Ria Paramita – I’m a mother of one to the most beautiful and creative little girl and the luckiest wife to my lovable husband. We’ve been living in Osaka, Japan since 2012. I make art, design, and craft or anything related in my spare time.
Pengalaman Merantau
Pengalaman kami merantau diawali ketika anak kami lahir pada tahun 2007 dan pada saat yang bersamaan suami mendapatkan tawaran bekerja di United Arab Emirates. Buat kami ini sebuah kesempatan untuk mengembangkan potensi dan menambah pengalaman hidup, kenapa tidak? Dalam selang dua minggu setelah melahirkan, suami sudah harus berangkat dan mulai bekerja. Tiga bulan kemudian keluarga kecil kami lengkap berkumpul dan bertualang di sana selama kurang lebih 5 tahun.
Pada pertengahan tahun 2012, suami kembali mendapat tawaran untuk bekerja di Osaka, Jepang dan kembali dengan alasan yang sama, kenapa tidak?
Tentang Osaka
Osaka terletak di Kansai area dan merupakan kota terbesar kedua setelah Tokyo. Lokasi Osaka yang berada di tengah-tengah (ditandai dengan benang warna merah), cukup strategis untuk one day trip menggunakan kereta ke Kobe, Kyoto, Nara atau Wakayama. Pada musim dingin cuaca Osaka termasuk kategori hangat jika dibandingkan dengan area di Jepang lainnya.
Pada bulan akhir Januari dan pertengahan Februari di Osaka sesekali turun salju tapi hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Bulan Mei akhir hingga Juli awal merupakan musim hujan. Setelah itu kondisi berubah menjadi panas dan sangat lembab dengan temperature di siang hari sekitar 35 C.
Adaptasi Merantau di Jepang
Hidup jauh dari keluarga dan teman-teman bukan perkara yang mudah. Dan shock culture pasti selalu terjadi dan yang terberat itu di tahun pertama. Tapi spesial untuk Jepang, walaupun sesama negara di Asia, tapi budaya dan perilaku orang-orangnya berbeda dari orang Asia pada umumnya. Perbedaan kultur benar-benar terasa. Tapi momok terbesar buat kami adalah bahasa! Tulisan, dalam satu kalimat saja bisa ada kanji, hiragana, dan katakana. Ketika mencoba mempraktekkan bahasa Jepang saya secara lisan dengan berbelanja di pasar, bahasa yang dipakai koq terasa berbeda dengan yang ada di buku. Ternyata orang Osaka punya dialek sendiri yang disebut dengan Osaka-ben. Selain itu bahasa Jepang juga memiliki tingkatan bahasa seperti; bahasa halus, kasual, dan kasar.
Bukan hanya orang asing yang datang ke Jepang saja yang mengalami culture shock, orang Jepang yang sedang berkunjung ke Perancis atau Eropa barat pun mengalami culture shock. Istilahnya dikenal dengan nama Paris Syndrome.

Japanese: パリ症候群, Pari shōkōgun) is a transient psychological disorder exhibited by some individuals visiting or vacationing in Paris or elsewhere in Western Europe.
Gejalanya seperti halusinasi, berkeringat, pusing, cemas, dsb. Kedutaan Jepang memiliki layanan bantuan 24 jam bagi turis Jepang yang mengalami syndrome ini. Pemicunya selain jet lag adalah kendala bahasa (nah!), perbedaan kultur, dan orang Jepang harus menerima kenyataan bahwa kondisi di Paris yang tidak seindah seperti yang digambarkan media-media Jepang.
Budaya Orang Jepang
Menurut saya pribadi, secara general orang Jepang itu sangat pemalu, tertutup, sopan, baik, rendah hati, dan sangat pekerja keras. Mereka jarang bisa menolak secara langsung dan hampir tidak pernah straight to the point jika ingin menyampaikan sesuatu. Kita harus peka dengan nuansa dan gerak tubuh. Saya pernah membaca sebuah artikel yang menceritakan cara mengusir tamu secara halus di Kyoto yaitu dengan menawarkan untuk refill cangkir teh tamu tersebut.
Di Jepang, pulang kantor larut malam sudah itu sudah merupakan agenda harian. Pemikiran klasik bahwa kerja sampe larut malam, dan ketiduran di kantor itu merupakan bukti kerja keras dan dedikasi tinggi untuk perusahaan. Alhasil suami pun hampir setiap hari tiba di rumah mendekati jam 12 malam, mengejar kereta terakhir. Saya dan anak benar-benar kehilangan waktu kumpul bersama di malam hari. Dan anak yang paling merasa kesepian karena sudah tidak ada waktu ditemani ayahnya sebelum tidur.
Kereta di Jepang tidak beroperasi selama 24 jam. Di sini kereta mulai beroperasi sekitar jam 4-5 pagi sampai sekitar jam 12 malam. Kalau kebetulan sudah ketinggalan kereta terakhir dan jarak rumah yang jauh tidak memungkinkan untuk pulang naik taksi, kebanyakan orang-orang memilih untuk menginap di kapsul hotel.

Lantai 5 ini area khusus untuk perempuan. Ya, area laki-laki dan perempuan dipisah, dan tidak diijinkan untuk saling mengunjungi ke area lawan jenis. Disediakan lobi sebagai meeting area.
Berkeliling di Osaka
Pusat hiburan di Osaka terbagi menjadi dua area, yaitu daerah utara (Umeda) dan selatan (Nanba).
Area Umeda merupakan kompleks mal-mal besar di Jepang seperti Grand Front Osaka, Lucua, Daimaru, Hankyu, Hep five, dsb. Mal satu dengan lainnya terhubung dengan jalan bawah tanah yang juga diisi dengan berbagai macam toko mulai dari toko baju, buku, obat, restaurant, makanan ringan, dsb. Setiap hari sabtu dan minggu area ini penuh sesak oleh anak muda Jepang.
Area favorit kami di Umeda adalah The Lab Knowledge Capital. Letaknya di Grand Front Osaka, Gedung utara lantai 2F/3F. The Lab ini merupakan ruang pameran teknologi dari berbagai perusahaan, institusi pemerintah dan universitas yang terbuka untuk umum. Di sini sangat menyenangkan karena siapapun dapat berinteraksi dengan kreasi teknologi yang mereka pamerkan.
Nanba Dotonburi merupakan area yang nyaris setiap hari penuh sesak turis mancanegara. Dan paling sering kami kunjungi karena selain aksesnya yang mudah dan areanya cukup luas dan sangat menarik untuk di eksplore. Nanti tanpa sengaja saya bisa menemukan cafe coklat kecil dan menyempilyang dikelola oleh kakek nenek, atau menemukan toko donat dengan berbagai bentuk binatang:
Atau toko asesoris dengan eksterior yang unik bertemakan Alice in wonderland.
Belum ke Osaka kalo belum foto-foto di depan billboard Glico dan kepiting raksasa di Dōtonbori:

Illuminated signboards at Ebisu Bridge on the Dōtonbori Canal

The Momofuku Ando Instant Ramen Museum in Ikeda City, Osaka

A popular Osakan dish, okonomiyaki is a savory pancake containing a variety of ingredients like green onion, octopus, squid, shrimp, vegetables, mochi, and cheese. A trip to Osaka wouldn’t be complete without trying this.

Together with okonomiyaki, takoyaki is arguably the most iconic Osakan dish. A popular ball-shaped Japanese snack, takoyaki is made with a wheat-flour-based batter and filled with diced octopus, tempura scraps, pickled ginger, and green onion. It’s then brushed with takoyaki sauce and mayonnaise before being sprinkled with green laver and shavings of dried bonito. Cheap and delicious, takoyaki stands are ubiquitous in the Dotonbori area.
Kawaii Culture
Menurut kurator Yayoi Yumeji museum, Kawaii culture diperkenalkan oleh Yumeji Takehisa, artist otodidak di tahun 1914. Beliau membuka usaha stempel yang terbuat dari kayu, sulaman, kartu dengan ilustrasi, payung, boneka dan lain-lain. Toko ini selalu dipadati dengan anak muda Jepang, karena karya beliau sangat unik di jamannya. Beliau berhasil menciptakan trend gaya desain yang baru dengan menggabungkan budaya timur dan barat. Seperti pada desain printing kertas Jepang (chiyogami), ketika pasar saat itu kebanyakan menjual chiyogami dengan desain landscape, bunga, burung, dsb, sebaliknya beliau menggunakan illustrasi payung.
Kesuksesan Hello Kitty yang muncul di tahun 1974 merupakan langkah awal industri untuk mulai memproduksi barang-barang yang menitik beratkan pada unsur cuteness untuk pasar dalam negeri. Dan kemunculan toko 100 yen di era 80-an, menyebabkan distribusi barang kawaii lebih merata di seluruh lapisan masyarakat Jepang.

The “Hello Kitty’s Kawaii Paradise” is a new Hello Kitty theme park in south Tokyo, on the Odaïba artificial island.
Zakka Stores
Pernah mendengar kata “zakka”? Saya sendiri pun baru merasa familiar dengan kata ini setelah tinggal di sini. Menurut wikipedia: “Zakka (from the Japanese ‘zak-ka’(雑貨)or ‘many things’) is a fashion and design phenomenon that has spread from Japan throughout Asia. The term refers to everything and anything that improves your home, life and appearance. It is often based on household items from the West that are regarded as kitsch in their countries of origin, but it can also be Japanese goods, mainly from the fifties, sixties, and seventies. In Japan there are also so-called Asian zakka stores; that usually refers to Southeast Asia. The interest in Nordic design or Scandinavian design, both contemporary and past, is also part of this zakka movement. Zakka can also be contemporary handicraft.”
Zakka style store jadi tempat favourite saya di Jepang. Jenis barang yang mereka jual sebenernya sederhana mulai dr asesoris dapur, perangkat makan, buku2 desain dan craft, hingga sapu dan pengki!! Tapi jangan salah, semuanya sangat terdesain, well made, dan materialnya bagus. Barang-barang ‘nostalgic toy’ juga termasuk kategori ini seperti paper balloon misalnya. Munculnya diperkirakan sekitar tahun 1891 tapi sampai saat ini masih eksis dan di desain ulang sesuai dengan jaman sekarang. Barang second hand pun bisa terkategori barang zakka asal punya cerita yang unik dibaliknya.
Cara orang Jepang men-display barangnya juga sangatlah unik dan menarik. Selain produknya sendiri yang sudah berkualitas, lalu dikemas dengan sedemikian rupa agar terepresentasikan dengan baik dan suasana tokonya pun harus mendukung jenis barang yang ditawarkan. Seringkali ketika saya masuk ke dalam toko macam ini, saya merasa seperti masuk ke dalam sebuah galeri dan akan membeli sebuah karya seni.
Paduan warna off white pada dinding dan lantai kayu selalu menjadi ciri khas interior toko jenis ini. Jenis tekstil yang ditawarkan biasanya memiliki komposisi 100% natural seperti katun, linen, rami dan wool. Desain printing kebanyakan saya lihat terinspirasi dari Scandinavian design lalu digabung dengan motif ciri khas Jepang. Warna yang dipilih cenderung warna netral yang dipadukan dengan warna pastel sebagai aksen.
UGUiSU is one of my favorite zakkastore in Japan. It was started as an online store of carefully curated Japanese craft & design in July 2009 by Hikaru Komura who is also known as Hiki, with the intention of introducing pieces of her native Japan to the world. UGUISU is pronounced [ oo・goo・ee・sue ] It’s the name of a Japanese bird that has an enchanting singing voice which is seen as a sign of the arrival of spring in Japan.

All of their items are Japanese made and/or designed and have been carefully handpicked with the aim of showcasing quality Japanese craft & design, except the “via Tokyo” section where you can find beautifully designed and/or handcrafted items by designers and artists from all over the world.
Komunitas
Punya kesempatan untuk bisa tinggal di Jepang itu buat saya yang memiliki ketertarikan pada art and crafts merupakan suatu pengalaman yang luar biasa. Inspirasi mudah didapat dan tersebar di mana-mana. Toko-toko craft di Osaka menurut saya lengkapnya luar biasa dan umumnya tidak hanya berfungsi sebagai toko saja, pada hari-hari tertentu mereka juga mengadakan berbagai macam workshop rutin dengan skala kecil. Kegiatannya mulai dari merajut tas, membuat asesoris dari resin, membuat replika makanan dari clay, leathercraft, dsb. Kegiatan seperti ini menjadi salah satu media sosialisasi saya dengan crafter lokal. Walau bahasa selalu menjadi kendala, tetapi dengan minat yang sama, dibantu bahasa tubuh, kami tetap bisa berkomunikasi dengan cukup baik. Sesekali saya diajak teman Jepang untuk bantu-bantu membuat barang handmade dan mengisi bazaar di festival musim panas. Sudah menjadi agenda rutin kalau setiap musim panas di Jepang biasanya diisi dengan berbagai macam festival dan bazaar. Setiap area kecamatan punya acara festival musim panas sendiri-sendiri.

Ini salah satu handmade market event yang diadakan pas libur musim panas oleh Atelier Mogu

Mereka juga memiliki area market hall, dimana beberapa crafter sharing tempat/booth untuk berjualan. Karena judulnya rame-rame, harga sewa per harinya relatif lebih murah.

Selain berjualan ada juga berbagai macam workshop, dan salah satunya adalah scrapbooking. Atelier Mogu cukup aktif mengadakan berbagai macam workshop di beberapa tempat. Apa saja jenis workshop yang pernah dibuat, bisa diintip di galeri Atelier Mogu.
Salah satu cara lain yang efektif mendapatkan teman baru yang sehobi yaitu melalui media sosial. Di sini saya jadi punya beberapa teman crafter dari berbagai negara. Kami selalu saling support dengan apa yang sedang dikerjakan, saling me-regram, saling men-share foto dan kami juga melakukan handmade swap.
Rajin bercerita soal kultur budaya dan makanan khas Indonesia ke orang Jepang juga membuka peluang untuk berinteraksi dengan orang lokal. Melalui makanan, walaupun masak sama sekali bukan bidang saya, tp ketika ada tawaran untuk memberikan workshop masakan Indonesia ke orang-orang Jepang, saya langsung mengiyakan.
Pengalaman menjadi seller di Etsy
Menjadi ibu rumah tangga yang selalu ditinggal kerja suami sampai tengah malam, dan anak yang sudah sibuk dengan kegiatan sekolah hingga sore hari, membuat saya punya waktu panjang di siang hari yang sangat berharga. Waktu luang ini saya manfaatkan untuk mengulik hobi lama saya. Diawali dengan blogging mengenai proses dan catatan perjalanan dalam berkarya. Untuk melatih keterampilan, saya memanfaatkan teman dan anak-anaknya yang sedang berulang tahun dengan memberi kado berupa barang handmade hasil buatan saya. Respon mereka yang positif menjadi penyemangat saya untuk berani mencoba berjualan online di Etsy.
Sebelum memulai banyak sekali muncul ketakutan, seperti bagaimana nanti cara menghadapi konsumen, bagaimana cara meng-handle international shipment (dengan kendala bahasa Jepang yang super terbatas tentunya), bagaimana cara mengklaim asuransi jika barang rusak atau hilang, dsb. Tapi ternyata setelah dijalani semua ketakutan itu akhirnya dapat teratasi. Bisa mengalahkan rasa ketakutan itu buat saya luar biasa, dan ini jadi ajang pembuktian kepada diri sendiri kalo saya bisa!
Setelah berjualan di Etsy apakah saya langsung kebanjiran pembeli? Tentu saja tidak, sejauh ini pembeli masih terbatas pada teman-teman dekat yang saya todong pake garpu (haha), baik teman Indonesia yang sedang merantau, teman Jepang dan customer dari Amerika dan Kanada. Sukses berjualan di Etsy saya merasa masih banyak tahapan-tahapan lain yang harus dilalui. Etsy sendiri sekarang adalah komunitas yang besar, produk saya nampak seperti jarum diantara tumpukan jerami. Untuk bisa dikenal dan dipercaya konsumen, saya harus meluangkan waktu untuk berpromosi, memahami cara kerjanya Etsy dengan memanfaatkan semua fitur-fitur yang ditawarkan dan banyak berinteraksi dengan penjual yang lain. Memang butuh kesabaran, usaha dan semangat yang tidak pernah putus demi tercapainya impian. 😉
Suatu hari saya di invite grup di Etsy yang grupnya cukup aktif dalam mensupport dan mempromosikan para anggotanya. Sejak itu traffic ke akun saya meningkat, dan lagi lagi saya menemukan teman baru yang sama minatnya. Karena produk saya sering keluar masuk treasury list diantara anggota grup, suatu hari produk saya masuk dalam newsletter hariannya Etsy. Mungkin saya norak, tapi saya senangnya luar biasa!
Di Jepang sendiri punya online market semacam Etsy, yaitu Creema dan Iichi. Keanggotaan mereka juga gratis dan tidak dikenakan biaya listing. Yang membedakan hanya di persentase pembagian profit dan scoop marketnya yang mayoritas terkonsentrasi di area Jepang. Tidak sabar menanti hingga kemampuan bahasa Jepang saya memadai untuk bisa menerima tantangan baru ini, yaitu berani menghadapi konsumen dari Jepang. Semoga suatu hari nanti ;).
—–
Keep in contact with Ria: Web ria–paramita.blogspot.com/ https://www.etsy.com/shop/riaparamita. Instagram: @_riaparamita_. Images provided are art and crafts made by Ria and some are linked to original sources.
Keren banget kerajinan tangannya Mbak, bermacam-macam dan sangat unik. Bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan yang menjadi passion, apalagi kegiatan itu menghasilkan sesuatu yang berguna, pastinya tidak akan menjadi penyesalan karena semua yang dialami akan menjadi hadiah kehidupan yang sangat berharga :)). Aaak jadi kepengin banget deh jalan-jalan ke Kansai, semoga suatu hari nanti kesampaian :amin.
LikeLike
Mas Gara, terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca ;). Setuju sama mas Gara, salah satu hadiah indah dari kehidupan yaitu dengan mengetahui minat dan hobi saya ini. Bahagiaa banget rasanya kalo uda megang benang dan jarum ;D. Menurut saya terkadang hal-hal yang bisa bikin bahagia itu simple dan dan sering juga merupakan pilihan. Aamiin…aamiin mas, semoga cepat terlaksana keinginannya.
LikeLiked by 1 person
Terima kasih mas Gara sudah meluangkan waktu untuk membaca dan saya suka sekali sama komennya ;). Setuju banget sama mas Gara, punya hobi/kegiatan/pekerjaan yang sesuai dengan minat itu merupakan salah satu hadiah yang indah dari kehidupan (dengan segala plus minusnya tentunya). Tapi buat saya itu sering jadi salah satu sumber kebahagiaan saya. Seringkali bahagia datang dari hal-hal yang sederhana, tapi sering kali juga merupakan pilihan.
Ammin..aamiin mas Gara, semoga lekas terlaksana semua keinginannya :).
LikeLiked by 1 person
Iya, ketika itu menjadi sumber kebahagiaan kayaknya bahagia yang dirasa berkali-kali lipat ya Mbak. Terima kasih kembali :)).
LikeLike
Ada bagian yang belum diceritakan… bagaimana dengan adaptasi makanan lokal dan tips berbelanja di sana? 🙂
LikeLike
Hatur nuhun Mbakje, sudah mampir membaca dan meninggalkan komentar…senang!!
Hahaha…iya kurang lengkap nih, memang soal makanan agak pelik, jdnya dihindari untuk jadi bahan tulisan. Kalo tips berbelanja sih cuma satu solusinya…..butuh uang saku yang banyaaaakk xD. Ini negara kawaii apapun akan selalu dibikin kawaii sama mereka. dan tidak terbatas pada produk tertentu, misal baju atau stationery aja…tapi nyaris semuaa T_T
LikeLike
Seru banget pengalaman berharganya Mbak Ria..
Oh ia saya dari bali ada rencana travelling ke jepang..apa mbak Ria bisa share info mengenai komunitas Indo di osaka, atau person yg bisa kami temui disana untuk share tips tips travelling selama di osaka…? Terima kasih sebelumnya..salam
LikeLike
hai mba ria,
saya raiza. rencana des 2015 saya akan ke jepang hanya satu hari melalui KIX selama 14 jam, dimana pesawat akan sampai di jepang tanggal 9 des jam 11 malam dan akan kembali terbang melalui KIX sekitar jam 8 malam di tanggal 10. mohon infonya ya mba daerah mana yang memungkinkan bisa dikunjungi dalam waktu singkat tersebut dan akses transportasi yg murah dan memungkinkan, karena sayang kan sudah di jepang tapi tidak bisa menikmati keindahan negaranya.hehe
thanks a bunch.
raiza
raizaaziza@gmail.com
LikeLike
Hai Mbak Ria,
Tahun depan kami akan pindah ke osaka. Anak saya akan memasuki usia 6 tahun.
Bisa tolong bagi infonya tentang pilihan menyekolahkan anak usia SD di sana.
Terima kasih….
Fikri
LikeLike
Mbak disana ada komunitas org indonesia gak? klo ada gmn cara ketemunya? atau ada website dan sosial medianya? oya ada hal yg harus diwaspadai gak klo kejepang seperti pencopet dll. terimakasih sebelumnya hihi
LikeLike