranto.

tumblr_mroro9Rabr1qdjy2fo1_500

Merayakan 17 Agustusan di Wisma Indonesia, Oslo.  Final tarik tambang; lumayan, pulang dapet giftcard sejumlah 200 NOK 😉

Kebanyakan sekarang sering ketemuannya dengan teman-teman Indonesia pekerja, atau ibu-ibu beranak satu (atau dua). Paling sedih kalau ada teman-teman Indonesia yang harus pulang atau pindah ke negara lain.

Berkeliling di Oslo

Kami tinggal di dalam Schous kulturbryggeri, sebuah kompleks budaya yang diatur oleh Departemen Kebudayaan kota Oslo. Selain Schous Beer Brewery dan rumah Kinasih, ada 4 gedung kegiatan lain di kompleks ini: Øvingshotellet (studio band besar dengan 49 kamar yang bisa disewa), Riksscenen (tempat konser/performance untuk folk music and dancing), dan Popsenteret (an interactive museum of popular music).

Schous Kulturbryggeri

Di antara gedung-gedung ini, ada satu plaza besar tempat Kinasih main sepeda/lempar-lemparan salju sama babehnya/ngumpulin batu/main di kubangan air/apapun tergantung musimnya.

Banyak teman yang pindah ke pinggiran kota Oslo karena ingin hidup yang lebih tenang setelah punya anak atau mau punya rumah besar dengan kebun sendiri. Kita sebaliknya malah makin cinta hidup di tengah kota, dengan banyaknya pilihan taman dan tempat bermain buat Kinasih!

tumblr_n4did6uvur1qdjy2fo1_500

Berjemur pagi…! Ketika musim panas suhu bisa mencapai 32 derajat C.

Pemandangan dari jendela apartemen kami

Ditambah lagi, di belakang rumah kita juga sudah punya kebun besaaaaaaaaar sekali bernama Oslo Botanical Garden!

Oslo botanical garden (Botanisk Hage) – Si kepala Botanisk Hage ini adalah teman kami, orang Denmark yang cinta sekali sama Indonesia dan pernah tinggal di Bogor lama. Pernah kita bawain tempe mendoan dia senang banget.

Ketika musim semi di sudut Oslo Botanical Garden

Saat summer dengan berbagi warna-warni bunga bermekaran

Di sepanjang Akerselva (sungainya Oslo) ini banyak taman yang disebut dengan Akerselva miljøpark – adanya di sepanjang sungai mulai dari Maridalsvannet (danau yang airnya buat air minum kota) di Oslomarka, melewati daerah Nordre Aker, Sagene, Grünerløkka (rumah kita yay!), sentrum dan Grønland, sampai ujungnya di Bjørvika.

Akerselva saat winter

Akerselva saat  summer

Jalur nganterin Kinasih ke TK

Akerselva di daerah dekat Maridalsvannet (belakang Oslo tekniskmuseet)

Satu spot kecil setelah Åmotbrua bisa juga buat piknik dadakan sembari menyusuri sungai

Satu spot kecil sebelum Åmotbrua (depan Oslo National Academy of the Arts (Kunsthøgskolen i Oslo)

Spot Akerselva yang namanya Myraløkka.

Setiap musim gugur, atau autumn equinox, selalu ada yang namanya Elvelangs i fakkellys di sepanjang Akerselva untuk merayakan siang dan malam yang jumlah jamnya sama. Dari jam 8 sampai 11 malam, semua lampu sepanjang sungai dimatikan dan digantikan oleh 4000 obor dan lilin.

Elvelangs i fakkellys 2014

Dua blok dari rumah ada taman Olav Ryes Plass, kadang suka ada amusement park dadakan ditambah food stalls dari berbagai negara. Favorit kita tentunya adalah tenda makanan Asia!

Untuk amusement park beneran, kita bisa nyetir ke Tusenfryd, sekitar 30 menit dari rumah. Sayangnya cuma buka ketika summer (dan beberapa hari di musim gugur di mana pemandangan sekitarnya cantiiiiiiiik banget).

Tusenfryd is an amusement park at Vinterbro, Norway. The park is located 20 kilometers south of Oslo.

tumblr_nczfv0FYrw1qdjy2fo1_500

Tiap summer kita selalu naik sepeda di sepanjang sungai Akerselva dan berenang di dua tempat berikut ini:

Solsiden di Nydalen. Ini sebenarnya bagian dari sungai Akerselva yang dijadikan kolam, dan kelihatannya seperti bendungan mini. Sekitar 4 km dari rumah.

Jena1

Solsiden

Ada juga Frognerbadet Open-Air Public Bath yang hanya buka ketika musim panas (pastinya). Lalu di belakang Teknisk museum ada satu spot sungai Akerselva yang jadi favorit kita semua, tempat Kinasih ngejar ikan. Sekitar 6km dari rumah.

Tempat berenang/sunbathing lain di Oslo yang ok adalah Paradisbukta, satu pantai kecil sekitar 9 km dari rumah.

Baby cinema. Ada tiga bioskop di Oslo (Ringen Kino, Colosseum dan Symra) yang tiap minggu (Senin sampai Kamis saja) menayangkan film baru di siang hari untuk orang tua yang mau nonton bawa bayi. Lampunya diredupkan dan suaranya lebih kecil. Ibu-ibu bisa nonton sekalian menyusui, bapak-bapak bisa nonton sembari gendong bayi yang bobo atau mencoba bobo, dan anak-anak bisa ada yang nangis atau teriak-teriak. Semuanya tentu saja cuek, namanya juga baby cinema!

With Abi, summer 2012

TK Kinasih juga buka kalau weekend: Grunerhagen Barnehage. Bisa jadi pilihan kalau mau ajak jalan-jalan.

tumblr_mlrrc45h7s1qdjy2fo1_500

Penampakan gedung Grunerhagen Barnehage

Di sebelah kantor ada yang namanya Child Planet Atlantis, semacam area bermain indoor yang temanya Atlantis, jadi bisa lihat ikan di langit-langit, ada cumi-cumi raksasa dan dekorasi bawah laut lainnya. Last but not least, IKEA – di Oslo ada dua, Furuset dan Slependen, dan kita biasanya pergi ke yang pertama karena paling dekat ke rumah. Other notable places which Kinasih can wander around at:

Aker Brygge, dermaganya kota Oslo dan Tjuvholmen, di sebelahnya

Sofienbergparken – kalo sedang musim panas selalu penuh sama yang piknik atau cuma sunbathing. Karena di sini seringnya dingin, kalau ketemu matahari orang-orang suka langsung sunbathing (ga peduli lokasinya di mana asal di atas rumput dan di bawah matahari).

Summmeer

Kalo winter, bisa jadi tempat main petah umpet juga 😉

Public spaces lainnya yang menarik dikunjungi di Oslo: Norwegian Museum of Science and Technology atau Norsk Teknisk Museum.

museu

Norsk Teknisk Museum.

Deichmanske bibliotek yang di Schous plass – setiap tahun Oslo Comic Expo diadakan di perpustakaan yang ini.

Astrup Fearnley Museum of Modern Art – tidak hanya isinya yang menarik, tapi luar gedungnya juga:

The Astrup Fearnley Museum of Modern Art is a privately owned Contemporary Art gallery in Oslo in Norway. It was founded and opened to the public in 1993.

Bjørvika. Pemerintah kota Oslo bermaksud untuk membangun kembali daerah dermaga tua dan daerah industri dan proyek ini dinamakan the Barcode Project. Saya rekomendasikan jalan-jalan di sekitar kompleks gedung ini, selain arsitekturnya yang cameragenic juga banyak detail yang menarik seperti parkiran sepeda ini:

Museum of Cultural History (kulturhistorisk museum)

Nobel Peace Center (Nobels Fredssenter) – tentunya sebagain anak HI sejati semua tamu harus ikut saya mengunjungi museum ini!

Kira-kira setiap bulan, public installation di Oslo Central Station (Oslo S) berubah-rubah gitu, seru banget.

Oslo Central Station

Oslo Sentralstasjon

 Momen paling favorit di Oslo S adalah ketika satu seniman favorit saya David Shrigley bikin instalasi ini:

Markveien – jalanan ini paralel sama jalanan rumah. Hampir tiap hari kita jalan di sini. Banyak toko yang buka juga di hari Minggu.

Markveien

Markveien

Selain tempat-tempat di atas, berikut beberapa tempat lain yang tidak boleh dilewatkan kalau jadi turis di Oslo adalah: Oslo Opera House – saya suka sekali dengan gedung ini! Salah satu tempat yang harus harus harus dikunjungi. Interiornya bagus, mulai dari lobby, cafe, atap, sampai toiletnya. Gedung ini didesain oleh kantor arsitek Snøhetta, dan menang award internasional di tahun 2000. Pemerintah ingin menjadikan gedung ini sebagai landmark negara dan juga sebagai fondasi pembangunan kembali daerah Bjørvika.

Oslo Opera House: the building, designed to resemble two glaciers colliding, opened in 2008.

A warm summer evening and an outdoor concert bring a crowd to the Oslo Opera House, home to the Norwegian National Opera and Ballet.

Vigelandsparken (The Vigeland Park) – the world’s largest sculpture park (ada 200 patung!) yang dibuat sendirian oleh seniman Gustav Vigeland.

Ini video mengenai si taman beserta museumnya:

Ekebergparken – sculpture park ini juga satu national heritage park untuk penduduk kota Oslo dan baru dibuka tahun 2012. Holmenkollen – tempat ski jump, ski museum, dan banyak event olah raga internasional Tjuvholmen – ini daerah di mana ada Astrup Fearnley Museum. Kadang kalo lagi nongkrong di sini anginnya bikin sebel tapi pemandangan ke arah lautnya indah banget. Lalu ada juga Akerhus Festning:

Akerhus Festning terlihat dari dermaga Aker Brygge

The castle aka rumah Raja Harald dan Ratu Sonja:

The Royal Palace

tumblr_mvox6k7B6j1qdjy2fo1_500

Karl Johans Gate: is the longest pedestrian street in Oslo viewed from the Castle/ The Royal Palace. Oslo Sentralstasjon is at the end of the street.

Frognerseteren Restaurant interiornya keren banget! Kayak ada di Valhalla. Kalau mau nyobain sesuatu yang beda banget, ada tenda-tenda/restaurant kayak ini di sekitar tempat nyewa sledging.

Pas musim dingin sebelum natal, mesti juga ngunjungin Christmas market di Spikkersuppa:

Denger-denger tempat ini (The Mini Bottle Gallery) juga cuma ada satu-satunya di dunia perturisan:

The Mini Bottle Gallery. Tens of thousands of tiny bottles stuffed with various items

Depan rumah kami ada mini golf! Namanya Grünerløkka Minigolf Park dan kita ngga yakin kapan buka dan tutup. Tapi yang pasti kalau ada matahari (dan ngga ketutup salju) dia pasti buka. Kita belum pernah sekalipun ke sana tapi tempat ini selalu ramai (tentunya pas ada matahari).

Mini golf depan rumah

Tiap tahun banyak banget festival musik di Oslo. Favorit saya ada dua, By:Larm tiap menyambut spring, sama Øyafestivalen tiap summer. Terakhir ke sana venuenya masih di Medieval Park, tapi sekarang sudah pindah ke Tøyenparken (cuma 10 menit jalan dari rumah).

Nonton Blur di Øyafestivalen

Nonton Blur di Øyafestivalen

Kinasih juga senang diajak nonton konser

Kota lain di Norwegia yang membuat saya jatuh cinta:

Bergen – kota besar kedua di Norwegia yang dikelilingi oleh 7 fjord dan 7 gunung. Selain alamnya yang charming dan punya banyak pilihan hiking, kota ini juga terkenal untuk indie/underground music scene yang sangat aktif. Dulu pas kuliah saya sering dengar soal “Bergen Wave”, semacam trend musik lokal dari Bergen yang berkualitas tinggi! Termasuk Kings of Convenience, Erlend Øye, Sondre Lerche, Röyksopp, dll.

Bergen saat musim gugur

Salah satu Fjord di Bergen

Flåm – just o my god. Ini bukan kota sih, desa tepatnya. Cuma ada 350 orang di desa ini (hahaha jadi ketawa sendiri pas nulisnya). Desa ini terkenal sekali dan tempat asal salah satu merek minuman favorit saya dan Abi: Ægir. Jadi kalau mampir Flåm bisa juga berkunjung ke brewery Ægir. Dan waktu kita road trip ke Bergen, sengaja ambil rute yang melewati Flåm. Pemandangannya breathtaking!

Oslo-Bergen via Flåm. Not far from here is the Lærdal tunnel. 24.3km of tunnel. Longest in northern europe.

Oslo-Bergen via Flåm. Not far from here is the Lærdal tunnel. 24.3km of tunnel. Longest in northern Europe.

Lihat deh video Ian Wright berkelana ke Flåm melewati fjord dan pegunungan Norwegia di sini.

tumblr_ncbasey5Rl1qdjy2fo1_500

The scenery is amaaazing! We love Flåm!

 Hardangervidda – bukan kota juga tapi sebuah mountain plateau (dataran tinggi) yang pemandangannya is just out of this world! Kalau kata Abi rasanya seperti ada di Skyrim atau Rohan.

The Qadar Family

The Qadar Family in Hardangervidda National Park. Hardangervidda is a mountain plateau (“vidde” in Norwegian) in central southern Norway, covering parts of the counties of Buskerud, Hordaland and Telemark.

Oke, segitu dulu ceritanya untuk jalan-jalan di Oslo. Postingan berikutnya saya akan berbagi tempat makan dan belanja favorite kami sekeluarga di sini, stay tuned..! 🙂

—————

Untuk foto-foto lain di Oslo dari Jena goldfishvspiranha.com dan Abi abiqadar.tumblr.com. Instagram: @jspyr @abiqadar. Foto-foto terlampir adalah karya Jena dan Abi, beberapa foto penunjang lainnya terhubung langsung dengan link image tersebut.