c8de7c1d-1923-48ac-834d-ee472ac93925-e1507717587502.jpgWinda Putri (Winda) – Black coffee lover, Bhumi’s bunda, Al’s wife. Move from north to middle east. 4 years in Copenhagen, the 3rd year in Abu Dhabi. Ready for next chapter.

Pastilah yang terbersit saat pertama kali mendengar Timur Tengah dan gurun adalah cuaca panas dan matahari yang terik. Memang tidak mengherankan, di kota ini, musim panas yang dimulai bulan Juni dan puncaknya di bulan Agustus, temperatur udaranya bisa mencapai 55 derajat Celcius. Kegiatan di luar ruangan seolah-olah berhenti saat musim panas. Udaranya yang kering membuat orang-orang malas keluar rumah. Namun saat musim dingin tiba, semuanya berubah.

Abu Dhabi from Heritage Village

Tinggal di Abu Dhabi, salah satu emirat (negara bagian) di Uni Arab Emirat, membuat saya sangat menikmati musim dingin yang dimulai di akhir Oktober. Saat angin dingin mulai bertiup, saat suhu udara mulai turun adalah waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan di luar ruangan. Bahkan musim dingin pun menjadi saat yang tepat untuk membuka kembali koleksi baju hangat , sweater dan jaket, mengingat saat malam hari suhu udara bisa mencapai 7 derajat selsius.

Padang Pasir yang Sureal.

Padang Pasir

Abu Dhabi adalah kota yang dikelilingi oleh padang pasir, hanya bagian Utara yang berbatasan dengan laut. Lautan pasir berwarna kuning adalah keindahan yang bisa dinikmati saat musim dingin tiba. Hening dan sureal. Desir suara pasir yang bergerak seolah-olah mencoba berbicara tentang masa lalu, dinginnya pasir saat bertelanjang kaki berjalan diatasnya mendinginkan tubuh setelah musim panas yang panjang. Keindahan matahari tenggelam yang memberikan warna keemasan dan bintang yang bertebaran di langit saat malam tiba merupakan keelokan yang tak bisa diungkapkan.

 

Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan di gurun pasir yang indah ini, berkemah salah satunya. Bermalam di padang pasir menjadi kegiatan banyak penduduk Abu Dhabi saat musim dingin. Baik yang datang dengan membawa tenda sendiri atau menggunakan penginapan yang telah disediakan.

 

Gambar kiri atas-bawah : hasil pencarian Google

Pengalaman mengikuti satu paket wisata menikmati padang pasir bersama dengan keluarga mengubah pandangan saya tentang kehidupan sosial masyarakat padang pasir. Sebelum negara Uni Emirat Arab terbentuk, negara awalnya merupakan sebuah suku-suku kecil yang berpindah-pindah dari satu sudut padang pasir yang satu ke sudut yang lain, berkelana bersama keluarga dan kelompoknya bersama dengan ternak mereka yang sering disebut Bedouin. Kehidupan nomaden ini kemudian berubah menjadi kehidupan menetap namun tetap menjalankan tradisi kehidupan semi-nomaden.

DESERT5.JPG

Pada suatu kegiatan berkemah, para tamu akan menggunakan tenda-tenda dengan motif yang indah dan kuat melindungi dari panas di siang hari dan dingin di malam hari sebagai tempat istirahat. Para wanita akan menyiapkan makanan atau membuat hiasan henna di tangan para tamu yang ingin dihias. Para lelaki akan menyiapkan kopi khas Arab yang disebut Qahwa dengan aroma kardamom (kapulaga) yang dibuat langsung diatas bara api dan disajikan dengan teko khusus dallah di teko kecil tanpa gagang fenjan , diiringi bunyi rebab dan puisi yang mengalun menjadikan malam musim dingin, berkemah di bawah langit padang pasir, adalah pengalaman yang tak mudah terlupakan.

Pesona Pantai di Pinggir Teluk Arab

Kalau saja saya tidak pindah ke negara ini, mungkin saya tidak pernah mengatahui kalau negara ini memiliki pulau-pulau kecil di bagian luarnya dan berbatasan dengan teluk Arab yang terkenal. Abu Dhabi memiliki beberapa pantai yang menjadi tujuan penduduknya menghabiskan waktu sambil menikmati matahari saat musim dingin. Salah satu yang menarik adalah Pantai Layang-layang (Kite Beach) , Pulau Yas.

IMG-9926

Pantai ini cukup landai sehingga selain para penggiat hobi kite surfing/boarder , pantai ini juga dijadikan tempat melakukan olah raga kano atau kayak, dan juga merupakan tempat keluarga menghabiskan waktu akhir minggu untuk berkemah. Jika tidak ingin berkemah, bisa juga menikmati hari dengan acara panggang-memanggang dan menunggu air pasang sambil mencari kepiting dibalik bebatuan.

 

Dibeberapa sisinya tedapat sekelompok pohon mangrove sehingga sebagian orang memilih untuk menghabiskan waktu memancing. Tidak jauh dari pantai ini, disisi yang tidak landai, pemilik jetski menghabiskan waktunya memanaskan mainannya dan kemudian berkeliling sedangkan yang lain memilih untuk berkendara dengan kudanya.

Saadiyat beach

Pantai lain yang bisa dijadikan tempat pilihan menikmati sore sambil menunggu matahari terbenam adalah pantai Saadiyat. Pantai ini merupakan bagian dari wilayah konservasi koral dan tempat singgah beberapa spesies lumba-lumba dan penyu di Abu Dhabi.

Museum di Sudut Padang Pasir

Abu Dhabi sesungguhnya bukan kota yang bisa dinikmati dengan transportasi umum. Transportasi umum seperti bis lebih banyak tersedia di pusat kota dan beberapa jalur bis yang menghubungkan pusat kota dengan bagian luar kota . Beberapa tempat hanya bisa dicapai dengan taksi, namun taksi juga tidak tersedia disemua tempat. Sehingga pada umumnya, satu keluarga akan memiliki satu mobil untuk alasan kemudahan.

Museum Auto Nasional

Satu tempat unik yang letaknya agak tersembunyi di tengah gurun Al Bashra layak dikunjungi dan hanya bisa dicapai dengan kendaraan pribadi adalah Museum Auto Nasional Emirat (Emirates National Auto Museum). Museum ini terletak 45 km dari kota Abu Dhabi atau sekitar 30 menit, dengan bangunan utamanya berbentuk piramida, museum ini memiliki 200 koleksi mobil yang merupakan koleksi pribadi Sheikh Hamad bin Hamdan Al Nahyan yang beberapa diantaranya adalah mobil-mobil dengan ukuran raksasa, pesawat penumpang dan bola dunia beroda.

 

Selain Museum Auto Nasional , tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Syeikh Zayed Learning Centre (SZLC). Berlokasi di dalam kebun binatang Al Ain, yang merupakan kebun binatang terbesar di UEA, pusat belajar ini terdiri dari museum, beberapa ruang pamer, sebuah ruang cinema, dan perpustakan yang akan memberikan informasi tidak hanya kehidupan flora dan fauna di UAE namun juga memberikan informasi mengenai kehidupan kultural di jazirah Arab.

 

Hal menarik lain tentang Pusat Belajar Syeikh Zayed ini adalah bangunannya yang dibangun dengan memperhatikan keberlanjutan dengan lingkungan sekitarnya. Saat berkunjung ke muse mini, pemandu wisata yang sebagian besar adalah mahasiswa menerangkan tentang arsitekturnya dibuat sedemikian rupa sehingga hemat energi, menggunakan bahan yang rendah polusi dan kemudian menerangkan tentang pendingin alami dengan menggunakan kolam di tengah bangunan sehingga menjaga suhu dalam ruangan tetap sejuk. Selain itu yang menarik adalah tentang penggunaan grey water untuk keperluan sanitasi. Satu hal lagi yang menarik tentang museum ini adalah latar belakangnya adalah bagian tertinggi di negara ini, yaitu Jabal Hafeed atau Bukit Hafeed.

Perjalanan Safari di Gurun Buatan terbesar di dunia

Gazelle

Kegiatan menarik lainya bisa dilakukan di kebun binatang terbesar di negara ini, yang terletak di Al Ain, adalah menikmati perjalanan safari di gurun Afrika buatan seluas 217 ha. Di area buatan ini hewan-hewan dibiarkan liar dan kita bisa menyaksikan hewan-hewan ini bergerak berkelompok, beristirahat, dan saling berinteraksi antar spesies. Tempat ini bukan hanya rumah bagi spesies hewan yang berasal dari jazirah Arab dan Afrika seperti Oryx, Springbok , Gazelle, Singa, Burung Unta, Jerapah dan Zebra, namun juga merupakan habitat bagi 38 spesies tanaman yang berasal dari Afrika juga lokal. Tempat ini dibangun menyerupai dengan gurun asli di Afrika dengan membuat oasis di beberapa bagian agar hewan-hewan ini dapat hidup seperti di habitat aslinya.

 

Perjalanan safari ini menggunakan kendaraan 4×4 yang dikemudikan langsung oleh Emirati yang sekaligus sebagai pengarah tur. Sesekali perjalanan harus terhenti karena sekelompok Orxy melintas di depan kendaraan atau sekawanan Jerapah mendekat. Jerapah-jerapah ini boleh diberi makan wortel yang disediakan oleh kebun binatang. Sayangnya, hewan predator , saat ini baru singa, diletakkan ditempat terpisah dan dalam area tertutup, namun masih bisa melihat mereka berkeliaran bebas.

Mesjid Megah yang Menyejukkan

Zayed Grand Mosque

Tempat ini sebenarnya tidak hanya bisa dinikmati saat musim dingin, pada musim panas pun tempat ini akan menjadi salah satu tujuan favorit menghabiskan waktu menunggu waktu sholat sambil membaca Al Quran atau beristirahat. Mesjid besar Syeikh Zayed (Syeikh Zayed Grand Mosque) merupakan masjid terbesar di Abu Dhabi dengan bangunan putih yang megah. Selesai dibangun pada tahun 2006, masjid ini merupakan bangunan dengan desain yang terinspirasi dari desain-desain masjid di seluruh dunia. Kubahnya terinspirasi dari Mesjid Badashi di Lahore Pakistan, dan desain dinding, menara dan ruang-ruangnya terinspirasi dari desain masjid-mesjid di Maroko salah satunya masjid Hasan II di Kasablanka, Maroko. Di ruang utama mesjid , terdapat karpet terbesar di dunia yang melapisi seluruh lantai ruangan dan merupakan buatan tangan para pengrajin karpet Persia dari Iran.

 

Mengikuti tour gratis yang diadakan oleh mesjid adalah pilihan yang tepat untuk bisa menikmati seluruh sudut mesjid, karena beberapa bagian hanya dibuka untuk sholat Jumat dan hanya untuk laki-laki. Dengan mengikuti tour kita bisa menikmati sampai bagian depan mimbar, dan melihat lampu Kristal megah yang berada di tengah-tengah ruangan utama.

Mesjid ini akan menjadi tempat tujuan utama di bulan Ramadhan dan menjadi salah satu mesjid yang menjadi pilihan utama untuk sholat Ied.

Wilayah Suaka Flamingo

Tempat lain yang sangat menarik di sudut kota Abu Dhabi adalah wilayah suaka Al Wathba. Daerah konservasi Al Wathba ini merupakan salah satu daerah tujuan migrasi bagi burung Flamingo di UEA. Flamingo besar (Phoeicopterus roseus) tidak hanya bermigrasi, namun selama musim dingin, mereka juga berkembang biak, sehingga pada puncaknya bisa mencapai 2000 ekor di wilayah suaka ini.

Flamingo Besar

Di tempat ini telah disediakan jalur untuk melakukan pengamatan burung dan di sepanjang jalur kita bisa menemukan tanaman-tanaman liar khas gurun dan bila beruntung kita bisa bertemu dengan beberapa reptil yang melintas. Rumah bagi 260 jenis burung , 16 reptil dan 10 mamalia ini merupakan tempat yang tepat untuk menikmati musim dingin sambil berpiknik. Berjarak 40 km dari pusat kota Abu Dhabi di wilayah Al Ghar, tempat ini merupakan permata tersembunyi di tengah gurun.

 

Tidak dipungkiri, dengan moda transportasi umum yang terbatas, banyak tempat-tempat menarik yang bisa menjadi tujuan menghabiskan musim dingin di Abu Dhabi. Bila ingin merasakan tantangan yang tidak biasa, bisa menikmati dune bashing di bukit pasir tertinggi di negara ini, yaitu di Gurun Liwa, atau menikmati liburan mewah di hotel bintang lima yang terketak di tengah gurun, atau berkemah sambil menikmati kawanan flamingo yang sedang menetap sementara waktu di pesisir teluk Arab ini.

–ø–

windadeftianiputri.wordpress.com |@windadeftiani

Images provided were taken by Winda and family, some related images are linked to original sources.

2 thoughts on “Musim Dingin di Negeri Padang Pasir, Abu Dhabi

Leave a comment