Dita Wistarini – Mom of The 3logy: Arwen, Leia, and Neo. Food photographer, co-author Food Photography Made Easy by 4Rana, cake artist. Love anything that related to arts and crafts. Previously lived in Kuwait for 7 years, now residing in New York City.
Dita dan Keluarga
Saya Dita Wistarini atau biasa dipanggil Mamin adalah ibu rumah tangga plus plus; hahaha, maksudnya ibu rumah tangga juga harus plus karya…! Dengan kemewahan waktu kita sebagai ibu rumahtangga, harus bisa dimanfaatkan dengan berkarya. Hal-hal yang menarik minat saya adalah Food Photography/Styling dan segala sesuatu yang berhubungan dengan arts & crafts.
Merantau tujuh tahun di Kuwait (2007 -2014)
Buat saya, keluarga adalah segalanya. Home is where my family is, wherever we are. Petualangan ke Kuwait semata-mata terwujud karena keinginan untuk memberi warna kehidupan anak-anak kami. Kami ingin mereka kaya pengalaman hidup apapun bentuknya dan bisa terekspos dunia internasional. Saat Papin (Papa Pinot), suami saya mendapat tawaran untuk kerja di Kuwait, dengan mantap kami iyakan, karena kami pikir ini adalah batu loncatan yang sangat bagus.

Kuwait Tower: Foto keluarga ini diambil 10 jam sebelum kami mengakhiri perjalanan 7 tahun kami di Kuwait, tahun 2014 lalu.
Tak peduli Kuwait itu seperti apa dan bagaimana. Mimpinya hanya ingin berpetualang. Apalagi posisi Kuwait ada di tengah, jadi kalau kami ingin lanjut petualangan berikutnya, sudah bakal lebih mudah nantinya.

Posisi Kuwait – di tengah dunia
Hal-hal umum tentang Kuwait:
Mata uang. Kuwait adalah negara dengan nilai mata uang tertinggi di dunia. 1 Kuwait Dinar berkisar antara IDR 43.000-44.000. Bahkan pernah tembus IDR 45.000. Komoditas ekspor negara ini tentunya minyak, tidak ada yang lain. Karena Kuwait tidak membuka diri menjadi daerah tujuan wisata.

Kuwaiti Dinar mata uang tertinggi di dunia, saat ini 1 KWD adalah 43.534 IDR (yup!!)
Bahasa yang umum digunakan adalah bahasa Arab dan bahasa Inggris. Tapi karena Kuwait itu berisi 70% expatriates yang bekerja di berbagai sektor, jadi bahasa Inggris sangat umum digunakan.
Kuwaiti atau warga Kuwait biasanya bekerja minimal pada level manajer. Mereka hidup sejahtera dan terjamin. Tidak ada Kuwaiti pekerja kasar. Setiap bulan mendapat pasokan bahan pokok dari pemerintah.
Setiap hari Kemerdekaan Kuwait, mereka mendapat hadiah dari pemerintah masing-masing 1000 Kuwait Dinar. Per orang ya, jadi kalau sekeluarga ada 5 orang, totalnya dapet 5000 KD. Sayangnya keluarga kami ga dapet hadiah bak durian runtuh ini, karena walau tinggal dan bahkan anak ketiga kami, Neo, lahir di sana, statusnya bukan sebagai warga negara.

Arwen dan Leia merayakan Hari Nasional Kuwait yang dirayakan pada tanggal 25-26 Februari setiap tahunnya
Kreativitas dan inovasi boleh dibilang sangat terlambat mereka miliki. Mungkin karena mereka terbiasa hidup dilayani, mereka jarang yang punya mental create. Lebih sebagai bangsa pemakai.

The joyous Hala February Festival is one of the major festivals in Kuwait. This month long festival is of special significance for Kuwaitis as the National Day and Liberation Day of the nation of Kuwait fall in this very special month.
Karakter Kuwaiti. Selama hidup di Kuwait kami berusaha blending dengan Kuwaiti. Berusaha menjalin networking dan berteman dengan Kuwaiti. Selama ini kami banyak belajar tentang karakter Kuwaiti dari teman-teman kami. Biasanya yang udah sekolah di luar Kuwait atau lama tinggal di luar Kuwait, punya mental yang beda. Kalo yang lama tinggal di Kuwait sering kami temui lebih kampungan kelakuannya. Iya mereka super kaya, tapi kelakuan zero dan sombong minta ampun, cenderung merendahkan bangsa lain.
Tapi again, hal-hal seperti ini dinikmati saja sebagai bagian dari chapter cerita hidup kami. Oh iya, satu kesamaan yang mereka miliki, rata-rata kalo ngomong setelannya kenceng. Hahahaha….awal-awalnya suka kaget karena mau ngomong baik pun mereka nadanya keras. Tapi lama-lama terbiasa juga.

Woman sells Kuwait traditional hand-woven textile, Sadu, in Souk Jumah. Some European tourists bargaining the price.
Kemudian awal-awal tinggal di Kuwait, kami tidak tahu kalo mereka tidak suka difoto. Beberapa kali sempet didamprat ibu-ibu berabaya karena kami disangka memotret mereka. Jadi pesan saya: jangan sembarangan memotret mereka (para Kuwaiti). Mereka sebenernya gak terlalu banyak aturan kok. Yang penting kita tahu diri dan menghormati budaya mereka aja.
Cuaca. Di sini kalo summer, suhu bisa mencapai 55 derajat C :D. Tapi bulan-bulan November – Maret kisaran suhunya mendingin di kisaran 6 – 20 derajat Celsius, cuaca enak pada beberapa bulan tersebut dimanfaatkan betul oleh penduduk di sini untuk piknik, main di pantai dan playground di taman.
Yang juga menarik tentang cuaca di Kuwait adalah negara ini tidak pernah lepas dari dust storm atau sand storm di musim-musim peralihan atau sarayat season. Biasanya dari panas ke dingin atau sebaliknya, perubahan suhu ditandai dengan dust storm. Foto-foto ini diambil ketika sarayat season yang terjadi kisaran bulan Maret – April:
Suatu ketika ketika 8:00 pagi, seharusnya matahari sudah benderang bersinar, namun mendadak langit gelap gulita seperti mendung. Saat kami menengok keluar jendela, terasa angin kencang dan terlihat badai gurun tebal menyerang membuat kota seperti malam hari.

Selang beberapa menit kemudian, hujan deras disertai angin kencang ikut meramaikan suasana yang biasanya menyebabkan banjir di beberapa area.
Selain dust storm, kami juga pernah mengalami hail storm (hujan es) di sini. Ini padahal kami sedang jalan-jalan sore ke sebuah mall (Souq Sharq), ketika tiba-tiba langit menjadi gelap disertai dengan petir sambar menyambar. Lalu tiba-tiba angin berhembus semakin kencang dan kami buru-buru masuk ke dalam mall. Tak lama, terdengar suara yang cukup memekakkan telinga, seperti suara atap atau genteng yang dihujani batu disertai suara angin yang berhembus kencang. Saat itu pengunjung mall mulai terlihat panik dan banyak yang berlarian ke arah pintu keluar untuk melihat apa yang terjadi di luar mall.

Kira-kira begini penampakan dari hujan es
Singkatnya, kalo hail storm biasanya hadir saat peralihan musim dingin ke panas. Kalo dust storm bisa dari panas ke dingin (sekitar bulan Agustus-Sept) dan dari dingin ke panas (Maret, April), atau bisa juga di tengah-tengah musim panas (intinya: sering, haha). Nah, tapi ini tidak ada himbauan atau “early warning” di berita. Paling hanya berupa info terkait jarak pandang (kadang bisa zero visibility yang tentu tidak aman untuk berkendaraan). Yang perlu disiapkan adalah masker saat dust storm. Tips dari saya sih, jangan sering-sering buka mulut atau meringis, nanti berasa kraus-kraus butiran halus pasir masuk .
Pengalaman melahirkan saat merantau.
Terus terang ini adalah pengalaman yang tak terlupakan buat kami, haha. Hamil dan melahirkan di negara orang, gak pernah kebayang sebelumnya. Stres sedikit pada awalnya, tapi ya mau bagaimana lagi, harus dijalani kan? Kasian bayinya kalo ibunya stres. Dan hamil di atas usia 30 th ternyata lebih melelahkan. Dengan berpasrah diri pada Tuhan, kami jalani semuanya dengan lapang hati. Kami percaya apapun rencana Tuhan pasti ada maksudnya.

Satu-satunya ucapan selamat di luar dunia maya diterima Papin di lift, saat seorang Kuwaiti yang istrinya juga baru saja melahirkan. Dua ayah dari bangsa yang berbeda ini saling mengucapkan selamat. Precious moment.
Melahirkan di Kuwait bikin “nglangut”, apa-apa sendiri. Dan ini pengalaman pertama saya dioperasi cesar, karena kasus placenta previa. Papin juga gak bisa nungguin lama, karena sore hari udah musti balik ke rumah untuk mengurus Arwen dan Leia. Jadi setiap malam, saya sendirian di kamar RS.
Di Kuwait, melahirkan cesar hanya butuh 3 hari stay di RS, setelah itu diperbolehkan pulang dengan sakit cenat-cenut bekas operasi. Setelah sampai rumahpun bukan berarti bisa tidur-tiduran terus. Karena masih ada Arwen, Leia yang musti diurusin juga. Tapi ya itu tadi, saya berpasrah diri aja dan melakukan hal2 yang bisa saya lakukan saja, tidak ambisius musti semua terselesaikan. Dan untungnya Papin juga banyak membantu, jadi kami saling bekerja sama menyelesaikan urusan rumah tangga.
Di Kuwait ada dua jenis pilihan yang bisa kami pilih untuk rumah sakit: Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta. Tetapi pada waktu itu kami akhirnya memutuskan untuk lahiran di RS swasta dengan pertimbangan, saat konsultasi dan proses melahirkan, ibu hamil bisa ditemani suaminya. Memang biayanya jauh lebih mahal dari RS pemerintah, tapi kami memilih untuk merasa nyaman. Sedangkan di RS pemerintah, saat konsultasi dan proses melahirkan, ibu tidak bisa ditemani suaminya. Para pria dilarang masuk. Duh, kebayang pada saat-saat seperti itu, saya tidak ditemani oleh Papin. Walaupun melahirkan dan konsultasi di RS pemerintah gratis…tis…tis (cuman bayar biaya administrasi kurleb 5 KD – ini berlaku untuk pemegang civil ID Kuwait) dan peralatannya pun lebih lengkap dari RS swasta, tapi kayaknya gak deh ;). Memang di Kuwait ini, kalo kita berobat ke RS pemerintah, kita hanya dikenakan biaya administrasi saja. Konsultasinya gratis. Bahkan untuk operasi pun gratis.
Mengatasi Keterbatasan
Pada awalnya, Kuwait bukan negara yang ramah bagi pecinta arts & crafts. Mau cari ini-itu pernak-pernik susahnya minta ampun. Mau baking, cake decorating, bahan-bahannya juga tak pernah lengkap. Tapi jangan salah, ini bukan jadi kendala, banyak cara untuk menyiasati kalo pengen berkarya. Akhirnya coba-coba aja mengisi waktu dengan bikin pernak-pernik arts&crafts dengan bahan-bahan yang ada.
Gak bisa baking atau masak yang aneh-aneh, gak masalah. Masak aja dengan bahan yang ada. Yang penting kegiatan food photography masih tetep bisa berlanjut. Bahkan awal-awal bergelut di dunia cake decorating, yang namanya fondant dan pewarna kue gak ada di Kuwait. Tapi masih bisa diakalin, akhirnya bikin fondant sendiri dari marshmallow. Pewarna kue juga banyak beli online. Selalu ada cara dan jalan kalo kita mau berusaha mencari.

Awal menjalani Pretty Petite Cake di tahun 2012: semua saya pelajari secara otodidak melalui tutorial di Youtube dan Google.
Sekarang sih di Kuwait sudah lumayan enak, cake decor tools & supplies store mulai banyak. Toko pernak-pernik arts and crafts mulai muncul. Anak-anak mudanya mulai bangun, bikin komunitas-komunitas dan circle kreatif. Kuwait sekarang dibanding 7 tahun lalu, lebih hidup dan dinamis.
Mencari komunitas di Kuwait.
Saat merantau, sebaiknya jangan hanya bergaul dengan sesama bangsa Indonesia. Berteman sebanyak-banyaknya dengan bangsa lain dan penduduk lokal. Kalo bisa berbuat sesuatu/berkarya dan diakui mereka. Sambutan mereka sangat antusias, mengingat kehidupan kreatif belum terlalu bergejolak di sana. Senang rasanya kalo bangsa Indonesia bisa diakui mereka terlepas dari image asisten rumah tangga. Bergaul dengan berbagai bangsa membuat pikiran kita lebih terbuka, hati juga lebih kaya dengan cerita hidup. Efeknya tentunya sangat positif untuk pengembangan diri dan menambah kepercayaan diri. Salah satu area yang paling mudah untuk mencari teman adalah melalui media sosial.

Awal postingan saya di Instagram adalah seputar fashion #ditut365fs: niat juga ketika itu 356 hari melakukan fashion shuffle ini..!
Qout Market. Terus terang melalui Instagram (IG), saya menemukan banyak teman baru selama di Kuwait. Karena IG saya jadikan semacam “portfolio” untuk narsis karya. Dan inilah yang menjadi pintu-pintu untuk membuka networking. Salah satunya, lewat IG saya berkenalan dengan penggagas Qout Market dan kemudian berkenalan dengan jaringan pertemanan mereka.
Mereka senang karena bisa menemukan expat yang punya pengalaman di bidang kreatif. Kami sering mangadakan meet up hanya untuk sekedar sharing dan bertukar pikiran. Pertama kali ikut Qout Market, mereka mengajak saya dan Papin untuk memperkenalkan kamera-kamera vintage dan karya-karya kami. Sambutannya ternyata cukup antusias. Mereka seperti melihat sesuatu yang baru, yang gak pernah ada sebelumnya.
Setelah itu, mereka menawarkan lagi untuk ikutan Qout Market, tapi kali ini ide kami adalah memperkenalkan masakan Indo, karena kebetulan saat itu, saya sedang giat membantu teman yang pintar memasak untuk mempopulerkan masakan Indonesia. Saya yakin masakan Indo harusnya bisa bersaing dengan masakan-masakan dari negara lain yang populer di Kuwait. Hanya kurang exposure saja, makanya berbekal dengan networking saya, saya berusaha memperkenalkan masakan Indonesia yang enak-enak. Saat itu yang kami populerkan adalah nasi uduk ayam bakar dan jajanan semacam siomay. Sambutannya sangat positif, mereka suka masakan Indo. Sampai sekarang Ayam Bakar yang dijalankan oleh teman-teman di Kuwait masih terus bergerak mempopulerkan makanan khas Indonesia.
L’Evento Company dan Cake Artist. Ini juga lagi-lagi karena IG. Waktu itu ada Kuwaiti yang tertarik bisnis cake dan mengajak saya untuk bekerja sama. Awalnya terjun ke dunia cake decor karena coba-coba. Kemudian keterusan karena menyenangkan. Saya seperti menemukan medium baru untuk berkarya. Customer-customer pertama adalah teman-teman Indonesia, kemudian setelah foto-fotonya saya unggah ke IG, banyak Kuwaiti yang tertarik dan memesan.

Beberapa hasil karya saya untuk L’evento
Saat itu bisnis cake decor masih sangat sangat jarang. Jadi saya pikir ini kesempatan bagus saat ada Kuwaiti yang menawarkan kerja sama. Di Kuwait, kalo mau punya bisnis gak bisa sendiri, harus punya partner Kuwaiti. Nanti urusan administrasi segala macem, Kuwaitinya yang urus.

Sempat diwawancara & diundang untuk photo session City Magazine – sebuah majalah lifestyle di Kuwait pada bulan Oktober 2013, tepatnya di halaman 34 – 37, dalam rubrik ‘They Live Where They Love’.
Menjalani peran sebagai Ibu, istri, dan menekuni minat berkarya.
Selama ini saya selalu berusaha melakukan hal-hal yang saya suka dengan bersungguh-sungguh, bukan buat orang lain, tapi buat memperkaya batin saya aja. Syukur-syukur kalo bisa bermanfaat buat orang lain. Saya bisa menjalani ini semua karena saya sudah banyak belajar menurunkan ekspektasi dan ambisi. Saya belajar untuk tidak menjadi sempurna, tapi belajar untuk jadi bermanfaat.

Ketika pulang ke Indonesia selama beberapa bulan, saya sempat mengisi beberapa workshop food photography dan sharing tentang keluarga. Termasuk yang ini dengan LivingLoving pada acara Afternoon Delight.

Food styling untuk sebuah produk coklat (Pipitlin Cocoa) dengan Ayang Cempaka saat sedang pulang/ berlibur ke Jakarta 2014 lalu.
Keluarga saya banyak berpengaruh dalam membentuk diri saya. Kami bukan datang dari keluarga yang berkecukupan, semua hal yang kami inginkan harus selalu disertai usaha. Hampir tidak pernah semua hal langsung jatuh dari langit. Dari bapak saya yang seniman dan ibu saya yang suka masak, saya dan adik-adik belajar struggle, belajar berpasrah diri, belajar gigih mengejar mimpi. Belajar menyelesaikan masalah di dalam situasi sepelik apapun. Sebusuk apapun situasi yang dihadapi akan ada buah manis di depan sana.

Ketika sharing di TEDx Jakarta 2014 lalu: Our subject is about how the family deal with the limitation around us. For us, limitation is not a wall, but a magical door to the new opportunity, the infinite opportunity. We have to face it, try to open it with our magical thoughts & spirits.
Satu hal yang selalu membuat hati tenang dan adem adalah perasaan bersyukur dan bahagia dengan hal-hal sekecil apapun. Sekecil apapun itu kebahagiaan, selalu saya rayakan dengan cara-cara saya, seperti motret makanan atau berkegiatan arts&crafts bareng anak-anak.

Beberapa karya jahitan saya untuk anak-anak: I sew not because I love to create things, but it’s also about creating memories for my kids
Papin dan anak-anak adalah sahabat terdekat saya, sahabat yang siap dicurhatin, sahabat yang banyak memberi ide dan sahabat yang bisa diajak bareng-bareng berkarya.

Home is where my family is, wherever we are. The Neverland Family: Arwen (10 th), Leia (8 thn), dan Neo (5 th).
Time to move forward
Tak terasa 7 tahun kami bermukim di Kuwait dengan kumpulan cerita-cerita hidup yang sarat makna. Sedih, susah, senang adalah bagian dari cerita-cerita itu. Kami memutuskan sudah cukup, saatnya mencari petualangan baru lagi.

2007 – 2014

Collecting every single precious moments & stories in Kuwait for our #7yearsinQ8 watercolor journal.
Kebetulan Papin dapat tawaran ke New York, ya sudah sejarah berulang….hayukkkkk!!! Pertengahan bulan Januari 2015 kemarin, kami resmi menjadi New Yorkers (ciieee.. terdengar lebih gaya ya..! haha).

Mengisi bulan-bulan pertama di NY dengan berkeliling. Salah satu yang menarik perhatian kami (dari sekian banyak hal lainnya yang juga sangat menarik!) adalah: mural dan street art di kota ini.

Anak-anak mengisi hari-hari sebelum mulai sekolah dengan menggambar: by drawing, we were making memories, not just taking memories.
Semuanya demi petualangan dan cerita hidup anak-anak. Mumpung mereka belum terlalu besar, kami memutuskan untuk loncat lagi. Adaptasi mereka pun masih mudah. Mau kemana habis ini? Kita jalani saja seperti air mengalir, yang penting harus bisa menorehkan karya dulu di New York.
———–
Blog/ Web: pinodita.com/dita/, pinodita.blogspot.com. Our art: pinoditart.blogspot.com. Our kitchen: yummy-corner.blogspot.com. Instagram dan Twitter: @ditut @pinot. Vine: @dita @pinot . Facebook: Neverland Drawing Pad Journey.
All images, pictures, paintings, and drawings are created by Dita and Pinot from Instagram and blogs. Header, map and Hala festival are linked to the image’s URLs.
Inspiring banget nget. Seru 😊
LikeLike
Keren..suka banget tulisannya..sangat menginspirasi 🙂
LikeLike
keren, I like yout story
LikeLike
inspiring my future journey. i loves your story.
thanks you for sharing
LikeLike
Mbak foto-fotonya bagus bener 😀
Wuaaahh hujan esnya serem juga ya 😀
TFS yaa 🙂
LikeLike
Kereeeen 👌👏👏👏
LikeLike