
Astarina Maulida – Hai, aku Asta, mamarantau yang baru setahun menetap di Mississauga, sebuah kota di Ontario, Kanada. Kota ini cukup dekat dengan Toronto. Sebelum merantau aku dan suami berwiraswasta di Jakarta. Kami memutuskan untuk pindah ke Kanada demi pendidikan anak, karena sebelumnya suami juga bersekolah di Kanada sejak SMA. Saat ini aku dan suami bekerja dan anakku, Kioko bersekolah di TK di tingkat senior kindergarten.
Kali ini aku mau mengajak melihat sisi beratnya hidup di Kanada, yang pasti nggak hanya yang senang-senang aja. Selalu ada dua sisi dalam satu koin.


Apa aja nggak enaknya? Winter yang extreme sampai -35 derajat, summerpun sampai +40. Pencarian kerja yang sulit dan harus rela kerja kasar untuk banyak imigran, bahkan ada lho yang di negara asalnya itu dokter dan doktor phd tapi saat di sini harus ikhlas jadi uber driver. Kok gitu? Jangan lupa kualitas pekerja dari Kanada itu sangat bersaing. Harga rumah di sini juga mahal, di kota ini 500,000 CAD (5,5M) dapetnya rumah kecil. Kalau mau agak besar budget segitu di condo atau pinggiran kota lagi. Ada harga ada rupa, semakin jauh dari kota pasti commuting time nya bertambah. Harga plan internet hape juga mahalita, paksuami bilang termasuk salah satu yang termahal di dunia.

Pajak pun, kalau belanja tax di province ini 13%, kalau makan kudu kasih tip lagi 10-15%. Belum lagi pajak penghasilan dari gaji minimal 20% maksimal 50%. Semakin tinggi gaji semakin besar potongannya. Untuk yang kerja di luar negeri tapi anak istri menetap di kanada pun si penghasilan suami dikenakan tax sebesar di Kanada karena keluarganya dianggap menikmati fasilitas di Kanada. Di luar harga yang mahal dan cuaca, jangan lupa culture yang berbeda dengan Indonesia, terutama aku suami dan Kioko itu minoritas lho, apalagi aku super visible minority (berjilbab). Oya di sini pekerjaan rumah tangga juga kudu gotong royong sama suami, bayangin masak, nyapu ngepel, cuci baju, cuci piring, anter anak sekolah, mandiin anak, didik anak, anter les anak, endesbre kalau nggak dikerjain berdua gimana bentuk rupa sang istri, haha. Belum lagi kalau istri kerja, harus urus daycare sampai anak usia 10 tahun yang biayanya lumayan menguras kocek.

Jadi hidup di Kanada nggak hanya plus, terlihat enak atau ”asik banget tinggal di luar negeri”. Saat menentukan pindah, semua konsekuensi harus kita terima. Aku dan suami tipe yang menikmati perjuangan ini, karena kita kebiasa berjuang, malah saat nyaman kita nggak tenang. Tentunya banyak juga positifnya tinggal di sini, tapi menurutku nggak fair jika hanya melihat di satu sisi yang indah. Justru hidup itu indah karena ada positif dan negatif dalam satu ruang. Embrace BOTH and enjoy…!
astarina.maulida@gmail.com IG: @astarinamaulida