*Note dari editor: draft “Merantau di Brisbane” ini telat diposting 5 tahun lama-nya :”) Tamara telah submit tulisan sejak Oktober 2017, namun karena satu dan lain hal emailnya tidak terbaca. Maaf ya Tara! Maka dari itu, izinkan untuk tetap posting tulisan ini karena isinya akan tetap relevan meski terpaut hampir 7 tahun dari waktu Tara menuliskan ini. Selamat membaca!

Tamara Anisa – An Indonesian currently living in Brisbane with her 5-year old son and husband while pursuing her Master degree in Communication for Social Change. Her big passions are crime series and thriller-fiction books. Enjoying her time in Brissy but can’t stop craving for Indonesian food.

Hi! Nama saya Tamara Anisa, biasa dipanggil Tara. Saat ini saya sedang studi pascasarjana jurusan Communication for Social Change di The University of Queensland (UQ). Sebelumnya saya bekerja sebagai program assistant di sebuah LSM asing di Jakarta selama hampir 4 tahun. Pertengahan tahun 2016 saya mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk sekolah ke Australia dan alhamdulillah saya juga diberikan living allowance untuk keluarga sehingga bisa memboyong keluarga ke negeri asal kangguru.

Brisbane adalah ibu kota sekaligus kota terpadat negara bagian Queensland dan merupakan kota dengan kepadatan penduduk terbanyak ketiga di Australia.

Fasilitas Ramah Anak di Brisbane

Anak saya, Gazetta F. Sacawisastra (5 tahun) ketika sampai Brisbane masuk Kindy (sebutan untuk TK) hingga akhir tahun 2017. Mulai Januari 2018, dia akan pindah ke Prep (kependekan dari Preparation) yang selevel dengan TK B jika mau disamakan dengan sistem pendidikan di Indonesia. Kenapa setelah Kindy masuk Prep? Karena program di Kindy ini murni hanya bermain tanpa ada pelajaran seperti belajar membaca, hitung-hitugan dan sebagainya. Itu sebabnya Zetta sangat menyukai TK di sini karena seharian hanya bermain ditambah ada waktu tidur siang setelah makan siang. Waktu belajarnya hanya 5x dalam 2 minggu. Sehingga ada hari-hari di mana Zetta tidak sekolah dan tugas saya bersama suami mencari kegiatan yang positif bagi dia. Beruntungnya kami bisa tinggal di sini karena banyak tempat yang diperuntukkan untuk mengisi aktivitas anak sehari-harinya. Beberapa tempat tujuan untuk menghabiskan waktu bersama Zetta adalah:

Library City Council Brisbane

The City Council menyediakan 33 perpustakaan yang tersedar diseluruh kota Brisbane. Salah satu perpustakaan terdekat dari rumah kami adalah Perpustakaan Toowong yang terletak dalam pertokoan Toowong Village. Agenda rutin yang diselengarakan adalah toddler story time setiap hari Selasa dan Kamis pukul 10.00-10.30. Dalam membacakan buku, petugas library akan menggunakan kostum atau aksesoris yang sesuai dengan tema hari itu.

Toowong Village Library

Selain itu juga ada event khusus seperti Halloween, Christmas atau Easter. Tidak hanya menyediakan kegiatan bagi anak, perpustakaan pun menyediakan kegiatan bagi orang dewasa seperti English Conversation Class, Digital literacy training, dan internet class bagi orang lanjut usia.

Oh ya, di sini juga ada peraturan tidak boleh mengambil gambar atau video selama anak aktivitas sedang berlangsung. Sebenarnya tidak hanya perpustakaan tetapi hampir di semua tempat ada peraturan tersebut karena pengambilan foto yang ada wajah anak kecil harus berdasarkan persetujuan orang tuanya. Oleh karena itu sebisa mungkin jika ingin mengambil foto anak ditempat umum, wajah anak lainnya tidak tertangkap secara jelas.

Taman Bermain

Ketika bertanya sama Zetta hal apa saja yang membuat dia senang tinggal di Brissy (panggilan orang Australia untuk Brisbane), dia bilang, “The Playgrounds!”. Ya, memang playground di Brisbane tersedia hampir di setiap lokasi perumahan. Ini sangat berguna bagi kami yang tinggal di unit apartemen yang lumayan kecil. Sehingga Zetta punya ruang bebas bergerak agar bisa mengeluarkan energinya 😀 Untuk di daerah rumah kami saja ada sekitar empat tempat bermain yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Jadi setiap kami bosan dengan satu taman, kami bisa pindah ke taman lainnya!


Selain playgrounds di lokasi perumahan, pemerintah kota Brisbane juga menyediakan playground yang cukup besar di tengah kota yaitu di South Bank. Yup, tempat bermain ini sangat strategis dan mempunyai pemandangan indah karena persis disamping Brisbane River. Disediakan juga meja dan piknik untuk makan plus panggangan untuk Barbeque. Jika meja tersebut penuh, maka bisa gelar karpet piknik diatas rumput. Hal ini juga menguntungkan karena orang tua bisa leyeh-leyeh sambil mengamati anak bermain. Meskipun tidak ada petugas yang mengawasi tempat permainan, tapi setiap anak selalu tertib antri atau memberikan giliran jika ada anak yang lebih kecil ingin ikut main.

Kalau kita datang pada hari Jumat maka kita bisa menikmati pasar malam yang menjual segala pernak-pernik unik dan makanan jajanan murah meriah.

Oh iya, selain playground, di South Bank juga terdapat kolam renang untuk dewasa dan anak, pantai buatan serta berbagai variasi air mancur untuk bermain anak. Tidak mengherankan jika South Bank menjadi favorit keluarga untuk menghabiskan waktu. Ini memang salah satu daya tarik utama kota Brisbane karena keluarga bisa berkumpul melakukan banyak aktivitas bersama di satu lokasi. Layaknya fasilitas umum di negeri maju, semuanya rapih dan bersih. Tersedia banyak shower dan toilet. South Bank sungguh cocok bagi keluarga saya yang ingin hemat namun tetap bisa bersenang-senang.

Sumber foto dari sini


Museums

Sebenarnya dibanding kota lain seperti Sydney dan Melbourne jumlah museum di Brisbane jauh lebih sedikit namun hal tersebut tidak mengurangi antusias kami untuk mengunjungi museum di sini. Tidak hanya banyak yang gratis, tapi display exhibition museum kerap kali atraktif sehingga Zetta tidak pernah bosan mengunjungi museum. Sebagai contoh adalah Queensland Museum yang di dalamnya terdapat exhibition tentang binatang prasejarah, sejarah suku aborigin, dinosaurus serta makhluk hidup lainnya di Queensland.

Tidak ketinggalan juga sejarah tentang bebatuan dan tumbuh-tumbuhan di Queensland. Kedengarannya mungkin tidak menarik, tapi beruntungnya disekolah pun sering dibacakan buku mengenai sejarah kehidupan di Queensland sehingga ketika dibawa ke museum, Zetta jadi tahu bentuk asli dari semua yang diceritakan ibu gurunya.

Queensland Museum

Ada kejadian menarik ketika di luar museum kami bertemu sekumpulan orang suku aborigin yang sedang duduk-duduk di bangku taman, Zetta langsung menarik tangan saya untuk berbisik, “Aku senang sekali ibu bisa ketemu orang Aborigin beneran”. Pengalaman itu terus dibicarakan oleh Zetta saking berkesannya.

Kesan Tinggal di Brisbane


Saya pindah ke Brisbane pada bulan Februari 2017 dan disusul oleh Zetta dan suami bulan July 2017. Sejauh ini kami bertiga sangat menikmati tinggal di Brisbane yang merupakan kota terbesar ketiga setelah Sydney dan Melbourne. Dibandingkan dua kota tersebut, banyak warga lokal yang mengatakan untuk hidup jauh lebih nyaman dan tenang di Brisbane. Mungkin karena jumlah pendatang yang tidak terlalu banyak dan karakter warga lokal yang cenderung laid back daripada warga Sydney dan Melbourne.

Walaupun mengenakan hijab, hingga detik ini saya tidak pernah mengalami perlakuan rasis, malah orang Australia di sini sangat ramah dan welcome dengan pendatang. Tantangan membesarkan Zetta di sini menurut saya adalah memberikan pemahaman bahwa kami adalah muslim dan ada beberapa hal yang harus dia hindari seperti makan ketika ada acara sekolah atau sedang playdate ke rumah temannya. Saya sungguh beruntung diberikan kesempatan menimba ilmu di sini bersama keluarga. Ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi kami bertiga.

Salah satu hal yang masih membuat Zettatakjub adalah bisa minum air mineral secara langsung dari keran dan tersedianya water fountain di setiap tempat umum. Dia tidak pernah melewatkan water fountain tanpa mencobanya walau cuman seteguk)

===

Leave a comment