
Kanti Pertiwi – a lecturer in Management, at the Faculty of Economics and Business, University of Indonesia, and an Honorary Fellow at the University of Melbourne where she completed her PhD in the area of Organisation Studies and Social Change.
Hampir 8 tahun yang lalu saya membuat keputusan itu. Keputusan untuk melanjutkan studi ke jenjang doktoral di negeri kangguru. Rasanya saat itu semuanya begitu natural dan wajar. Tuntutan profesi sebagai dosen, kata orang. Namun ketika dijalani, sungguh tak se”wajar” orang bilang. Studi doktoral menuntut ketahanan mental yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dari mulai mengelola ekspektasi akademik hingga tanggungjawab pribadi sebagai perempuan bersuami dan dikaruniai anak.

Beruntung saya punya support system… Suami & anak2 yg tangguh, pembimbing yang pengertian, juga sistem childcare di Australia yang handal untuk mahasiswa penuh waktu seperti saya. Layanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur juga lebih dari memadai untuk saya melakoni kehidupan bersama anak dengan nyaman meski jauh dr sanak saudara.

Tentu dibalik itu terselip banyak cerita. Ada letih… Tangis dalam sunyi… Panik… Cemas… Gelisah… Rasa “kurang cakap” dalam berbagai hal… Sulit tidur dan emosional…Adalah segelintir hal yg muncul mewarnai perjalanan lima tahun itu… Sampai akhirnya bab itu pun tuntas juga.

Melihat ke belakang, selain bekal doa dan restu orang2 yang menyayangi, menurut saya ada bekal yg tak kalah pentingnya.. yaitu bekal keras kepala.. Kerasnya kepala yang memungkinkan diri ini kuat berpisah dgn orang2 terkasih.. Ketika mereka jauh dan mendadak sakit..Kerasnya kepala yg mendorong jiwa ini bangkit ketika tersesat, tersandung, tertatih.. Kerasnya kepala yang meyakinkan hati ini bahwa kata menyerah tidaklah menjadi pilihan.. yang ada hanya bangun, maju.. Make it done.. karena tak ada yang tak mungkin jika Dia berkehendak..

Saya tahu saya tak sendiri, lewat kisah teman-teman sesama PhD perempuan asal Indonesia yang saya tuliskan di phdmamaindonesia.com, sy belajar bahwa ada begitu banyak hal yang bisa dicapai oleh perempuan-perempuan Indonesia jika didukung support system yang baik. Kisah-kisah penyemangat dari perempuan-perempuan Indonesia itu pun sedang dalam proses penggarapan untuk menjadi sebuah buku.

Buku yang diimpikan menjadi sumber inspirasi dan suntikan energi, dari perempuan oleh perempuan untuk perempuan. Semoga.
Amazing writing Mba.. similar to my case (not as great as yours, tho).. tapi betul banget, berasa kalo “Keras Kepala” itu sesuai Yang harus kita punya.
I’m leaving my comfortable life, good job, and of course, family and friends in Jakarta to be with my husband in Australia. Lucky, my daughter is strong as well, she always supporting me. Katanya, “let’s do it mami, we’ll be fine..” and she’s only 10 y.o..
Semoga sukses selalu, Mba 🙂
LikeLike