Deni Yulia Mardvall – A Balinese who is currently living in Stockholm, Sweden with lovely husband and a daughter. A dream catcher who takes one step at the times for every challenge in life.
PENGALAMAN HAMIL DAN MELAHIRKAN DI SWEDIA
Saya beruntung bisa mendapatkan pelayanan yang serba gratis tanpa biaya selama kehamilan. Proses kehamilan saya berjalan lancar di mana pengawasan diberikan oleh bidan. Di Swedia, Stockholm pada khususnya, begitu tahu kita hamil, kita diharapkan untuk mendaftarkan diri ke klinik bersalin yang ada di daerah kita, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mendaftarkan diri ke daerah selain tempat tinggal kita. Kita bisa memilih mana yang menurut kita terbaik dan nyaman untuk melakukan pemeriksaan.

D-day minus 1
Seperti halnya saya, ketika saya tahu pertama kali saya hamil, saya tidak bisa mendaftarkan diri di klinik yang berada paling dekat dengan tempat tinggal karena klinik dan rumah sakit terdekat sudah penuh dan tidak menerima pendaftaran lagi. Maka dari itu, saya mendaftarkan diri di kecamatan Stockholm, dimana saya memilih klinik ibu dan anak yang dikelola secara private namun bekerjasama dengan pemerintah, jadi siapapun yang mendaftarkan diri di sana akan mendapatkan fasilitas yang sama seperti ibu-ibu lain yang mendaftarkan diri di klinik atau rumah sakit milik pemerintah. Nama klinik dimana saya melakukan pemeriksaan adalah Mama Mia (Mama Mia – Midwives – Karlavägen 58-60, Östermalm, Stockholm)
PERBEDAANNYA DENGAN INDONESIA
Banyak hal yang berbeda selama proses kehamilan dan melahirkan antara Indonesia dan Swedia. Saya akan mencoba memberikan sedikit contoh menurut pengalaman saya pribadi dan semoga saja saya bisa menyebutkan semua tanpa ada yang tertinggal.
Seluruh Biaya Selama Proses Kehamilan dan Melahirkan Ditanggung oleh Pemerintah. Baik itu proses kehamilan normal ataupun jika ada masalah dan memerlukan perlakuan atau pemeriksaa khusus. Kita hanya membayar biaya administrasi dan biaya kamar saat suami menemani kita di rumah sakit setelah melahirkan yang jumlahnya sangat kecil. Hal ini tentunya berbeda dengan di Indonesia.
Kelahiran Normal Ditangani oleh Bidan. Di Swedia, selama proses kehamilan dan melahirkan, saya ditangani oleh bidan karena kehamilan saya normal. Dokter hanya diperlukan jika ada masalah dengan kehamilan atau dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut saat proses kehamilan. Proses melahirkan pun sama, dokter hanya dibutuhkan saat dibutuhkan atau ada masalah yang memerlukan tenaga medis yang lebih ahli. Contohnya saat pemberian epidural, maka dokter anastesi yang akan memasang alat epidural tersebut. Berbeda dengan Indonesia dimana sangat jarang proses kehamilan ditangani oleh bidan dan lebih banyak dokter yang memegang peranan selama proses kehamilan dan melahirkan.
Selama Proses Kehamilan hanya Diberikan Folic Acid dan Pil Omega 3. Dalam hal ini, saya meminum omega 3 karena selama proses kehamilan saya tidak bisa makan ikan sama sekali, setiap mencium ikan dalam bentuk apapun baik itu mentah dan sudah dimasak, saya akan mual yang sering diakhiri dengan muntah yang berkepanjangan sampai bau ikan tersebut hilang. Maka dari itu saya dianjurkan untuk meminum omega 3 untuk memberikan asupan gizi cukup buat janin di dalam kandungan. Namun jika bisa memakan ikan, cukup memakan folic acid saja. Ini juga berbeda jika dibandingkan dengan di Indonesia. Saat saya hamil 4 bulan, saya pulang liburan ke Bali dan setelah terbang jarak jauh saya melakukan kontrol ke salah satu dokter di Denpasar untuk USG. Sempat bertukar informasi dengan dokter tersebut dimana dokter tersebut sangat kaget setelah tahu bahwa saya hanya mengkonsumsi Folic Acid dan Omega 3 saja karena menurut dokter tersebut, ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di Bali, akan diberikan setidaknya minimal 5 pil yang harus diminum, antara lain folic acid, kalsium dll. Hal ini juga yang saya lihat berbeda dengan yang ada di Swedia. Karena di Swedia, bidan akan melakukan pemeriksaan yang teliti sebelum menganjurkan ibu hamil untuk meminum asupan selain folic acid. Jadi pemberian pil walaupun itu hanya sekedar vitamin atau zat besi sekalipun itu tidak bisa sembarangan dan harus sesuai dengan kebutuhan.
Jatah untuk melakukan USG hanya 3 kali untuk Kehamilan Normal. USG juga adalah salah satu yang amat sangat berbeda antara Swedia dan Indonesia. Di Swedia, jatah untuk melakukan USG hanya diberikan 3 kali untuk kehamilan normal. Pertama saat kita melakukan CUB test ketika usia kehamilan 16 minggu, di mana tes ini pun tidak diharuskan. Kita bisa memilih untuk melakukannya atau tidak. CUB test ini gunanya untuk melihat apakah ada kelainan di janin seperti menderita down syndrome, dan lain-lain. USG kedua, saat kehamilan sudah berjalan 22 minggu di mana bidan akan menanyakan apakah kita ingin tahu jenis kelamin janin atau tidak (dengan catatan bidan bisa melihat jelas dan sang janin dalam posisi yang pas untuk melihat jenis kelamin tersebut). Ketiga adalah saat bayi sudah melewati due date yang biasanya akan diberikan pada minggu ke 41. Selebihnya jika kita ingin melakukan USG, kita harus membayar sendiri untuk kehamilan normal karena dianggap tidak perlu. Sedangkan di Indonesia, kehamilan normal pun yang namanya USG tersebut dilakukan sering dan seperti yang diceritakan salah satu kakak saya yang melakukan USG setiap kali melakukan pemeriksaan. USG akut bisa dilakukan jika diperlukan, seperti saat sudah melewati perkiraan tanggal melahirkan maksimum 2 minggu, maka diperlukan USG untuk melihat apakah janin di dalam perut dalam keadaan baik, begitu juga plasenta dan air ketuban.

Midwife Sofie Laaftman checks Christina Singelman’s pregnancy progress at Mama Mia, a pregnancy care clinic in Stockholm, Sweden. According to the organization Save the Children, Sweden is the second-best country in the world to become a mother, behind Finland. Picture via nydailynews.com.
Kursus Melahirkan secara Cuma-Cuma. Di Swedia, kami mendapatkan fasilitas cuma-cuma untuk ikut kursus melahirkan di mana dibagikan informasi bagaimana menghadapi kontraksi, apa saja yang perlu disiapkan, pertolongan apa saja yang bisa didapatkan di rumah sakit yang nantinya bisa digunakan jika diperlukan dan masih banyak informasi lain seputar proses melahirkan. Kursus ini tidak hanya ditujukan untuk ibu hamil, tetapi juga ditujukan kepada para pasangan mereka karena dalam kursus tersebut diberikan juga informasi kepada para pasangan bagaimana menghadapi atau memberikan pertolongan ketika kontraksi sudah terjadi. Jadi baik ibu hamil dan pasangannya tidak panik ketika kontraksi sudah dirasakan. Sepengetahuan saya, belum ada kursus seperti ini diberikan di Indonesia. Ada kemungkinan saya kurang informasi mengenai hal ini karena selama saya berkomunikasi dengan teman atau keluarga yang sedang hamil atau baru saja melahirkan, mereka tidak pernah mendengar tentang fasilitas ini di Indonesia.
PEMERIKSAAN RUTIN
Saat melakukan pemeriksaan rutin dengan bidan, selalu dilakukan pengecekan detak jantung. Beberapa kali dilakukan pengetesan darah untuk melihat kadar zat besi yang ada di dalam tubuh dan juga kadar gula. Puji Tuhan selama kehamilan kadar zat besi saya bisa dibilang sangat mencukupi sehingga tidak usah meminum zat besi tambahan. Begitu juga kadar gula yang normal sehingga tidak pernah menjadi masalah selama kehamilan berlangsung. Saat bertemu bidan, kami biasanya berdiskusi tentang apa saja kegiatan yang dilakukan, seperti dianjurkan tetap melakukan kegiatan olahraga ringan seperti jalan kaki. Selain itu, ada juga diskusi tentang asupan makanan yang bagus untuk pertumbuhan janin di dalam perut. Pengalaman saya dengan bidan yang saya temui bisa dikatakan sangat memuaskan karena beliau bisa menjawab semua pertanyaan saya tentang segala macam topik terkait kehamilan.
Selanjutnya ketika sudah mendekati perkiraan tanggal melahirkan, kita diberikan informasi tentang surat-surat apa saja yang diperlukan. Dianjurkan untuk mengikuti kursus mengenai informasi tentang proses melahirkan dan menurut pengalaman saya, bidan saya sendiri yang mendaftarkan saya dan suami, jadi kami hanya tinggal datang saja ke kursus yang sudah dipilih waktu dan tanggalnya. Namun dalam kasus beberapa teman yang pergi ke bidan yang lain, mereka harus mendaftar sendiri ke rumah sakit pemerintah yang menyediakan kursus gratis proses melahirkan ini.

Baby A – the girl who always brings rainbow
MEMPERSIAPKAN MPASI SI BUAH HATI
Sejak hamil Agnes tahun 2013, saya sudah sering mencari-cari informasi tentang cara mengurus anak terutama saat mereka bayi. Informasi ini biasanya saya dapatkan dengan cara bertanya pada teman di Stockholm yang sudah memiliki anak, lewat website-website, mengikuti event-event ibu dan anak yang diadakan oleh beberapa organisasi, browsing di Instagram atau dengan bertanya pada bidan yang saya temui selama masa kehamilan berlangsung.
Untuk makanan Agnes, jujur saya berusaha sebaik mungkin memberikan yang menurut saya sehat seperti membuat makanan sendiri saat Agnes mulai makan makanan pendamping ASI. Kebetulan anak saya juga tidak begitu suka sama makanan siap saji yang bisa dibeli di beberapa supermarket.

Beberapa buah dari banyak buah-buahan yang diuji satu persatu selama 3 hari berturut-turut untuk melihat apakah ada reaksi alergi atau tidak

Beberapa sayur dari banyak sayuran yang diuji satu persatu selama 3 hari berturut-turut untuk melihat apakah ada reaksi alergi atau tidak
Menyiapkan MPASI sebenarnya sangat mudah menurut saya, hanya bermodalkan hand mixer atau blender atau food processor atau saringan biasa, kita sudah bisa menyiapkan MPASI buat anak untuk pertama kali. Saya mengenalkan MPASI pada Agnes pada saat dia berumur 5 bulan dan di Swedia dianjurkan untuk MPASI pertama adalah sayuran dasar yang berupa puree kentang, kacang polong, parsnips, wortel dan makanan ini biasanya diberikan hanya 1 sendok the per hari selama 3 hari berturut-turut untuk melihat reaksi apakah si anak memiliki alergi atau tidak. Setelah itu baru ditingkatkan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan si anak.

Cara memanaskan makanan A, alat lylypot ini ditaruh di atas panci berisi air hangat, untuk mencairkan, jadi tidak memakai microwave

Puree buah dan sayur yang sudah dibekukan dengan menggunakan cetakan ice cube, dibuat seperti ini untuk memudahkan porsi dan tidak membuat baru setiap harinya. Stock makanan dibuat seminggu sekali

Porsi makan A setelah lolos uji coba alergi untuk semua sayuran
Agnes saya berikan MPASI yang berupa sayur mayur terlebih dahulu karena untuk menghindari dia ketagihan dengan rasa manis yang terdapat pada buah-buahan walaupun bisa dibilang wortel pun memiliki rasa yang lumayan manis. Saya memperkenalkan berbagai macam sayur mayur sedini mungkin pada Agnes agar nantinya kalau dia sudah besar dia sudah mengenal rasa sayur mayur tersebut dan tidak susah untuk makan. Cara saya sangat sederhana untuk menyiapkan MPASI buat anak kami.
Semoga membantu ya tips dan pengalaman-pengalaman saya..!
Written and taken by Deni Mardval
Content editor: Mita Rangkuti
Tips pengalaman kehamilan yang bunda paparkan diatas sangat bagus dan layak di praktekkan bagi ibu-ibu yang sedang hamil. Memang trimester pertama kehamilan adalah masa-masa yang paling rentan bagi ibu hamil muda. Sebaiknya bunda rajin-rajin mempraktekan pola hidup sehat diantaranya dengan selalu mengkonsumsi makanan sehat untuk ibu hamil muda supaya bunda mudah menjalani masa kehamilannya dan tentunya anak dapat lahir dengan sehat dan cerdas.
terimakasih informasinya bund. Salam kenal.
LikeLike