Merantau di Oxford

Mega Aisyah Nirmala.

A mother. Currently living in Oxford, UK, with her son and husband who is pursuing his Doctoral degree at the University of Oxford. She is a full-time mother who also runs a small business back in Indonesia. She loves houseplant, enjoys travelling, reading, and baking.


Halo! Nama saya Mega Aisyah Nirmala. Saat ini, saya dan keluarga merantau di Oxford, salah satu kota di Inggris yang lokasinya sekitar satu jam perjalanan dengan kereta dari London. Dulu waktu pertama kali mendengar kata Oxford, yang terlintas dalam pikiran saya adalah kamus Oxford, hahaha. Tapi ternyata memang ada hubungannya. Kamus Oxford ini diterbitkan oleh Oxford University Press.

Kami sudah tinggal di Oxford selama kurang lebih 3.5 tahun. Kepindahan kami kesini dalam rangka menemani suami yang sedang menyelesaikan Doctoral Programme in Computer Science di University of Oxford. Di saat yang bersamaan, ia juga bekerja sebagai Research Associate di kampusnya.

Sebelum merantau ke Oxford, kami sama-sama menempuh pendidikan S2 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Bidang suami saya adalah Teknologi Informasi sedangkan saya sendiri mengambil Master of Business Administration. Setelah pindah ke Oxford, saya menjadi ibu rumah tangga. Sembari mengurus suami dan anak, saya juga masih mengurus bisnis Airbnb yang ada di Yogyakarta, meskipun saat ini sedang berhenti sementara karena pandemi. Selain itu, saya juga punya hobi baru; houseplants dan baking. Di sela-sela kesibukan itu, kami senang jalan-jalan, mengeksplorasi tempat-tempat menarik di sekitar kami.

OXFORD: AND ANCIENT AND MAGICAL CITY

Semenarik apa sih kota Oxford? Bagi kami, sangat menarik. Kota Oxford dijuluki sebagai the Learning and Cultural City karena memang kota Oxford itu sendiri tidak bisa dipisahkan dari University of Oxford. Kota Oxford adalah kota yang sangat tua. Kota ini memiliki arsitektur bangunan yang menurut saya ancient dan magical. Tidak sedikit bangunan-bangunan di kota ini maupun kampus-kampus di University of Oxford yang berusia lebih dari 500 tahun. Untuk penggemar Harry Potter, tentu saja kota ini tidak bisa dilewatkan. Universitas inilah (dan juga Cambridge) yang banyak menginspirasi JK Rowling dalam menulis novel masterpiece-nya. Jadi tidak heran kalau banyak tempat di University of Oxford yang dijadikan lokasi pengambilan gambar film Harry Potter.

Ancient and Magical Oxford.

Selain suasana kotanya yang magical, penduduknya pun sangat menyenangkan. Orang Inggris memang terkenal dengan keramah-tamahannya. Mereka mudah sekali menyapa atau sekedar melempar senyum ketika berpapasan dengan siapa saja di jalan. Saya masih ingat waktu awal-awal pindah ke Oxford, seorang kakek-kakek menawarkan diri untuk membawakan belanjaan saya yang waktu itu memang cukup banyak. Terharu sekali rasanya. Juga seorang teman yang baru saya kenal, tiba-tiba mengucapkan ‘Happy Ramadan’ karena memang saat itu sedang bulan Ramadan. Contoh lain lagi, saat berbelanja di toko/pasar, para penjualnya selalu menyapa dengan ramah misalnya dengan bertanya ‘Can I help you, love?’ manis sekali. Waktu anak kami masih bayi, banyak orang-orang di jalan yang menghampiri untuk sekedar menyapa atau memberi pujian. Hal-hal kecil ini ternyata sangat membekas di hati saya. Meskipun begitu, perlakuan yang tidak menyenangkan juga pernah kami alami. Apalagi kami termasuk kaum minoritas di sini. Tapi secara keseluruhan, kami tidak menemukan masalah yang cukup berarti dengan penduduk di sini.

Kami tinggal di apartemen yang dimiliki oleh University of Oxford. Tetangga-tetangga kami berasal dari berbagai belahan dunia. Ada juga tetangga yang sama-sama berasal dari Indonesia. Bisa dibilang kami tinggal di kawasan yang sangat multicultural. Kami mempunyai tetangga-tetangga yang menjadi teman baik sampai saat ini. Biasanya para tetangga yang sama-sama mempunyai anak, secara rutin bertemu untuk sekedar menemani anak-anak bermain bersama, pergi ke playground, masak-masak, merajut dan lain sebagainya.

Satu hal yang sangat saya sukai dari komunitas yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai belahan dunia adalah betapa mereka sangat suportif dan positif terhadap sesama.

Kami menyukai kota Oxford karena Oxford bukanlah kota besar, tidak terlalu sibuk, padat atau pun ramai. Kami biasa berjalan kaki atau bersepeda untuk bepergian. Setiap hari, suami saya berangkat ke kampus dengan bersepeda. Sejak anak kami sudah agak besar, kami lebih banyak bersepeda kemana-mana (tadinya lebih banyak dengan stroller). Dari rumah, pusat perbelanjaan, terminal bus, stasiun kereta, dan lain sebagainya, semua bisa dijangkau dengan jalan kaki maupun bersepeda. Momen bersepeda dengan anak menjadi momen yang sangat berharga bagi saya.

Sepeda yang kami beli dari tetangga seberang blok. Senang sekali!

TEMPAT-TEMPAT MENARIK DI OXFORD

Meskipun kota kecil, namun ada banyak hal yang bisa dijelajahi dari kota ini. Tidak sedikit teman-teman yang pernah ke sini, jatuh hati pada kota Oxford.

Setiap sudut Oxford menarik bagi kami. Ada beberapa hal yang berkesan dan tidak boleh dilewatkan saat tinggal atau mengunjungi kota Oxford. Diantaranya adalah:

  • Port Meadow. Ini adalah padang rumput yang menjadi salah satu destinasi favorit kami untuk sekedar jalan-jalan atau melihat sapi dan kuda. Banyak orang yang berolahraga atau sekedar berjalan-jalan bersama anjing peliharaan di sini. Tepat di sebelah padang rumput, terdapat sungai Thames dan dermaga kecil di mana banyak kapal-kapal bersandar. Jika musim dingin, padang rumput ini dijadikan tempat penampungan air, sehingga terlihat seperti danau yang menambah keindahan Port Meadow.
Port Meadow di musim dingin, padang rumput yang berubah menjadi danau sementara.
  • Giant Market. Pasar terbuka ini lokasinya di dekat terminal bus kota Oxford, dibuka beberapa kali dalam seminggu. Namun, khusus pasar sayur dan buah hanya ada setiap hari Rabu. Selain pedagang sayur dan buah, ada juga pedagang keju, ikan, dan kebutuhan rumah lainnya. Ada juga berbagai kios makanan dari berbagai negara. Ada setidaknya 3 kios yang menyediakan makanan halal. Biasanya setelah selesai berbelanja, meski tidak selalu, kami mampir untuk menikmati makanan di salah satu kiosnya.
  • Covered Market, Pasar ini sudah ada sejak 1 November 1774. Di dalamnya ada berbagai macam toko (baju, aksesoris, tanaman, sayuran), café dan restoran, toko barang-barang antik dan juga barbershop. Salah satu tempat favorit kami di Covered Market ini adalah kios Ben’s Cookies. Kios kecil di dalam Covered Market ini adalah cikal bakal Ben’s Cookies yang sekarang mempunyai banyak cabang baik nasional maupun internasional.
Kios Ben’s Cookies di Covered Market.
  • Kampus-kampus di University of Oxford.

Kampus-kampus di Oxford jumlahnya lebih dari 30. Salah satu kampus favorit kami adalah Christ Church College. Kampus ini bukan kampus yang tertua meskipun juga sudah berusia 500 tahun. Bangunannya megah dengan artitektur yang menawan. Kampus ini juga digunakan sebagai salah satu lokasi pengambilan gambar film Harry Potter. Dining hall di beberapa kampus ini yang menginspirasi JK Rowling dalam mendeskripsikan dining hall di Hogwarts. Beruntung, sebagai mahasiswa University of Oxford, suami bisa membawa tamu-tamu untuk mengunjungi kampus-kampus ini tanpa dipungut biaya.

Dining hall di Christ Church College yang menjadi inspirasi JK Rowling dalam menggambarkan dining hall di Hogwarts.

Selain bisa membawa tamu-tamu pribadi ke kampus-kampus ini dengan gratis, student card juga berfungsi sebagai kartu diskon yang bisa digunakan di beberapa toko.

Tempat-tempat shooting Harry Potter seperti Christ Church College, New College, Divinity School di Bodleian Library menjadi tempat favorit kami, karena saya dan suami sama-sama penggemar Harry Potter. Selain Harry Potter, ada beberapa film lain yang mengambil gambar di kampus-kampus ini. Di antaranya adalah; Exeter College, lokasi shooting film Dr Strange dan Natural History Museum lokasi shooting beberapa film Marvel.

Exeter College di musim dingin.
  • City Center Oxford.

Pusat perbelanjaan ini selalu ramai pengunjung, terlebih saat libur musim panas. Ada banyak toko, restoran, café, dan lain-lain. Kita juga bisa menikmati street performer yang bergantian menghibur para pengunjung yang lewat. Biasanya toko-toko di sini buka dari pukul 9.00 – 20.00 pada hari Senin-Sabtu. Di hari  Minggu, mereka buka lebih siang dan tutup lebih awal, sekitar pukul 17.00.

  • Bodleian Library, Radcliffe Camera dan Bridge of Sight.

Kata orang, belum ke Oxford kalau belum ke ikon-ikon kota Oxford yang ini. Bodleian library, perpustakaan utama University of Oxford ini merupakan salah satu perpustakaan yang tertua di Eropa. Perpustakaan yang memiliki lebih dari 12 juta koleksi ini merupakan perpustakaan terbesar kedua setelah The British Library.

Radcliffe Camera atau yang juga dikenal sebagai The Camera (dalam Bahasa latin, camera berarti room, ruangan), adalah sebuah gedung yang di dalamnya terdapat Radcliffe Science Library. Perpustakaan ini juga merupakan perpustakaan tua ikonis yang dimiliki University of Oxford.

Oxford Centre of Islamic Studies (OCIS). Pusat Studi ini meneliti tentang Islam, dari perspektif multi-disiplin dan semua aspek budaya dan peradaban Islam. Di sini banyak diselenggarakan kuliah, seminar, dan workshop yang berkaitan dengan Islam. OCIS memiliki masjid yang dibuka setiap waktu salat dan juga digunakan untuk menyelenggarakan salat Idulfitri. Tahun lalu kami berkesempatan untuk salat Idulfitri di sini setelah sebelumnya mencicipi pengalaman salat di lapangan sekolah dan masjid-masjid lain di Oxford.

Setelah sholat Ied di Oxford Center for Islamic Studies (OCIS).
  • Museum.

Ada beberapa museum di Oxford. Menariknya adalah, semuanya gratis! Natural History Museum dan Pitt River Museum menyimpan koleksi di bidang arkeologi dan antropologi. Ashmoleon Museum of Art and Archaeology di Beaumont street, adalah salah satu museum yang menyimpan Egyptian Mummy. Sedangkan History of Science Museum adalah museum yang koleksinya berupa artefak-artefak bersejarah di bidang pengetahuan. Semua museum ini dikelola oleh University of Oxford.

Suasana di dalam Pitt River Museum.

YANG TIDAK BOLEH DILEWATKAN DI OXFORD

  • Punting.

Punting adalah kegiatan mengitari sungai dengan sebuah perahu yang disebut punt dan didayung dengan pole. Untuk membuat perahu bergerak, pole harus didorong ke arah dasar sungai. Ada beberapa kampus di University of Oxford yang memberikan fasilitas free punting untuk mahasiswanya, salah satunya kampus suami saya. Biasanya kami harus memesan punt 1-2 minggu sebelumnya.

Ada banyak penyewaan punt di Oxford. Harga sewanya berkisar antara £18-20/jam untuk satu punt yang bisa diisi sekitar 6 orang.

Punting di Sungai Cherwell, Oxford. Punter-nya lagi istirahat.
  • Afternoon Tea.

Orang Inggris terkenal sekali dengan budaya minum tehnya. Tidak ada salahnya mencoba minum teh di café-café di Oxford. Lebih asik lagi, bisa mencoba di café-café tua yang gedungnya sudah berusia ratusan tahun.

  • Pick Your Own Farm.

Kegiatan ini biasanya disediakan oleh berbagai farm di musim panas. Pengunjung bebas memetik buah sendiri. Buah-buahan seperti apel, pear, blackberry, strawberry, dan raspberry bisa dipetik sendiri kemudian ditimbang dan dibayar.

  • Oxford Open Door.

Ini adalah event tahunan di kota Oxford. Ada banyak tempat wisata, institusi, dan kampus yang buka dan membebaskan biaya masuk alias, gratis! Event ini biasanya diselenggarakan beberapa hari di bulan September. Oxford Open Door adalah salah satu waktu terbaik untuk mengunjungi kota Oxford.

  • St Giles Fair.

Ini juga merupakan event tahunan di Oxford. Event ini bisa dibilang pasar rakyatnya kota Oxford. Ada banyak wahana bermain dan makanan tradisional khas pasar rakyat dijual di fair ini. Fair ini diselenggarakan 2 hari di bulan September.

St Giles Fair, nemenin anak main komedi putar karena belum bisa sendirian.

OXFORD, KOTA KECIL YANG MAHAL

Hidup di kota Oxford termasuk mahal dibandingkan dengan kota-kota lain di Inggris. Tidak heran jika jumlah beasiswa studi di Oxford disamakan dengan beasiswa studi kota London. Kebetulan, kami tinggal di salah satu akomodasi yang dimiliki University of Oxford. Meskipun harga akomodasi kampus lebih murah dibanding di luar kampus, tapi tetap saja mahal dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Inggris. Harga sewa flat 2 kamar yang kami tempati saat ini adalah £1158/bulan atau sekitar 23 juta rupiah dan sebentar lagi akan naik menjadi sekitar £1.200 karena setiap tahun harga sewanya naik 5%.

Oxford tidak selalu turun salju tiap tahun. Bahkan sebelum kami ke Oxford, tidak ada salju selama 4 tahun. Kami beruntung, di tahun pertama di Oxford, salju turun. Ini di taman di depan apartemen kami.

Sebagai keluarga muslim, kami membutuhkan bahan makanan halal (daging, ayam, dan semacamnya) yang tidak selalu tersedia di setiap toko atau supermarket. Tapi kami beruntung masih bisa belanja bahan makanan halal online atau pergi ke kawasan muslim Cowley Road yang jaraknya pun tidak terlalu jauh. Di sepanjang jalan itu, berderet toko-toko dan restoran halal. Ini merupakan salah satu tempat favorit kami untuk berbelanja bahan makanan halal atau sekedar makan-makan di akhir pekan. Untuk makan di restoran biasanya kami berdua menghabiskan £25-30 atau sekitar lima sampai enam ratus ribu rupiah sekali makan. Kadang-kadang kalau sedang tidak bisa memasak, kami membeli kebab untuk lauk berdua. Lumayan, harganya cukup terjangkau, sekitar  pada jenis-jenis kebab £7-10.

Salah satu kegiatan di akhir pekan, ngeteh atau jajan di cafe di pusat kota.

Selain itu, ada katering yang menjual masakan Indonesia. Biasanya dijual sekitar £6-7 per porsi sudah termasuk nasi dan lauknya. Walaupun demikian, harga makanan-makanan tersebut memang jauh dibandingkan dengan harga mentahnya. Harga daging mentah sekitar £9/kg, ayam £3/kg, beras £6-8/kg, dan telur £1-2/lusin. Itulah mengapa kita memilih untuk memasak setiap hari.

Untuk biaya potong rambut juga terhitung mahal. Suami saya biasanya menghabiskan £12 (240 ribu rupiah) di barbershop termurah. Nonton di bioskop dihargai £5 untuk mahasiswa dan sekitar £12 untuk dewasa, itupun harga khusus di hari kerja. Berenang untuk 2 dewasa dan 1 balita sekitar £9-10.

Hanya ada bus dan taxi sebagai moda transportasi umum di dalam kota Oxford dengan tarif yang cukup mahal. Tiket bus misalnya, jarak terdekat dimulai dari £2 sekali jalan. Sedangkan taxi, tarif minimalnya sekitar £5.5.

KOMUNITAS WARGA INDONESIA

Biasanya, warga Indonesia yang tinggal di Oxford berkumpul saat PPI (Perkumpulan Pelajar Indonesia) mengadakan acara. Selain PPI, ada juga pengajian At-Taqwa, yang biasanya dilaksanakan satu bulan sekali. Selebihnya, lebih banyak pertemuan informal sesama ibu-ibu saja. Kadang berkumpul karena hobi yang sama, atau hanya sekedar menemani anak-anak kami bermain.

Main salju bareng teman-teman Indonesia yang tinggal satu komplek.

MELAHIRKAN DAN MEMBESARKAN ANAK

Anak pertama kami lahir di tahun pertama kami tinggal di Oxford. Bisa dibilang, tahun pertama itu adalah masa terberat sepanjang sejarah hidup kami. Kenyataan bahwa ini bukan pertama kalinya bagi saya hidup di luar negeri tidak juga membuat keadaan awal tinggal di sini menjadi lebih mudah. Mungkin, karena dulu saya masih sebagai mahasiswa single. Sekarang sebagai Ibu degan suami dan anak yang harus diurus, ternyata pengalamannya sangat jauh berbeda.

Rasa berat itu kami rasakan berdua. Suami mempunyai peran baru sebagai kepala keluarga, seorang ayah, dan masih harus beradaptasi dengan budaya di Inggris, ditambah pressure yang tinggi di awal masa pendidikannya di kampus. Sedangkan saya sebagai first-time-mom tanpa didampingi siapapun kecuali suami, cukup membuat saya stress dan kewalahan.

Kami beruntung, ada keluarga yang menemani hingga sekitar 2 minggu paska persalinan. Selain itu, semua tenaga medis, dokter, bidan, suster, health visitor, memberikan dukungan baik sebelum, saat, dan paska persalinan. Beruntungnya lagi, kami tidak lagi harus membayar biaya persalinan maupun segala tindakan operasi. Tidak ada biaya konsultasi dengan dokter, biaya rumah sakit, biaya obat, dan lain sebagainya. Bahkan sejak lahir sampai anak kami berusia satu tahun, semua keperluan obat, program keluarga berencana, juga termasuk konsultasi ke dokter gigi bisa didapatkan secara gratis. Semuanya itu sudah ditanggung oleh asuransi yang kami bayarkan saat membuat visa.

Dukungan pemerintah sangat kami rasakan. Terlebih ketika paska persalinan, petugas kesehatan dan bidan secara rutin datang ke rumah kami untuk memeriksa kesehatan (baik fisik maupun mental) Ibu dan bayi.

Seiring berjalannya waktu, keadaan mulai membaik. Suami sudah bisa beradaptasi dengan pendidikannya, juga bisa bekerja dengan jam yang mulai teratur dan pembagian pekerjaan rumah tangga yang jelas.  Kami mendiskusikan pembagian tugas ini dengan jelas, sehingga jadwal menjaga anak, memasak, cuci piring, cuci baju, buang sampah, membersihkan rumah sampai jadwal me-time bisa terpolakan dengan baik dan kehidupan baik di kampus dan di rumah bisa berjalan dengan seimbang.

Tidak lupa juga kami menyisipkan waktu bersantai di setiap akhir pekan. Kadang kami pergi ke luar kota saat liburan atau long weekend.

Berlibur ke Branksome Beach.

Sejak anak kami lahir, ada banyak kegiatan yang saya ikuti, dari kelas memijat bayi, sekolah musik untuk balita, dan lain sebagainya. Ada banyak klub bayi dan anak (biasanya disebut Stay and Play di sini) di berbagai tempat di Oxford. Ada yang di sekolah, di gedung serbaguna, di tempat peribadatan, dan lain-lain. Rata-rata Stay and Play tersebut tidak dipungut biaya. Kalaupun dipungut biaya, biayanya angat murah hanya sekitar £1-2 untuk pengganti snakcs dan minum kita selama di sana. Taman dan playground pun banyak dan mudah sekali dijumpai.

Tahun ini, anak kami sudah berusia tiga tahun. Di Inggris, anak yang sudah menginjak usia tiga tahun sudah bisa mendaftar Nursery, dengan waktu bermain dan belajar 15 jam dalam satu minggu, Senin sampai Jumat, 3 jam per hari. Biayanya gratis, ditanggung oleh pemerintah. Sayang sekali, anak kami belum bisa memulai kelasnya di masa pandemi ini karena semua sekolah masih diliburkan.

Selama kurang lebih 3.5 tahun di Oxford, ada banyak pengalaman yang kami lewati bersama. Merantau di luar negeri tentu tidak mudah, tapi kami percaya bahwa semua kesulitan akan bisa dihadapi bersama. Kami hanya butuh waktu untuk beradaptasi. Kami pun percaya, perjuangan kami selama bertahun-tahun di tanah rantau ini banyak membawa perubahan dalam hidup dan diri kami.

“Once the storm is over you won’t remember how you made it through, how you managed to survive. You won’t even be sure, in fact, whether the storm is really over. But one thing is certain. When you come out of the storm you won’t be the same person who walked in. That’s what this storm’s all about.”

Haruki Murakami-

Last but not least, selamat merantau!

Mega bisa dijumpai secara virtual di Instagram (@mega_ai) dan Youtube channel (Mega Aisyah).

Foto-foto pada laman ini adalah karya Mega dan beberapa di antaranya terhubung langsung dengan link asli dari image yang digunakan.

Advertisement

Merantau di Leeds

Vinka Maharani – Hallo! Saya Vinka, ibu dari satu anak perempuan. Sejak Juni 2019 tinggal di Leeds, UK karena mengikuti suami yang sedang studi di sini. Saya bekerja paruh waktu sebagai Resident Assistant di salah satu student housing bernama Unipol. Bersama kawan, saat ini saya membuat & menjalankan VIP Talks podcast yang berbicara tentang perempuan, pernikahan & keluarga. Saat di Indonesia saya mengajar rajut knitting & crocheting. Di saat senggang saya belajar lagi & melatih skill merajut saya.

Pindah ke Leeds

Saya dan keluarga berpindah ke Leeds karena suami menempuh pendidikan S3 di University of Leeds. Selama hampir setahun tinggal di sini, Alhamdulillah pengalamannya baik-baik semua.

Di Leeds, atau mungkin lebih tepatnya Yorkshire, orangnya ramah-ramah sekali. Panggilan yang lazim digunakan untuk menyapa orang lain (asing maupun yg sudah kenal) adalah Love, Darling, Sweetheart, Mate & Lad. Hal ini sangat umum, dipakai oleh siapa pun kepada umur berapa saja. Kalau ke pasar, tempat-tempat umum yang dikelola oleh native, maka kalian akan mendapat sapaan hangat ini. Malah tidak jarang ditambah dengan kedipan mata. Dan mayoritas semua orang ya gini, nggak orang jual di pasar, pak-ibu tukang pos, tukang ledeng, security, siapa saja. 

Bekerja di Unipol

Unipol adalah sebuah student housing, menyediakan akomodasi untuk pelajar di Leeds, Bradford & Nottingham. Saya bekerja di salah satu development complex yang kira-kira mengakomodir 250an orang, sebagai Resident Assistant. Tugas saya kira-kira seperti ibu kos lah, menyiapkan kedatangan mahasiswa, menerima komplain, cek untuk perbaikan, dan menjalankan event untuk gathering. Pekerjaan yang menyenangkan bagi saya, karena bertemu dengan berbagai macam pelajar dari berbagai bangsa & negara. 

Podcast

Karena sering ditanya & dicurhatin tentang pernikahan, saya berpikir sepertinya lebih baik jika problem & solusi dari pembicaraan tersebut bisa di-share ke lebih banyak orang agar bermanfaat. Kemudian saya berpikir, jika hanya berdasarkan pengalaman pribadi saya rasanya akan terlalu subjektif, maka saya mengajak kawan saya Cahya Haniva yang sedang menempuh master di jurusan Family Studies University of Minnesota untuk bergabung. Dari situlah kami memulai VIP Talks (Vinka Iphip Pillow Talks). Topik yang kami bahas adalah perempuan, pernikahan, keluarga dan hal-hal yang ada di sekitarnya. Episode yang paling banyak didengar saat ini berjudul “Is he the one? Panduan Tak Wajib untuk Mempertimbangkan Calon Pasangan Seumur Hidup”.

Untuk mengaksesnya bisa langsung ke anchor.fm/viptalks atau search di Spotify, Google Podcast, Apple Podcast “VIP Talks”. 

https://www.instagram.com/vinkamaharani/

Kegiatan Murah Meriah untuk Anak dan Keluarga di London

YokeYoke Wulansari – An Indonesian currently living a life in London. A native speaker of Indonesian with English and Dutch as the second language. I speak Spanish quite well to have a sobremesa-style conversation. My Italian is sufficient to make me survive when I need to buy food or ask for directions. My Mandarin, not bad to order rice with Peking duck. An extrovert that has turned out to be an introvert. I love Indonesia, and constantly miss Bandung.

Merantau di London

Semenjak kurang lebih dua tahun terakhir, saya dan anak laki-laki saya berusia 7 tahun tinggal di London untuk mendampingi suami yang berstatus sebagai karyasiswa di sebuah universitas di bagian barat kota. Sudah jadi rahasia umum khan, bahwa biaya hidup di London, seperti di kebanyakan kota besar lain di Eropa, tidak bisa dibilang rendah dan sering bikin sakit kepala. Tapi, untungnya saya bisa mengatakan kalau kota ini adalah kota yang pengertian dan ramah untuk keluarga dan anak-anak. Mengapa saya berpikir begitu? Karena ternyata pemerintah kota dan berbagai institusi banyak menyediakan kegiatan berkualitas untuk anak yang bisa diikuti tanpa dipungut bayaran dan itu jadi pengalaman yang menyenangkan tidak hanya bagi anak tapi juga bagi orang tuanya. Saya ingin berbagi sedikit tentang pengalaman saya mengikuti kegiatan gratis dan low-budget bersama keluarga.

Berkunjung ke museum yang masuk kategori “The Best Museum in the World”

London punya beberapa museum terbaik dunia dan bayangkan, kita tidak perlu bayar untuk bisa masuk dan menikmati semua koleksinya. Memang sih, mereka menyediakan kotak donasi, tapi kita tidak wajib memberikan donasi. Museum-museum terkenal seperti British Museum, Natural History Museum, Science Museum, Victoria and Albert Museum dan banyak museum lainnya punya koleksi keren yang sayang untuk dilewatkan. Di situs Web museum selalu ada info untuk kegiatan anak dan keluarga. Selalu klik di situ untuk tahu informasi tentang kegiatan yang dirancang khusus untuk anak.

london-natural-history-museum

Di Natural History Museum

Di Natural History Museum

Satu lagi, museum-museum ini ukurannya besar sekali jadi idealnya memang sekali berkunjung dengan anak, kita fokus di area tertentu saja karena apalagi jika kita membawa anak masih kecil biasanya jadi kelelahan. Tapi kalau memang waktunya sempit, selalu cari tahu tentang highlights setiap museum. Jadi dalam waktu singkat kita bisa melihat dan menikmati koleksi paling populer di museum tersebut.

irwinopolis-victoria-and-albert-museum-10

Museum Victoria dan Albert, London, adalah museum seni dekoratif dan desain terbesar di dunia, menampung koleksi permanen lebih dari 4,5 juta objek. Didirikan pada tahun 1852 dan dinamai menurut Queen Victoria dan Prince Albert

Ikut workshop seni dipandu seniman berpengalaman di National Gallery

National Gallery di London memiliki lebih dari 2000 koleksi lukisan dan banyak di antaranya bahkan lukisan maha karya pelukis kenamaan. Untuk anak-anak, mungkin masih sulit memahami lukisan tapi National Gallery punya program yang namanya Studio Sunday. Program ini adalah art workshop untuk anak yang dilakukan setiap hari Minggu. Kegiatannya berbeda-beda seperti menggambar sketsa, melukis, membuat 3-D object, membuat buku ilustrasi, dll. Anak-anak akan dibimbing oleh seniman yang memang bekerja di National Gallery. 

Hasil Menggambar Anak-anak di National Gallery

Hasil Menggambar Anak-anak di National Gallery

Studio Sunday Drawing Session
Studio Sunday Drawing Session

Saya pernah sesekali browsing mencari tahu tentang beberapa seniman pembimbing program ini dan wow, mereka punya jam terbang dan pengalaman yang juga tinggi. Selain Studio Sunday, National Gallery juga punya program seperti storytelling dan pertunjukan musik.

Bebas main di taman-taman London yang super luas.

London dikenal juga sebagai the green capital atau ibu kota yang hijau karena punya 43% lahan hijau. Jumlah taman kotanya juga banyak, ada 3.000 taman. Beberapa yang paling luas dan cantik adalah Hyde Park, Kensington Garden, Green Park, Greenwich Park, Hampstead Heath dan Richmond Park.

Di Kensington Garden, anak-anak bisa bermain di area pasir tempat berlabuh kapal bajak laut dengan ukuran besar. Mereka bisa masuk kapal, memanjat, dll.

playground-1

The Princess Diana Memorial Playground in Kensington Garden

Di Hampstead Heath saat musim panas kita bisa berenang di danau dan hiking sedikit ke Parliament Hill kita akan disuguhi pemandangan kota London yang indah dari atas bukit.

parl-hill-415x275

Parliament Hill Viewpoint – Grassy, romantic hilltop park with benches & iconic views of the London skyline

Kalau mau melihat rusa, kita bisa mengunjungi Richmond Park. Main di taman untuk keluarga kami selalu jadi kegiatan yang menyenangkan. 

image

Kadang dalam sehari kita bisa park hopping karena jarak tamannya berdekatan.

Menyaksikan Changing of the Guards

Siapa yang tidak mengenali penjaga istana dengan seragam merah dan topi bearskin-nya? Hampir setiap hari, bertempat di Istana Buckingham kita bisa menyaksikan prosesi pergantian petugas jaga istana. Mereka berbaris berjalan menuju istana diiringi drumben. Prosesi biasanya dimulai jam 11.00 pagi tapi kalau bawa anak kecil, sebaiknya hindari area Buckingham Palace karena pasti ramai kerumunan orang. Lebih nyaman kalau kita ke arah Wellington Barracks pada sekitar jam 10.15. Di sana para penjaga istana sedang bersiap untuk berjalan menuju Buckingham Palace dan selama menunggu kita malah akan terhibur karena drumben akan memainkan beberapa lagu. Dengan cara ini, kita juga melihat penjaga lebih dekat. 

changing-of-the-guard-buckingham-palace-1

di depan gerbang Buckingham, harus digendong yaa supaya bisa lihat penjaga istana

Di depan gerbang Buckingham, harus digendong yaa supaya bisa lihat penjaga istana

Oh iya, jangan lupa cek dulu jadwal pergantian penjaga di situs webnya British Army karena ada hari-hari tertentu prosesi ini tidak dilaksanakan.

Family Sunday di Royal Opera House

Royal Opera House adalah gedung pertunjukan opera dan balet yang masuk dalam daftar Top 10 Opera Houses versi National Geographic. Untuk orang Inggris sendiri, menikmati pertunjukan di sini adalah hal yang istimewa banget karena harga tiket pertunjukan yang mahal. Tapi khusus untuk keluarga, setiap hari Minggu terakhir dari setiap bulan mereka mengadakan Family Sunday.

11311707403_6db9919197_b

Di acara ini kita bisa masuk gedung opera yang megah dan mengikuti berbagai aktivitas menyenangkan yang berhubungan dengan seni pertunjukan seperti menyanyi, menari, pakai kostum, dll. Setiap bulan susunan kegiatannya berbeda tapi biasanya ada pertunjukan balet, demonstrasi kostum, serta backstage tour. Biayanya tidak terlalu mahal kok, hanya £5 untuk orang dewasa dan £3 untuk anak-anak dan acara berlangsung selama 4 jam.

Jadi anggota Public Library

Jangan lupa untuk daftar jadi anggota perpustakaan. Pendaftarannya gratis dan perpustakaan selalu punya banyak program untuk anak berbagai usia dengan tujuan untuk mengisi hari libur sekolah. Aktivitasnya banyak sekali dan bervariasi mulai dari storytelling, origami, manga drawing, kerajinan tangan dll. Tak jarang aktivitas itu juga disesuaikan dengan tema sesuai musim atau hari raya seperti Paskah, Natal, Diwali, Remembrance Day, dll.

berkegiatan di perpustakaan lokal

Berkegiatan di perpustakaan lokal

Di perpustakaan ini juga kita biasanya bisa dapat info tentang acara anak-anak di sekitar daerah tempat tinggal kita, misalnya pertunjukan teater, open house kantor polisi, stasiun pemadam kebakaran, dll.

di acara open house metropolitan police dan london fire brigade

Di acara open house metropolitan police dan london fire brigade

Main Air Mancur Spektakuler di Musim Panas.

Biasanya saat musim panas, kita bisa menemukan beberapa air mancur di London yang bisa dipakai bermain anak. Awalnya saya juga hanya lihat-lihat saja karena kalau di Indonesia biasanya kan dilarang yaaaaa bermain di air mancur. Tapi saya perhatikan, anak-anak lain kok bebas main air mancur basah-basahan malah ada yang ganti baju pakai baju renang. Saya lihat orang tua mereka juga membawakan baju ganti.

Main Air Mancur di Southbank

Main Air Mancur di Southbank

Jadi ternyata air mancur itu memang boleh banget jadi arena bermain anak. Beberapa tempat air mancur yang keren buat splish splash splosh ada di Southbank, Granary Square, Diana Memorial Fountain dan Queen Elizabeth Olympic Park Fountain. Water jets-nya bikin anak-anak betah banget.

image1

Queen Elizabeth Olympic Park Fountains

Winter Wonderland

Menjelang musim dingin, biasanya di awal bulan bulan November kita bisa berkunjung ke Winter Wonderland di Hyde Park. Seluruh area taman disulap jadi taman hiburan yang dipenuhi dengan berbagai atraksi dan rupa-rupa jajanan yang enak. Untuk masuk Winter Wonderland kita tidak perlu bayar. Kita hanya bayar jika ingin naik atraksi tertentu seperti komedi putar, ferris wheel, dll. 

winterwonderland

Kalau tidak ingin naik atraksi kita tetap bisa merasakan meriahnya suasana menjelang musim dingin. Anak-anak pasti suka mencoba jajanan khas marshmallow panggang dan cotton candy.

 

Nonton Film Anak dengan Harga Khusus

Tiket masuk untuk menonton film di bioskop di London tergolong mahal. Untuk dewasa sekitar £12 dan anak £8. Tapi di setiap hari Sabtu dan Minggu, dan juga saat libur sekolah, anak-anak bisa nonton film dengan harga khusus. Di UK ada beberapa perusahaan bioskop. Dua yang paling terkenal yaitu Odeon dan Vue punya program Kids Screening dan Mini Mornings yang menayangkan film anak-anak. 

image001

Memang film yang ditawarkan bukan film yang baru saja dirilis, tapi saya sering memilih program ini sebagai alternatif hiburan karena murah meriah. Berbeda jauh dengan harga normal, kita hanya harus membayar £3.5 per orang (harga dewasa dan anak sama).

London Open House

London punya banyak bangunan menarik yang sebetulnya tidak terbuka untuk umum. Namun satu tahun sekali, di acara yang dinamakan London Open House, masyarakat boleh masuk gratis dan melihat bagian dalam bangunan. Untuk tahu bangunan apa saja yang masuk dalam daftar, kita tinggal berkunjung ke situs web acara ini. Khusus untuk anak-anak, ada Open House Junior. Bangunan yang masuk dalam daftar Open House Junior, cocok untuk dikunjungi anak disertai dengan berbagai aktivitas untuk anak berbagai usia. Beberapa yang menarik adalah program City of a Thousand Architects yang diadakan di City Hall. Di sini anak-anak bisa ambil bagian membuat rancangan gedungnya untuk ditempatkan di maket kota London masa depan.  

cityofthousandarchitects_cityhall

Selain hal-hal yang telah saya sebutkan di atas, tentunya masih banyak kegiatan lain yang diadakan sepanjang tahun. Disamping kegiatan gratis, TFL atau Transport for London, penyedia jasa transportasi umum untuk kota London punya kebijakan kids go free. Jadi kalau kita menggunakan transportasi umum seperti bus, kereta bawah tanah dan tram, anak sampai usia 11 tahun tidak perlu bayar. Bahkan satu orang dewasa diperbolehkan membawa maksimal 4 orang anak di bawah usia 11 tahun. Tidak bisa dipungkiri, biaya transportasi di London mahal – bahkan salah satu yang tertinggi di dunia karena masih lebih mahal dibanding kota New York – tapi karena anak tidak perlu bayar, kami agak terhibur dan jadi nggak pernah mati gaya selama tinggal di London ☺

Semoga bermanfaat, yaaa..! Untuk beragam kegiatan FREE dan murah meriah lainnya, beberapa Website seperti: http://www.london-baby.com dan www.familybreakfinder.co.uk juga dapat membantu..!

=====

More about London stories from Yoke can be read at her blog: https://ladybugonthego.wordpress.com

Merantau di Britania Raya

dsc04794Resci Anggrita (Eci) – A wife and a mom of one daughter. Easily excited person. Lived in Egham, UK 2012 – 2016 to accompany my husband pursuing his PhD in Royal Holloway University of London.

Adaptasi tinggal di Egham, Britania Raya

Egham merupakan salah satu kota bagian dari Runnymede Council, yakni kota kecil yang ada di bagian South East-nya London. Kota kecil yang sepi ini juga dilalui oleh arus sungai the famous River Thames. Egham itu kota yang sepi, jauh dari keramaian layaknya London. Untuk yang ingin mecari ketenangan, banyak yang memilih Egham untuk dijadikan tempat tinggal. Yang bekerja di London pun rela menempuh jarak yang cukup jauh (kurang lebih 40 menit ke Central London dengan kereta). Dan bahkan, banyak juga yang memilih untuk menghabiskan masa tua di Egham; karena selain mahasiswa Royal Holloway, mayoritas penduduk di Egham adalah yang sudah sepuh.

10615505_10204407864775407_1543472584104387018_n

Eci bersama Ega dan Qaireen

Royal Holloway ini bagian dari university of London, terletak di kota Egham 31 km dari pusat kota London. Terdiri atas tiga Fakultas dan 20 Departement. Salah satu departemen nya itu adalah Department Earth of Sciences. Geology ada di bawah departemen tersebut dan menjadi salah satu jurusan favorit di Royal Holloway. Setiap tahunnya akan ada satu mahasiswa program master yang dikirim dari Teknik Geologi ITB. Mayoritas di Royal Holloway memang ada di jurusan GeologI dengan Program Master. Suami Eci kebetulan tinggal satu-satunya yang menjalani Phd di sini, dua seniornya sudah kembali mengabdi di almamater mereka.

Sama halnya dengan para perantau dari luar UK, hal yang sangat saya senangi adalah fasilitas umum yang rapih, bersih, dan gratis. Playground for kids jadi hiburan bagi saya dan anak saya, karena anak saya umurnya masih dibawah tiga tahun, jadi belum sekolah. Sehingga hari-hari weekdays sering sekali dihabiskan di playground, library atau yaa di rumah saja. Di library biasanya ikut kids activity seperti rhyme time bernyanyi bersama atau sekedar storytelling oleh pustakawan.

egham-main-street

Main Street Egham yang selalu sepi dan tenang di hari biasa

Tentang Egham dan Apartemen Hunting

Biaya sewa rumah dan transportasi di Egham yang cukup mahal untuk ukuran mahasiswa. Tapi Alhamdulillah tercover tiap bulannya. dengan menyiasati kami selalu makan masakan rumah alias mengurangi jajan di weekdays. Jalan-jalan dan jajannya dirapel di akhir pekan.

Di Egham tidak ada supermarket atau butcher yang khusus menyediakan produk halal. Kita bisa mendapatkan daging, ayam dan produk halal lainnya di kota sebelah, Slough, yang banyak komunitas muslim disana, ataupun belanja online dari supermarket tertentu. Kalau untuk bumbu dapur, rempah, produk Asia yang  jarang dijual di supermarket pada umumnya bisa di beli di Oriental Store di Egham atau di Tuesday Market di kampus RHUL. Tempe, kecap manis, mie instan, saus sambal, ikan teri, dan sereh semua ada di sini, jadi tidak perlu jauh jauh ke London.

Dari 2012 di UK, Eci dan suami gak pusing cari rumah, karena sudah ada temen temen Indonesia yang bantu mencarikan. Dikarenakan budget sewa rumah yang kurang bersahabat untuk para mahasiswa yang membawa serta keluarga, jadi kami tinggal di sharing house sesama orang Indonesia. Egham ini salah satu kota mahal dalam hal property, padahal tidak ada apa-apanya tapi mungkin karena deket Windsor (rumahnya bu Ratu ), atau demand-nya banyak untuk mahasiswa pendatang. Lebih dari setengah uang beasiswa kami tersedot untuk sewa rumah. Belum lagi karena kita bukan permanent residence disini, ada beberapa House Agent yang mengharuskan kita membayar full 6 bulan sewa didepan. Mahal banget dong klo dibandingin sama kota lain di UK kayak Birmingham atau Cardiff. Uang sewa satu kamar sharing house di Egham bisa buat sewa flat atau rumah dengan dua kamar di Birmingham.

magna-carta-800th-anniversary-main-street

Annual Magna Charta event di Egham High Street

Dari 2012-pertengahan 2015 kita tinggalnya di Egham, deket banget dengan Train Station. Pertengahan 2015- sekarang kita pindah ke Englefield Green, lebih deket ke kampus, dan agak lebih murah karena jauh dari pusat kota Egham.

Pengalaman nyari rumah yang sekarang ditempatin punya cerita tersendiri. Karena banyak house agent yang menolak. Karena tau suamiku tidak hanya sendiri, tapi akan bawa istri dan anak. Intinya mereka mau menyewakan satu kamar untuk satu orang . Tapi untungnya di akhir akhir ada satu House Agent yang bersedia menerima satu kamar diisi dengen tiga orang, pegawainya udah kasian liat kita ditolak tolakin agent house karena punya toddler.

181401

Thames River yang melewati Egham

Tiap tahun ganti personil yang Master. Seru !!! kayak rumah kost deh,mau ke WC cepet cepetan. Keseruan lainnya ya homesick agak terobati lah ya, banyak temen ngobrol. Semua teman Indonesia sudah dianggap seperti saudara.

Pengalaman Melahirkan

Eci dari pertama hamil udah di UK, periksanya di puskesmas (Health Centre) di deket rumah. Misalnya bulan ini ke GP,bulan depan cek hamilnya ke bidan di Health centre yang sama. Dan dua kali USG ke Rumah Sakit waktu hamil 4bulan dan 7 bulan. Dari semasa hamil dan melahirkan tidak ada uang sepeserpun dikeluarkan, dari kontrol rutin bulanan, vitamin, injeksi, biaya melahirkan semuanya ditanggung pemerintah . Seinget saya, hanya membayar uang cetak USG dua kali, masing masing 3 pounds untuk sekali cetak foto usg. Sebenernya biaya cetak juga tidak diwajibkan, hanya karena ini pengalaman pertama hamil buat kenang-kenangan.

Di luar rencana kita, yang awalnya direncanakan melahirkan dirumah sakit . Gak disangka proses pembukaannya relatif  cepat. Waktu itu usia kandungan 37 weeks 6 days (besoknya emang sudah due date lahiran dan first wedding anniversary kami) si Qaireen sudah gak sabar mau keluar. Karena sudah masuk ke tahap emergency, maka saya dan suami memutuskan untuk menelpon 911 dan bidan. Satu unit Ambulance pun datang ke apartemen dengan 1 senior paramedic serta satu trainee paramedic. Pas datang, mereka memeriksa posisi bayi sudah crowning, sehingga diputuskan lebih aman menunggu di rumah daripada melahirkan di jalan. Dengan sabar, si bapak Paramedic ngebimbing kapan harus push. Selama proses persalinan, saya ditemani oleh si mbak trainee sambil menghirup Entonox dengan tujuan agar lebih rileks. Dan Alhamdulillah it works, dua kali ngeden saja. Si anak lahir jam tiga sore waktu setempat. Setengah jam kemudian, midwife tiba untuk cek kondisi aku dan bayi.

Walaupun tidak melahirkan di rumah sakit, ternyata hari kedua setelah melahirkan, saya dan Qai nginep juga dirumah sakit. Karena Qaireen agak kuning (jaundice), dan ASI saya masih belum banyak. Empat hari tiga malam kami menginap di rumah sakit, dan suami saya hanya boleh menemani dari pagi hingga jam 21 malem. Selebihnya saya survive berdua Qai. Tapi Alhamdulillah gak perlu sampai masuk incubator, dan hanya rawat jalan sampai Qai berumur dua bulanan harus cek darah ke rumah sakit setiap minggunya. Dan selama kami stay di rumah sakit pun, kita tidak perli bayar sama sekali baik biaya rawat inap maupun obat, injeksi dsb.

Komunitas Indonesia di Egham

Orang Indonesia di Egham sering banget kumpul-kumpul (selain karena di rumah sharing house dengan orang Indonesia ) tahun 2015 memang mahasiswa Indonesia-nya lagi banyak dan kompak banget. Mereka aktif di group LINE. Kalo ngumpul biasanya pada maen Play station (haha), nonton bareng, maen kartu, dan terakhir juga sempet badminton rutin setiap Jumat.

badminton

Kalau cuaca sedang hangat dan anak anak pada rajin, pada belanja bareng terus BBQ-an deh di rumah. Tahun 2016, mahasiswanya lebih sedikit, selain itu halaman belakang rumah kami kurang mumpuni untuk BBQ party, jadi sudah tidak pernah lagi kumpul-kumpul BBQan. Selain sama mahasiswa, kami juga jalan bareng keluarga Indonesia lain, ada yang tinggal di kota sebelah tepatnya Virginia Water.

14669018467111

Dan kenalan pun jadi bertambah serta membuka lapangan pekerjaan baru buat Eci. Eci sempet beberapa kali terima orderan jualan gorengan dan bumbu masak jadi. Alhamdulillah, banyak teman banyak rezeki 😀

dsc05690

Kumpul-kumpul dengan teman Indonesia sebelum Ramadan

festival-jajanan-indonesia-london

Festival jajanan indonesia event yang diselenggarakan PPI London

piknik-di-saville-garden

Piknik besama mbak pinkan dan keluarga (mamarantau London)

Dan Juni 2016 adalah summer terakhir kami di UK, ini. Dari pengalaman merantau disini, banyak hal yang didapat, salah satunya keluarga tak hanya sebatas hubungan darah, ketika jauh dari tanah air teman baik juga merupakan rezeki yang tak terhingga nilai.

 —-

Merantau di Egham

Foto 1. berdua bersama Athar dinaungi cuaca gloomy-nya London (1)Veni Takarini – A mother of Athar who took dentistry and taught short courses in United Kingdom during 2014 – 2015. Love to try new things and gain a lot of experiences from local community in Egham. Now she is back to lovely hometown in Bandung.

VENI DAN KELUARGA

Dua bulan setelah menikah di tahun 2011, suami saya harus berangkat ke London untuk melanjutkan pendidikannya di Royal Holloway University of London, sedangkan saya tidak bisa ikut berangkat mendampinginya karena baru saja menjalani pekerjaan di Indonesia selama satu tahun, sehingga tidak bisa langsung mengajukan cuti dalam waktu dekat. Pada tahun 2014, saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kursus di negara yang sama dengan tempat suami belajar. Tidak menunggu lama, saya segera mempersiapkan keberangkatan. Karena khawatir Athar, anak kami, akan sulit langsung dekat dengan Papanya, saya memutuskan untuk memboyong orangtua sekaligus memberikan kesempatan untuk mereka berlibur.

Foto 2. Foto keluarga

Bersama suami dan Athar

KEHIDUPAN DI EGHAM, UNITED KINGDOM

Egham termasuk dekat dari London dan punya stasiun kereta sendiri yang sebenarnya jarang dimiliki oleh kota kecil seukuran Egham. Hanya dengan ±50 menit dan ongkos berkereta £14 kita sudah dapat merasakan sibuknya London. Populasi mahasiswa disini memang banyak sekali dan kebetulan Royal Holloway adalah salah satu universitas dengan populasi mahasiswa internasional yang paling banyak seantero UK. Untuk mahasiswa muda yang belum berkeluarga sepertinya Egham adalah kota yang tepat untuk mendapatkan keseimbangan antara sepinya kota pelajar dan hingar bingarnya kehidupan di London.

Lokasi Egham yang dekat dengan tempat tinggal keluarga kerajaan dengan berbagai pilihan kampus internasional favorit menjadikan biaya akomodasi di daerah ini termahal kedua di UK setelah London. Di sini, biaya sewa rumah paling murah untuk mahasiswa single sekitar £400, sharing dengan 4 sampai 5 orang dan biasanya belum termasuk tagihan lainnya. Sedangkan untuk keluarga kecil, dapat menyewa studio, dengan perkiraan biaya sekitar £650-700 perbulan di luar tagihan lainnya. Kami terhitung cukup beruntung karena bisa sharing rumah yang lumayan besar dengan keluarga yang berasal dari Indonesia lainnya, sehingga pengeluaran tidak terasa terlalu mencekik.

Foto 3a. Suasana sepi di sekitar perumahan tempat tinggal kami, sangat ramah anak

Suasana di daerah rumah tinggal kami

Foto 3b Egham Train Station Panoramio

Egham Train Station Panoramio

Untuk sarana transportasi, selain dengan kereta, kita dapat dengan mudah menggunakan bus ataupun berjalan kaki. Berjalan kaki di sini tidak terlalu terasa melelahkan karena selain aman, udaranya juga segar, sehingga perjalanan menjadi tidak terlalu terasa berat. Untuk menikmati Egham, Windsor dan sekitarnya kita dapat membeli tiket bus harian seharga £7 untuk berjalan-jalan.

Foto 4. Contoh sarana transportasi bus

Bus di Egham

Hal yang penting untuk dilakukan pertama kali ketika tiba di Egham adalah pencatatan data sebagai penduduk Egham, karena dengan ini proses pendaftaran untuk fasilitas kesehatan, perpustakaan dan fasilitas lainnya menjadi mudah. Waktu itu yang terpikirkan pertama adalah mendaftarkan Athar ke fasilitas kesehatan terdekat, yaitu National Health Service (NHS), mengingat usianya yang baru akan 2 tahun, sehingga ada beberapa imunisasi yang masih perlu dilengkapi untuk tetap menjaga kesehatannya.

Ada sedikit pengalaman yang menarik buat saya, ketika pertama kali belanja tanpa ditemani suami, saya pergi bersama Mama. Tujuan kami hanya membeli satu produk, harganya pun ternyata cukup murah. Waktu itu saya dengan percaya diri membayar dengan selembar uang bernominal besar. Awalnya petugas toko bertanya, adakah uang nominal kecil, saya minta maaf dan menjawab tidak ada, karena uang selembar itulah satu-satunya yang saya bawa. Kebisaaan buruk saya, jika hanya akan keluar belanja di tempat yang dekat, saya tidak pernah membawa dompet. Hanya uang yang dibutuhkan saja. Kemudian dia menegaskan lagi pertanyaannya, dan kali ini saya hanya tersenyum karena saya sudah jawab dan memang tidak bawa apa-apa lagi, tapi ternyata respon yang saya dapatkan cukup mengejutkan ‘That is not funny,’ he said.

Sampai di rumah saya masih sedih dan merasa takut untuk keluar belanja sendiri lagi. Papa dan suami saya mengingatkan untuk mengambil sisi positifnya saja. Hal itu kan sama saja seperti mau naik angkot rute dekat tetapi nekat membayar dengan uang seratus ribuan, ya supir angkot pasti akan kesal tentunya hehe…jadi, di sini lebih baik bayar dengan uang receh pas-pasan dibanding bayar dengan nominal besar. Hal ini berlaku juga untuk toko-toko besar, bukan hanya toko kecil.

ROYAL HOLLOWAY UNIVERSITY OF LONDON

Royal Holloway University of London adalah salah satu kampus yang merupakan bagian dari University of London yang berada di luar London. Situasi ini mirip dengan kampus UNPAD atau ITB di Jatinangor dengan kampus utama di Kota Bandung. Biasanya, teman-teman Indonesia yang datang dari luar kampus RHUL kami bawa kesini sebagai salah satu tujuan wisata karena gedung tuanya yang bagus dan sejarahnya yang menarik. Bagi yang sudah menonton salah satu film The Avengers yang terbaru mungkin sudah mengenali kampus ini.

Foto 14a. sudut foto kastil Royal Holloway yang paling bagus menurut saya

Salah satu sudut kastil Royal Holloway

Foto 14c. Kastil kembaran Royal Holloway yang ada di Virginia Water. sekarang sudah menjadi perumahan.

Kastil kembaran Royal Holloway di Virginia Water yang sudah menjadi perumahan

Selain RHUL, Egham memiliki Strode’s College. Kampus yang ini membuka pendaftaran untuk adult education. Selain untuk belajar, ada beberapa kursusnya yang bersifat rekreasional seperti merajut, dansa, ataupun membuat kerajinan lainnya.

Foto 15. Foto di depan Strodes College, egham

Foto di depan Strodes College, Egham

Saya mencoba mengikuti salah satu kursus mengenai Teaching and Education. Interaksi saya dengan penduduk asli UK mulai terbina di sini karena peserta belajarnya kebanyakan adalah residen. Mereka sangat ramah dan menerima para pendatang dengan baik.

AKTIVITAS ANAK

Ketika datang di Egham, Athar baru akan berusia 2 tahun. Di sela-sela jadwal kursus, saya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan bermain Athar dengan beberapa aktivitas yang menyenangkan, seperti:

Mengajaknya main di beberapa playground yang terletak di sekitaran Egham dan Staines. Di antaranya adalah Manocroft Playing Field, Hythe Park, Pooley Green Park, dan juga Runnymede Park. Athar paling senang main di Hythe Park yang memiliki trampolin dan Runnymede Park yang memiliki splish splash pool ketika musim panas. Cukup untuk mengobati kerinduan untuk belajar berenang, tetapi harus ingat untuk memakaikan suncream karena sinar matahari yang terik.

Mengajaknya ke Egham Library. Selain untuk meminjam buku bacaan dan buku audio, ada pula acara Rhymetime untuk anak setiap hari Kamis dan Sabtu pagi. Sedangkan pada hari Rabu merupakan jadwal storytime. Selebihnya, waktu untuk berkreasi dan mewarnai bisa dilakukan kapan saja. Pendaftaran untuk menjadi anggota perpustakaan ini sangat mudah, hanya dengan menunjukan bukti alamat tempat tinggal, maka sudah bisa terdaftar menjadi anggota dan menggunakan fasilitas perpustakaan yang ada. Kami bisa meminjam sampai 20 buku di sini, dan kelebihan yang didapatkan untuk anggota anak adalah bila ada keterlambatan pengembalian tidak akan dikenakan denda. Yeeayy!!! Tetapi ya harus ikut peraturan dong karena buku yang dipinjam untuk kepentingan umum juga. Jangan khawatir, jadwal pengembalian buku akan selalu diingatkan melalui email sekitar 3 hari sebelum batas waktu yang telah ditentukan.

Foto 20. Mejeng dulu di depan library

The Haven Surestart Children Centre merupakan tempat bermain yang menyenangkan yang diselenggarakan oleh pemerintah UK. Di sini, anak bisa bermain setiap hari Senin pagi pada program Messy Monday dengan kegiatan yang memicu kreativitas seperti bemain cat ataupun pasir-pasir. Ya, sesuai namanya ‘messy’, memang agak kotor-kotor sedikit, tetapi tidak perlu khawatir karena sudah disediakan peralatan dan ruangan yang memadai. Program lainnya adalah Tiny Toes pada Jumat pagi yang membebaskan anak bermain di dalam dengan berbagai mainan yang disediakan, maupun di luar ruangan dengan bermain mobil-mobilan, rumah-rumahan, ataupun scooter. Kita dianjurkan untuk memberikan donasi sebesar £1, untuk setiap kegiatan. Di sini juga disediakan snack dan buah untuk anak-anak. Saya senang sekali karena dengan disediakannya snack tersebut, Athar semakin cepat untuk berlatih makan sendiri karena termotivasi oleh teman-teman sebayanya.

Untuk anak berusia 2-2,5 tahun akan diberikan surat untuk pemeriksaan perkembangan dan pertumbuhannya. Biasanya perlu membuat janji terlebih dahulu untuk menjadwalkan waktu pemeriksaan. Pemeriksaan perkembangan dan pertumbuhan yang dilakukan adalah pemeriksaan kemampuan bicara dan bahasa utama yang digunakan, interaksi dengan orang lain, aktivitas psikomotor juga pengukuran berat dan tinggi badan. Petugas pemeriksa kemudian akan memberikan informasi dan ulasan mengenai apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Selain untuk anak, ada beberapa program lain yang ditujukan untuk orang tua. Salah satunya adalah Parenting Course yang merupakan kursus 10 minggu dan diadakan setiap hari Selasa atau Rabu. Kegiatan ini tidak memerlukan biaya sedikit pun, hanya saja perlu mendaftar jauh-jauh hari untuk mendapatkan kesempatannya. Dalam kegiatan ini peserta didampingi oleh tiga orang tutor/fasilitator dan belajar bagaimana membesarkan anak yang baik melalui metode diskusi, berbagi informasi dan pengalaman. Kita juga bisa membeli buku yang mendukung kegiatan ini.

Kegiatan ini sangat menyenangkan karena selain belajar, ini juga dapat dijadikan waktu untuk relaksasi yang tepat bagi orangtua, karena dengan program Creche, para orangtua dapat menitipkan anak kepada pengasuh-pengasuh yang terpercaya. Bagi saya, program Creche ini menjadi sarana yang tepat untuk membiasakan Athar belajar mandiri karena kami belum memasukannya ke nursery. Orangtua juga akan mendapat laporan atas kegiatan yang dilakukan oleh sang anak selama waktu tersebut setiap minggunya, sehingga bisa dilihat perkembangan dan kemajuannya.

MAGNA CARTA TRUST 800TH ANNIVERSARY

Egham juga dikenal mempunyai sejarah yang panjang di UK. Disinilah tempat dokumen yang memuat hak asasi manusia pertama kali dibuat dan disahkan pada tahun 1215. Berawal dari perselisihan antara King John dengan beberapa lapisan masyarakat Inggris pada masa itu, maka dibuatlah sebuah piagam untuk membatasi hak dari para pembesar kerajaan dan masyarakat umum. Sejak saat itu tidak ada orang atau raja sekalipun yang berada di atas hukum. Dokumen inilah yang dikenal dengan Magna Carta. Pengenalan mengenai sejarah Magna Carta ini disajikan dengan lengkap di Egham Museum yang terletak di High Street.

83416299_img_3983

Monumen Magna Carta

Perayaan Magna Carta Day diadakan setiap tahun, dan kebetulan tahun 2015 menjadi perayaan yang ke-800 tahun, sehingga dirayakan dengan sangat meriah dibanding dengan perayaan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, Ratu Elizabeth pun datang ke area monumen Magna Carta dekat Runnymede Park untuk memperingatinya. Berbagai festival diadakan di beberapa tempat, mulai dari Egham High Street, kampus-kampus sekitar (RHUL dan Strode’s College), serta Runnymede Park. Penduduk Egham dan para pendatang akan berkumpul dan merayakannya.

Foto 7. Suasana highstreet Egham yang ramai pada saat perayaan Magna Carta

Suasana highstreet Egham yang ramai pada saat perayaan Magna Carta

Festival yang ditampilkan sangat beragam, mulai dari balap perahu mengarungi sungai Thames yang melewati Runnymede Park yang juga menampilkan perahu kerajaan milik Ratu Elizabeth, sampai dengan pertunjukan teater The Pageant yang menampilkan kisah tentang pengesahan Magna Carta lengkap dengan Knights Battle-nya.

Foto 9. Perahu Ratu Elizabeth

Perahu Ratu Elizabeth

Yang paling berkesan untuk Athar adalah open day Fire Station, karena di sini anak-anak bisa merasakan bagaimana menjadi petugas pemadam kebakaran, mulai dari menggunakan atributnya sampai menaiki truk besarnya, perahu penyelamat sampai ambulans.

Foto 12. Open day Fire Station berarti anak-anak boleh naik truk pemadam kebakaran

Open Day Fire Station

Ketika malam tiba, tepatnya sekitar pukul 21.30 ada lagi kemeriahan dari kembang api yang dinyalakan di beberapa tempat. Uniknya beberapa festival ini dilaksanakan bergiliran di beberapa lokasi agar semua pengunjung bisa terfokus di satu tempat untuk menikmatinya. Yang terbaru dari acara Magna Carta tahun ini adalah disahkannya patung Ratu Elizabeth di area Runnymede Park, tepatnya pada tanggal 14 Juni 2015.

EMPAT MUSIM

Kami mengalami empat musim di sini. Musim semi, panas, gugur, dan dingin. Kami datang ketika musim semi. Tetapi walaupun musim dingin sudah lewat, saya masih tetap saja merasa kedinginan. Tahun ini, datangnya musim panas bertepatan dengan Ramadhan. Jadi waktu puasa di sini menjadi cukup panjang, sekitar 18-19 jam, dimulai sahur sekitar pukul 2.00 dini hari dan berbuka sekitar pukul 21.20 malam. Alhamdulillah, kami bisa melewati dan menikmatinya. Pada saat musim gugur datang semuanya terlihat sangat cantik karena pohon-pohon mengugurkan daun-daunnya. Untuk musim dingin, Egham jarang sekali mendapat salju, tetapi Alhamdulillah pada tahun kami tinggal di sini kami bisa merasakannya. Ketika itu masih jam 5 pagi, saya dan Athar dengan semangat bergegas menuju luar rumah dan bermain salju. Salju yang turun memang tidak banyak, tapi kalau untuk membuat sowman saja, bisalah.

Foto 24. Alhamdulilah sempat membuat snowman dari salju yang tipis

Walaupun tipis, tetap bisa membuat snowman!

Uniknya lagi, kampus RHUL turut menyemarakkan suasana dengan menghadirkan rusa-rusa kutub di kampus. Rasanya lengkap sudah pengalaman kami menikmati musim-musim di sini.

Foto 25a. Saat winter banyak keramaian di Royal Holloway pagelaran reindeer ini termasuk salah satunya

Saat winter banyak keramaian di Royal Holloway. Pagelaran reindeer ini termasuk salah satunya

MENIKMATI EGHAM DAN SEKITARNYA

Kota terdekat yang biasa kami kunjungi selain Staines, adalah Englefield Green dan Windsor. Jika akan berangkat ke Windsor menggunakan bus, maka kita akan melewati Englefield Green. Di sini setiap tahunnya diadakan acara Steam Fair yang menjadi tempat bermain yang menyenangkan.

Foto 26. Steam fair di Englefield green

Windsor memang sudah cukup terkenal karena di kota ini banyak memiliki istana tempat tujuan wisata, diantaranya adalah istana tempat tinggal Ratu Elizabeth. Suatu hari kami pernah melihatnya dalam kendaraan yang melaju di dalam istana tanpa pengawalan yang ketat, ketika kami berjalan melewati The Long Walk. Jalur awal The Long Walk ini ditandai dengan adanya patung King George yang menghubungkan Great Windsor Park dengan Windsor Castle. Selain di istana Buckingham, London, di istana ini juga terdapat proses Changing Guard yang menjadi daya tarik turis.

Foto 27. Patung king George yang menandai dimulainya jalur the Long Mile

Patung king George yang menandai dimulainya jalur the Long Walk

Selain istana yang menjadi daya tarik, tempat wisata yang kami kunjungi lainnya adalah Legoland Windsor. Di tempat ini Athar sangat dimanjakan dengan permainan-permainan yang menarik. Kami mengikuti program Merlin Pass dengan membayar sekitar £70 di masa promosi untuk keanggotaan satu tahun. Merlin Pass ini bisa digunakan untuk menikmati beberapa tempat wisata yang tersebar di UK. Selain Legoland Windsor, ada juga Thorpe Park, Maddame Tussauds, SeaLife Aquarium, London Eye, Alton Towers, dan masih banyak lagi. Thorpe Park sebenarnya berada relatif dekat dari Egham (https://www.thorpepark.com/) wahananya seperti DUFAN dengan beberapa wahana yang cukup ekstrim walaupun masih tetap dapat dinikmati oleh seluruh keluarga. Namun sayang, kami belum sempat mengunjunginya karena hampir semua wahana mengharuskan tinggi minimum 1 meter sedangkan tinggi Athar belum mencukupi.

Ada satu tempat favorit Athar yang cukup sering kami kunjungi, yaitu National History Museum. Tempat ini menjadi favorit Athar karena banyak terdapat fosil-fosil dinosaurus dan binatang lainnya. Lokasi lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Tower Bridge, London Bridge, dan Hampton Court Palace. Kami juga sempat mengunjungi daerah lain seperti Leicester, Welwyn Garden City, Guildford, Oxford karena bertepatan dengan lokasi kursus kedokteran gigi yang saya ambil. Tak jauh dari Oxford ada kota kecil bernama Bicester Village (http://www.bicestervillage.com/), tempat berburu barang-barang branded yang sedikit outdated dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan di outlet resmi mereka. Tempat ini selalu penuh dan tak jarang kita dapat bertemu dengan sesama perantau dari Indonesia. Bahkan saking banyaknya pengunjung dari luar negeri, sampai-sampai disediakan musala dan tempat beribadah lainnya di sana.

HELLO INDONESIA, PEMILU DAN PERAYAAN KEMERDEKAAN

Hello Indonesia adalah acara tahunan yang digagas oleh penggiat turisme di Indonesia sebagai ajang promosi mengenai Indonesia di UK. Acaranya diadakan di Trafalgar Square pada salah satu weekend di bulan Mei atau Juni. Untuk kami yang kangen Indonesia, acara ini menjadi kegiatan temu kangen warga Indonesia dan menjadi ajang jajan kuliner nusantara.

Selain Hello Indonesia, perayaan hari kemerdekaan Indonesia di UK juga menjadi salah satu ajang silaturahmi dengan sesama saudara sebangsa setanah air. Perayaan hari kemerdekaan di UK juga tak kalah meriah jika dibandingan dengan di Indonesia. Hanya saja, acara seperti ini lebih mempunyai nilai tambah untuk kami yang tinggal di luar negeri. Di acara ini kami bertemu banyak teman dan calon teman yang dalam keseharian agak susah bertemu karena perbedaan jadwal kesibukan, jarak, dan lain sebagainya. Bahkan di satu kesempatan, saya dan suami bertemu dengan kawan semasa SMA yang di Indonesia saja, walaupun kami tinggal di pulau yang sama, tidak pernah bertemu semenjak kami lulus SMA.

Lain halnya dengan pemilu. Mengikuti proses Pemilu 2014 di UK menjadi pengalaman unik kami selama tinggal disini. Pemungutan suaranya diadakan di kantor kedutaan besar Indonesia di London. Bagi penduduk yang tinggal di area sekitar London, dapat langsung mengikuti Pemilu pada harinya. Namun bagi masyarakat Indonesia yang tinggal jauh dari London, disediakan mekanisme memilih melaui amplop surat yang dikirimkan beberapa waktu sebelum pemilu sehingga dapat dihitung bersamaan dengan hasil pemungutan suara langsung.

Foto 39a. Suasana pemilu langsung di KBRI LOndon

Suasana pemilu

HALQAH, FAMILY IFTAR DAN LEBARAN DI EGHAM

Sebagai seorang muslim, pikiran saya ketika datang pertama kali ke UK dipenuhi dengan bagaimana pelaksanaan ibadah dan bagaimana mencari bahan makanan halal. Tetapi ternyata kekhawatiran saya agak berlebihan. Di UK, setidaknya di Egham, walaupun menganut sistem sekuler tetapi masyarakatnya menghargai perbedaan, apalagi masalah kepercayaan pribadi. Kami dapat dengan mudah mengakses tempat untuk beribadah. Bahkan di Royal Holloway,  disediakan ruang baru untuk komunitas muslim di Egham dan sekitarnya untuk melaksanakan salat jumat dan acara-acara keagamaan lainnya seperti salat Ied ataupun acara silaturahmi antara sesama muslim. Ada juga pengajian rutin (halqah) yang diadakan di Windsor setiap minggunya yang pesertanya berasal dari dari beragam latar belakang etnis dan budaya.

Bahan makanan halal juga relatif mudah ditemukan. Biasanya kami pergi ke Slough dan Hounslow. Untuk pilihan restoran atau toko yang menyediakan bahan halal bisa melihat website http://www.halalhmc.org/. Kalau sekiranya malas jalan-jalan, memesan bahan makanan halal online melalui beberapa website juga dapat dilakukan. Bahkan, toko-toko kelontong besar seperti TESCO, ASDA dan SAINSBURY’S sudah banyak menyediakan opsi daging halal di websitenya.

Foto 41a.Mushola di RHUL

Mushola di RHUL

Foto 42 Suasana family iftar di RHUL, anak-anak berlarian tak terkendali

Suasana family iftar di RHUL

Kehidupan singkat kami di Egham memberikan segudang pengalaman untuk kami. Semua pasti setuju, belajar memang tidak pernah ada matinya, tentunya akan dilakukan terus menerus sepanjang hayat. Ya, kehidupan saya berubah drastis di Egham. Saya mulai belajar berumahtangga secara mandiri, mulai belajar masak, memahami cara mendidik anak, bahkan belajar mengenai ragam kehidupan. Sungguh berbeda ketika di Indonesia, saya lebih banyak disibukan oleh pekerjaan kantor, sedangkan di sini saya mulai belajar memaknai kehidupan yang sebenarnya, dan semoga saja ketika kembali nanti saya dapat menata hidup dengan lebih baik lagi.

Saya dan Athar harus kembali ke Indonesia lebih awal dikarenakan izin belajar saya sudah habis dan sudah harus kembali bekerja. Semoga suami saya bisa cepat menyusul pulang dan kemudian merencakan perantauan kami berikutnya.

—–

Sebagian foto pada laman ini terhubung dengan image asli gambar, dan selebihnya adalah karya Veni dan keluarga.

This article is edited by Mamarantau Content Editor and Contributor: Ajeng Ika Nugraheni, a mamarantau based in Singapore.

Merantau di Liverpool

DitaucAnindita Prameswari – ITB graduated who previously worked for PT Unilever Indonesia, but currently on unpaid leave. I am a full time happy mom of a 2 years old daughter has been living in Liverpool since 2014. Here to accompany my husband in pursuing Master’s Degree in Football Industries MBA. Love to travel and cook and in the spare time also run small online business.

Continue reading

Merantau di Manchester

widyaWidyastuti Harda currently live in Manchester, UK with two little kids and husband. Love to try new Indonesian recipes (especially) and baking treats for her family. In her spare time, she likes to travel and being a tourist in the city.

Tenancy Agreement adalah syarat pertama dan utama buat ngurus dokumen-dokumen yang lain; artinya harus sudah punya rumah atau tempat tinggal tetap di sini. Kami sudah cari beberapa apartemen inceran dari sebelum datang ke UK, dan minta bantuan teman untuk bantu viewing. Ketika ketemu dengan landlordnya dan cocok, maka langsung tanda tangan agreement dan bayar uang sewa plus deposit. Ohya, rata-rata apartemen di sini sudah furnished, palingan hanya butuh perabot dan perkakas dapur saja – yang mana bisa dapat dari lungsuran teman/ keluarga mahasiswa sebelumnya.

Dengan keluarga

Bersama keluarga

Setelah mendapat tenancy agreement, kami daftar ke dokter umum (General Practitioner – GP) yang selanjutnya akan dimasukan ke sistem NHS (National Health Service) UK dan daftar sekolah buat anak-anak. Keduanya (GP dan sekolah anak) harus memilih lokasi yang terdekat dengan lokasi rumah, mungkin kalau di Indonesia harus yang se-rayon.

PicsArt_1412802158497

Salah satu atraksi kota: The Manchester Museum

PicsPlay_1412860937901

Suasana jalanan yang lenggang di Manchester

Proses pendaftaran sekolah untuk anakPendaftaran untuk sekolah Dipta (usia 7 tahun) dilakukan secara terpusat di City Council. Di sana kita akan mendapatkan form buat mengisi biodata kita, anak kita, dan sekolah yang dituju. Ada 3 pilihan sekolah yang bisa diisi, disarankan buat daftar yang terdekat dari rumah. Di City Councilnya tersedia komputer untuk browsing sekolah mana saja yang bisa dipilih sesuai rayon rumah kita. Probabilitas diterimanya tergantung dari berapa banyak space yang tersisa buat menerima anak baru di setiap sekolah & jarak dari rumah anak ke sekolah. Setelah itu, form yang sudah diisi dimasukan ke kotak surat yang tersedia di  sana & kita tinggal menunggu kabar dari sekolah yang bersangkutan.

Nah, atas saran orang-orang yang kami temui, katanya jangan menunggu saja, you have to knock the door. Jadi, kami datengin juga sekolah yang jadi pilihan pertama di list. Kebetulan sekolahnya sangat dekat dari rumah, tiga menit sampai 🙂 Alhamdulillah beberapa space kosong buat 1st year student di sekolah ini. Pihak sekolah harus menunggu surat resmi dari City Council dulu, tapi di sana mereka mencatat data kami dan si anak – sehingga jika mereka sudah terima surat dari City Council, pihak sekolah bisa langsung mengubungi kami. Dokumen yang dibutuhkan: tenancy agreement, paspor anak, dan akte kelahiran anak, isi beberapa formulir dan tanda tangan beberapa paper works/ agrement. Pendaftarannya sangat mudah…! Ohya, seragam di sini menggunakan baju putih polos berkerah, celana panjang hitam atau abu-abu, dan sepatu hitam. Jumpernya saja yang diharuskan seragam dan beli di sekolah, tiap sekolah jumpernya berbeda,  seperti di Harry Potter gitu 😀

PicsArt_1412802942240

Mengurus GP. Pertama pilih GP yang diinginkan yang masuk wilayah rumah kita. Lagi-lagi2 tinggal browsing, mudah sekali cari infonya. Kemudian datang ke GP yang sudah dipilih, isi formulir yang disediakan, serahkan paspor & dokumen yang berisi alamat rumah kita – bisa tenancy agreement atau bank statement, kemudian tinggal tunggu surat untuk mendapatkan nomor kesehatan kita sekitar semingguan. Fasilitas kesehatan dan dentist gratis untuk anak-anak dan ibu hamil termasuk obat dan prescription dari dokter. Sementara orang dewasa bayar £7 untuk dokter umum, dan prescription, obat dan dentist bayar.

Menjadi Muslim di Manchester. Di sini banyak banget orang Muslim, mungkin karena Revolusi Industri Inggris, jadi banyak imigran Muslim dari Pakistan, Bangladesh, Somalia, dan sekitarnya di sini. Lingkungan rumah kami banyak imigrannya, jadi mudah ketemu restoran halal, toko yang jual produk-produk halal, halal meat, dan dekat Masjid 🙂

PicsPlay_1412860355821

Shahji Super Store: Salah satu toko halal di Manchester

Trus, kagum sekali sama toleransi yang tinggi antar penduduk. Entah karena lingkungan di sini banyak imigran atau memang secara adat sudah begitu: jadi, setiap papasan sama saudara seagama, even gak kenal mereka pasti ber”assalamualaikum”. Di sekolah Dipta dan public schools lain di sini juga menyediain option halal buat makan siangnya. Dan ini gak asal halal, mereka menunjukan serifikat halalnya di Web sekolah mereka, kemaren juga sama-sama merayakan Eid Fitri dan Adha di sekolah, pulangnya dikasih celebration card, dan di jadwal sekolahnya dibilang anak-anak dikenalkan agar tahu hari-hari keagamaan agama lain dan bertoleransi dengan itu.

Transportasi. Kami di sini berkendaraan umum. Sebetulnya mobil termasuk murah di sini, tapi gasolinenya mahal, dan berhubung kita hanya setahun di sini, jadi sayang beli mobil. Kemana-mana jalan kaki, trotoar luas, udara segar, banyak taman, palingan dinginnya saja yang gak nahan. Kami sengaja cari rumah yang dekat dengan pertokoan, sekolah Dipta & kampus Dika.

PicsPlay_1412861506719

Kegiatan jalan-jalan di taman, salah satu kegiatan favorite keluarga kami

PicsPlay_1411967653015

Kalau mau ke mall atau jalan keliling kota, baru kita naik bis. Ada annual pass (buat yang rutin), go show (bayar langsung di bis), dan daily rider (yang bisa dipakai seharian kalau mau ke banyak tempat dan cukup bayar sekali di awal). Tiketnya buat anak-anak sampai usia 5 tahun gratis, > 6 tahun bayar setengah, ada juga tiket buat family, bayar sepaket untuk 2 adults, 3 children yg jatuhnya lebih murah daripada bayar sendiri-sendiri. Bus di sini double decker, dan ada akses strollernya jadi mudah kalau bawa baby.

Komunitas Orang Indonesia. Di sini ada PPI dan PPI Greater Manchester, kemudian ada pengajian manchester rutin, cukup ramai kalau kumpul-kumpul (sekitar 50 orangan). Mahasiswa Indonesia di sini cukup rame, ditambah yang lagi nge-trend beasiswa LPDP ada sekitar 100 students baru.

————–

Foto-foto dokumentasi pribadi Widya dan keluarga.