Prissa Putri J – Once a Lawyer, always a mother.. Raising a fairy princess Quorra and a mighty knight Shatra.
Hello! Nama saya Prissa Putri, sudah 4 tahun ini status saya adalah full time home-maker aka. woman who fully manage a household hahaha..! Jadi termasuk juru masak, tukang bersih bersih, tutor privat sampai uber mom yang sebagian besar waktu habis di jalan untuk mengantar anak dan suami setiap harinya. Sebelum terjun ke profesi menantang ini, pekerjaan saya sebelumnya adalah seorang corporate lawyer di salah satu lawfirm terbesar di Jakarta selama 8 tahun, kemudian naik pangkat diberi kepercayaan mengurus 2 orang anak, Quorra Tjokroatmodjo (6 thn) dan Artachshatra Tjokroatmodjo (4,5 thn) tanpa bala bantuan aka helper di negeri rantau Singapura (malu nih disebut negara rantau padahal jaraknya cuma sejauh cibubur hahaha).
Saya, suami dan 2 anak kami, Quorra dan Shatra pindah ke Singapura pada tahun 2013, setelah suami mendapatkan tawaran bekerja disalah satu multinational technology company. Tepat di awal bulan ini menandai pindahnya kita pindah lengkap sekeluarga selama 4 tahun.

The four of us
Di awal keputusan menerima pekerjaan di Singapura ini, kebetulan kami berdua sama-sama meniti karir yang sama di Jakarta. Sehingga “ambisi wanita karir” saya masih meluap-luap haha… jadi kami tidak langsung pindah secara bersamaan, melihat jarak yang cukup dekat antara Jakarta-Singapura, saya sempat memutuskan untuk tetap bekerja di Jakarta at least sampai akhir tahun 2013 (nunggu bonus akhir tahun lah hahaha, ups!). Setelah 3 bulan mencoba, dan merenungkan kembali prioritas hidup, yang menurut kami keluarga itu sudah seharusnya bersama sama, akhirnya di bulan Oktober 2013 saya memutuskan untuk resign sepenuhnya dan hijrah ke Singapura.
We enjoy every bit of seconds living here in Singapore! Menurut kami, negara ini adalah tempat yang sempurna untuk membesarkan anak-anak. Lingkungan aman, taman kota dimana-mana, playground bersih dan mudah ditemukan, lingkungan komunitas yang kondusif disini sangat memudahkan kami akhirnya menyebut Singapore as our home.
Pindah kesini saat Quorra masih berusia 2 tahun dan Shatra kurang lebih 8 bulan, pertama kali jadi full time home-maker, masih mencari rhythm yang pas, jadi di awal awal kepindahan banyak cerita0cerita yang gak bisa dilupain, salah satunya yang paling menantang adalah waktu Shatra masih harus digendong kemana-mana (thank you ergo baby!) dan antar jemput Quorra sekolah dengan public transportation, sampai pernah sekali waktu, karena cepet-cepet turun, saya sukses terjatuh dan kaki pun terkilir sehingga harus pakai aircast! Tantangan banget haha! Karena disini pace hidup orang-orang itu serba cepet-cepet kaaan jadi penyesuaian ini mengorbankan kaki fracture ;p
Kiasusim
Satu yang saya bisa sebutkan sebagai whatnot to like living here in Singapore, yaitu KIASUISM orang Singapura! Sifat ini mendarah daging sekali sampai ke anak-anak, ambisius ada baiknya, tapi kiasuism that’s another level! Hahahahaha.
Apasih “KIASUISM”, dari istilah Kiasu (Chinese: 驚輸; Pe̍h-ōe-jī: kiaⁿ-su) adalah istilah bahasa Hokkien yang arti sebenarnya adalah sikap mau menang sendiri dan egois. Ini salah satu sikap yang lengkeeett dan identik dengan para Singaporean, dan bisa diliat dalam semua segi berkehidupan di Singapura, mulai dari antri chicken rice, antri sale, daftar sekolah anak, sampe sampe masuk giliran di playground. Karena ini udah sifat yang mendarah daging, dan jadi bagian dari culture Singaporean, jadi anak-anak kecil pun (tentunya karena sikap orang tuanya yang seperti itu juga) jadi ikutan, pokoknya slogannya “gue harusss yang pertamaaaaaaaa” hahahahhahaa. Nah, inilah yang para pendatang dari luar Singapura biasanya merasa super super risih sama sifat yang satu ini, so when I said ambitious is good but Kiasuism is another level, I really mean it! When you’re ambitious, you set the goal for yourself to be successful, but Kiasu, you have to be successful but everyone must loose!
Terjemahan dalam bahasa inggrisnya “afraid to lose out” dari ‘kia’ artinya ‘afraid’ dan su artinya ‘kalah’.
Area Tempat Tinggal
Kami tinggal di area Bukit Timah, masuk postal districtnya district 10, memutuskan tinggal disini karena areanya yang residensial. Mau ke Botanic Garden terjangkau dan dekat, ke kota juga tidak terlalu jauh dengan area hijau yang banyak! Area tempat kami tinggal ini termasuk area pendatang, jadi tetangga kiri kanan depan belakang mostly adalah perantau di Singapura.
Singaporean yang tinggal di area pun kebanyakan yang memiliki landed house dan pergi ke sekolah di sekolah unggulan Singapura jadi tidak sering berinteraksi dengan mereka kecuali di satu tempat les dengan anak anak hahaha! Menurut kami, area ini new-comer friendly! Sejak 4 tahun lalu, kami jatuh cinta dengan area ini.
Kids Friendly Restaurants
Hampir setiap minggu ada tempat makan baru di Singapura yang memanggil-manggil untuk dicoba haha dan mostly kids friendly! Karena, kebanyakan pendatang di Singapura itu keluarga dengan anak, dan anak-anak tersebut rata-rata babies, toddlers sampai teenagers. Most restaurants di Singapura pasti menyediakan crayons, kertas mewarnai atau buku bacaan! Free magazine yang berkeliaran disinipun membahas seputaran keluarga dan segala aktifitas buat anak-anak jadi gampaaang sekali untuk menentukan aktifitas akhir pekan sama anak-anak disini. Hmmmm, kalau disuruh menyebutkan satu tempat makan favorit ini rasanya suliiittt banget! Tapi saya akan kasih 3 tempat favorit kami sekeluarga untuk ini:
1) Riders Café
Tempat ini salah satu all time favorite kami! Tempatnya di area Bukit Timah, tidak jauh dari kota tetapi begitu masuk areanya rasanya seperti di ranch luar kota 😀 Kids loveee this place! Timing yang disarankan adalah waktu sarapan, anak-anak punya kesempatan untuk masuk ke kandang kuda keliling liat kuda bahkan bisa pony ride 😀 Weekend, agak sulit dapat meja, tetapi bisa reservasi dulu.
Restauran ini letaknya tidak jauh dari Orchard Rd dan dekat sekali dari Singapore Botanic Gardens, restaurant ini punya organic city-farm di areanya dan semua bahannya digunakan untuk penyajian makanan di restaurannya. So definitely its Organic-kids friendly! Dan punya halaman outdoor playground yang luas yang jadi favorit anak-anak. Biasanya kalau udah kesini, habis makan, 2 cangkir kopi pun gak cukup hahaha!
3) The Quayside at Robertson Quay
Ini merupakan suatu area, konsepnya adalah open space restaurant row, banyak sekali pilihan makanan sesuai selera, dari Mexican, Japanesse, Chinese, Italian, sampai Middle East yang semuanya kids friendly! So, when in doubt go to this area! Kids can play scooters along the quay of Singapore river trus kita makan enak!

One of the Mexican Restaurant, Super Loco
Nah, kalau tempat hang out terfavorite kita sekeluarga adalah:
1) Singapore Botanic Gardens
Untuk anak-anak kunci utamanya adalah lapangan luas buat jungkir balik sampe capek tanpa diteriakin mama papanya ya! Hahahhaha jadi tempat ini selalu jadi andalan kita sekeluarga, lebih lagi di Singapore botanic gardens itu punya jadwal rutin concert in the park! Kita selalu cek jadwal rutin di website nparks yang super update untuk event-event ini, bahkan ada juga cinema in the park yang super kids friendly!
2) Museum!
Yes, in Singapore we have these privileges of crazy cool museums everywhere! Anak-anak bisa terekspos dengan Museum yang sangat apik, terawat dan memadai, jadi sesering mungkin kami selalu mengajak anak-anak mengunjungi museum waktu akhir pekan. Favorit kita sekarang ini adalah Singapore National Gallery! Latest visit, kita memperkenalkan lukisan-lukisan karya Raden Saleh ke anak-anak. Dan tentunya exhibition Life is the Heart of the Rainbow oleh Yayoi Kusama.
Tantangan menjadi mamarantau di Singapura
Menurut saya pribadi, hidup disini hampir bisa dikatakan sangat mudah, making friends also is easy karena itu tadi, rata-rata disini banyak pendatang dari berbagai negara jadi lebih friendly. Quorra dan Shatra sekolah di Sekolah Internasional, dan muridnya sangat beragam, dari nationality Israeli, Pakistani, Kuwaity, Greek, Indian, you name it ada semua, dan inilah yang kami mau tanamkan ke anak-anak kalau kita semua ini citizen of the world, we have friends from many different country. Jadi kami sangat bersyukur dengan kesempatan ini.
Tapi tetep sih ada tantangan sebagai seorang Indonesia merantau di Singapura, saya pribadi tidak suka dengan pembagian ras yang diterapkan di Singapore, meskipun negara ini punya tujuan sendiri atas itu menurut saya hal-hal sedemikian harus kita minimalisir. Paras kita yang sama dengan penduduk Singapura dengan ras Malay (Melayu), sering menjadi pengelompokan di tempat-tempat tertentu, dan budaya Melayu yang suka ikut campur (hampir sama nih kayak orang Indonesia 😛 ) kadang-kadang mengganggu hahaha!
====
Instagram: @pichaputri
Especially the food and art look amazing! ❤ Too bad I can't understand the text so much. 😀
LikeLike
Loved reading your post! What a beautiful little family of yours (:
LikeLike