10919239_486791268155126_1629298947_nDeni Yulia Mardvall – A Balinese who is currently living in Stockholm, Sweden with lovely husband and a daughter. I love to write almost about everything and it helps me to understand more about myself and life. I love traveling, where I can learn a lot about other cultures, I love reading where I can improve my languages skill and learn about others through their works, and photography is one of my passions where I learn to understand nature deeper. A dream catcher who takes one step at the times for every challenge in life.

Latar Belakang Merantau

Berasal dari Bali, Indonesia dan memiliki 3 saudara, dua perempuan dan satu laki-laki. Aji (ayah dalam bahasa Bali) dan Ibu saya adalah asli Singaraja yang terletak di Bali Utara. Sekarang bertempat tinggal di sebuah desa yang bernama Tungelsta, Swedia bersama suami yang bernama Patrik dan seorang putri bernama Agnes yang lahir Juni 2014.

DSC00984
Deni, Patrik dan Agnes

Pengalaman merantau saya dimulai dari merantau ke Singapura ketika mendapatkan beasiswa untuk belajar perhotelan dan job training selama 1 tahun. Setelah gagal berangkat ke Amerika untuk bekerja pada tahun 2001 (setelah kejadian 9/11), saya lalu memutuskan untuk bekerja di Dubai selama 2 tahun (2003-2005). Pada tahun 2004, bertemu suami dan menikah pada pertengahan tahun 2005 di Bali. Kemudian memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak kerja di Dubai. Setelah menikah, saya mengikuti suami bertugas di Inggris sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah ke Swedia pada awal tahun 2008 dengan alasan untuk lebih dapat mengenal Swedia, mempelajari bahasa Swedia dan lebih mengenal kultur, adat istiadat dan asal usul suami.

Stockholm, the capital of Sweden, encompasses 14 islands of the vast Stockholm archipelago on the Baltic Sea.

Kota (Desa) Tungelsta

Keluarga kami tinggal di Tungelsta, yang bisa dibilang kota kecil atau saya lebih senang menyebutnya sebagai desa kecil yang berjarak kurang lebih berjarak 31 km dari pusat kota Stockholm. Tempat tinggal kami ini bisa dikatakan ideal karena hubungan dengan tetangga sangat kuat, suasananya yang tenang dan dekat dengan alam tetapi tidak begitu jauh dari pusat ibu kota negara Skandinavia ini.

Dari bentuk rumah dan juga interaksi antar sesama tetangga di lingkungan di mana kami tinggal, mengingatkan saya akan suasana perumahan BTN yang ada di Indonesia baik di Bali atau di Malang dimana kedua kakak saya tinggal. Kami hanya perlu waktu 30 menit mengendarai mobil untuk mencapai pusat ibu kota dan jika ingin memakai kereta api listrik, hanya butuh waktu maksimal 37 menit tanpa harus transit atau ganti kereta atau alat transportasi yang lain.

Stasiun kereta pun letaknya hanya 400 meter dari rumah. Desa ini posisinya sangat strategis menurut pendapat kami, karena dekat ke pusat kota tapi amat sangat tenang dengan keindahan alam yang bisa dinikmati kapan pun kita mau. Kami pindah ke desa kecil ini tahun 2012 setelah sebelumnya tinggal di apartment lebih dekat ke pusat kota yang bernama Johanneshov. Alasan kepindahan kami ke desa adalah selain apartment hanya memiliki 1 kamar tidur, kami juga ingin memiliki rumah yang suasananya tenang dan dekat dengan alam.

StockholmSpring3
Suasana alam yang terjaga keindahan dan kebersihannya

Daerah tempat tinggal kami ini juga dekat dengan pelabuhan yang bernama Nynäshamn, dimana kita bisa naik kapal laut untuk menuju ke salah satu pulau kecil favorit keluarga kami yang bernama Gotland, pulau kecil yang bagi saya mengingatkan akan Bali.

Gotland3
Gotland

Alasan lain memiliki rumah adalah untuk memiliki tempat bermain buat anak-anak dan taman yang bisa kita tanami sayur mayur dan berbunga cantik di saat musim panas tiba. Daerah tempat tinggal kami ini jika dilihat di map terletak di sebelah Selatan dari pusat kota Stockholm.

Tulips in our backyard
Tungelsta on the map

Things to Love

Kami merasa nyaman tinggal di Swedia karena berbagai hal, salah satunya adalah dekat dengan keluarga suami terutama mertua. Hal selanjutnya adalah negara ini memiliki banyak sekali aktifitas yang bisa dilakukan diluar rumah bersama keluarga baik dalam segala musim, terlebih di musim dingin dimana banyak sekali bisa didapatkan tempat untuk bermain ski, ice-skating, atau pun hanya berjalan menikmati hutan yang menjadi indah sekali ditutupi salju.

WinterActivity2

Jika temperatur sudah di bawah nol dalam beberapa hari atau minggu, biasanya danau-danau membeku dan danau tersebut dijadikan tempat untuk melakukan aktifitas oleh orang-orang termasuk kami. Suami saya Patrik, suka melakukan ice-skating dan biasanya saya, yang belum bisa skating, akan memilih untuk mengabadikan kegiatan dan alam dengan camera.

WinterActivity3
Winter activity in Sweden

Kami juga sering berjalan-jalan menyusuri hutan dan setelahnya kami akan membuka bekal piknik sambil melihat orang-orang melakukan kegiatan musim dingin mereka. Yang membuat kami betah tinggal di Stockholm juga adalah banyaknya taman dan juga hutan yang bisa dipakai untuk mengenalkan alam ke anak-anak atau sekedar menghabiskan waktu dengan keluarga.

baby-a_s-1st-adventure_1_copy
Baby Agnes’ first adventure in Swedish Nature

Alam di Swedia benar-benar dijaga dan dirawat sehingga nyaman untuk dipakai berkegiatan di setiap musimnya. Letaknya pun tidak begitu jauh dan terkadang di beberapa tempat taman nasional tersebut bisa dicapai dengan hanya berjalan kaki. Di beberapa tempat juga terdapat fasilitas olahraga terbuka yang digunakan secara cuma-cuma terutama pada saat musim panas.

Yang mungkin agak sedikit kurang disukai hidup di Stockholm adalah mahalnya biaya transportasi umum. Kartu bulanan transportasi umum di Stockholm lebih mahal dari kota-kota besar lainnya di Swedia. Tapi hal ini bukan sesuatu yang membuat saya tidak betah tinggal di Stockholm. Walaupun kurang suka, saya mengerti bahwa harga tersebut digunakan untuk kebaikan masyarakatnya sendiri.

Saya juga suka malas keluar rumah setiap hari saat salju sudah mencair dan membeku menjadi es. Sudah pernah beberapa kali jatuh terpeleset tetapi untungnya tidak parah. Biasanya untuk mengatasi hal ini diakali dengan membeli alas sepatu yang memiliki besi yang membuat kita lebih stabil dan mudah berjalan di atas lapisan es yang licin. Biasanya ini diperuntukkan untuk manula-manula yang suka keluar rumah karena mereke memiliki resiko untuk patah tulang lebih besar. Tetapi sejak memiliki Agnes, saya bisa berpegangan dengan kereta bayi yang memang desainnya diperuntukkan untuk iklim Swedia. Selain kedua hal diatas, saya tidak merasakan hal-hal yang kurang disukai hidup di Swedia.

Sweden_Deni_onestepatatime

Morning scene during winter in Stockholm
under-the-cherry-blossoms_5
After the gloomy and long winter, here comes the beautiful spring!
StockholmSpring1
The Cherry Blossoms Tree
StockholmSummer2
Summer in Stockholm
Swedish Midsummer Celebration: These pictures are taken in Dalarna, one part of Sweden where you could find lots of original red house, beautiful scenery, traditions and not to forget forget mention the home made craft. This tradition held in almost all over Sweden, from a small village to a bigger town.
If you happen to be there and doesn’t have any traditional clothes to join them, you can make your own Midsummer crown. You can grab a tree branch and make it a circle than you can add many of wild flowers surround you
StockholmAutumn1
Autumn in Stockholm

StockholmAutumn2

Penduduk Lokal

Menurut pengalaman saya pertama kali pindah ke Stockholm, saya merasa penduduk lokal di sini agak menutup diri dengan orang asing. Contohnya dengan tetangga satu gedung apartemen pun sulit untuk bertegur sapa. Namun ketika saya pertama kali bertandang ke rumah mertua yang letaknya di bagian utara Swedia, sikap penduduk lokal lebih ramah dan kita bisa saling bertegur sapa dan berkomunikasi walaupun saat itu pertama kali saya mengenal para tetangga mertua saya. Mungkin dikarenakan karena Stockholm adalah ibu kota dimana individualisme nya sangat tinggi dimana jika dibandingkan dengan penduduk di daerah utara yang lebih ramah terhadap orang asing.

Made up of Stadsholmen island and the islets of Riddarholmen, Helgeandsholmen and Strömsborg, Gamla Stan is Stockholm’s original city centre.
Gamla Stan (The Old Town) of Stockholm City is a place where people enjoy to have stroll or take their friends, their loved ones, or their guests from abroad who are visiting Sweden. It has many small alleys which has something unique about each one of them.

Namun setelah beberapa bulan menetap, bisa berkomunikasi dengan bahasa Swedia dan saya menunjukkan bahwa saya ingin beradaptasi dan mengenal kultur dan kebiasaan orang Swedia, penduduk lokal dalam hal ini teman-teman suami, tetangga dan bahkan teman-teman Swedia di sekolah mulai ramah dan menerima saya. Walaupun saat itu bahasa Swedia saya masih sangat minim, mereka menunjukkan keinginan untuk lebih tahu tentang saya pribadi dan asal saya, apalagi setelah mereka tahu kalau saya berasal dari Bali.

Terus terang, daerah dimana saya berasal sangat membantu saya untuk berintegrasi lebih mudah di Swedia karena tidak satu dua kali saya ditempatkan pada situasi dimana penduduk lokal yang saya temui menjadi lebih ramah dan antusias setelah saya mengatakan kalau saya berasal dari Bali. Dalam hal ini saya beruntung karena tidak semua mendapatkan kemudahan seperti yang saya alami. Penduduk lokal, menurut pengalaman dan pandangan saya selama ini, sangat berhati-hati terhadap pendatang jika pertama kali bertemu namun setelah beberapa kali, maka mereka bisa jadi teman atau sahabat yang bisa diandalkan. Selama kita menghormati mereka dan mematuhi semua peraturan dan tata krama yang ada di Swedia, saya rasa tidak sulit untuk menjadi dekat dengan penduduk lokal. Karena saya yang datang ke negara mereka maka saya harus memberikan usaha yang lebih besar porsinya untuk beradaptasi dengan mereka, dibandingkan adaptasi mereka terhadap saya. Seperti kata pepatah, dimana bumi dipijak disana langit dijunjung.

Makanan dan Yang khas Dari Swedia

Bakso dan Berburu

Bakso ala Swedia dari daging sapi hutan (moose) dan ikan panggang hasil tangkapan papa mertua. Bakso ini biasanya saya buat dari daging moose hasil buruan suami dan mertua. Dulu sebelum Patrik, suami saya, ikut dalam kelompok berburu, daging moose tersebut saya dapatkan dari papa mertua yang sudah menjadi pemburu berpuluh-puluh tahun.

Swedish meatballs (köttbullar) – made of moose instead of beef

Di Swedia, para lelaki yang memiliki hobi berburu diijinkan membentuk atau ikut dalam kelompok-kelompok berburu yang tersebar di seluruh Swedia. Syarat menjadi pemburu juga agak sulit karena harus mengikuti kursus dan setelah itu harus ikut ujian menembak. Setelah memegang ijin sebagai pemburu, setiap tahunnya, sebelum memasuki musim berburu, para pemburu tersebut harus menyerahkan hasil ujian tembak. Jika tidak lulus ujian tembak, maka pemburu tersebut tidak akan diijinkan untuk ikut pada tahun tersebut. Jadi kelompok-kelompok pemburu di Swedia benar-benar ketat dalam pengawasan kemampuan penembakan para anggotanya setiap tahunnya.

Well-prepared for the Moose Hunting Season in Sweden [Photography by Erika Larsson]

Ada banyak aturan yang harus dipatuhi tentang jenis hewan yang bisa diburu dan jumlah tiap hewan-hewan tersebut. Selain peraturan-peraturan tersebut, musim perburuan ini dibuat untuk mengontrol populasi hewan-hewan liar yang ada di Swedia sehingga keberadaan mereka tidak menjadi gangguan atau masalah untuk masyarakat Swedia. Seperti contohnya, tahun lalu kelompok perburuan dimana Patrik dan ayah mertua bergabung, hanya boleh menembak 11 moose dewasa dan tidak terbatas untuk anak moose. Mereka boleh menembak anak moose sebanyak-banyaknya tetapi ada aturan tersendiri tentang kondisi anak moose yang bisa ditembak. Contohnya pemburu boleh menembak anak moose jika moose betina bersama 2 anak, dilarang menembak jika hanya 1 anak. Jika mereka sudah memenuhi kuota tersebut maka musim berburu dinyatakan selesai. Pemburu bisa saja melanjutkan berburu namun mereka hanya boleh menembak anak moose dengan aturan yang ada. Setiap tahunnya, setiap pemburu bisa mendapatkan minimal 15 kg.

Ikan dan Memancing

Papa mertua juga memiliki hobi memancing. Jadi kami selalu mendapatkan ikan yang cukup banyak dan jenis ikannya pun ada beberapa macam. Salah satu ikan yang sering kami dapatkan adalah Rainbow Trout  dan Trout  yang jenisnya biasa. Rainbow trout ini rasanya sama kayak salmon makanya di akhir namanya dalam bahasa Swedia juga ditambahkan kata lax  yang artinya salmon dalam bahasa Swedia. Orang sering mengatakan dengan bergurau kalau  Rainbow Trout  ini sepupunya ikan salmon. Setiap tahunnya papa mertua juga memiliki agenda pergi memancing dengan teman-temannya selama seminggu di pegunungan dimana tidak semua orang mengetahui tempatnya karena benar-benar sangat terpelosok dan sulit dijangkau. Mereka harus meninggalkan mobil mereka di pinggir hutan, berjalan kaki selama 25 km, menyebrang 2 danau dengan menggunakan kapal dan dilanjutkan kembali dengan berjalan kaki menempuh jarak sekitar 5 km sebelum akhirnya sampai di tempat memancing yang memiliki kabin untuk tempat tinggal mereka selama seminggu.

Husband got his first catch that morning

Di kabin-kabin ini tentu saja tidak ada listrik, jadi bisa dibayangkan kalau mereka benar-benar mengandalkan matahari dan api sebagai sumber cahaya. Tetapi biasanya mereka berangkat di bulan Juli atau Agustus dimana matahari terbenam masih di pukul 9 malam dan terbit di pukul 3-4 pagi hari. Jadi bagi kebanyakan orang, kami dinilai beruntung memiliki persediaan ikan yang enak dan terbilang didapatkan secara cuma-cuma.

Kalau makanan penutup, keluarga kami sangat menyukai semua makanan penutup buatan ibu mertua, terutama cinnamon bun  yang bagi kami rasanya sangat unik dan spesial. Walaupun saya membuat beberapa kali dengan resep yang sama, rasanya tidak pernah bisa menyamai enaknya buatan mama mertua. Sehingga selain ikan, kami pun beruntung mendapatkan persediaan cinnamon bun yang cukup banyak setiap kali mertua datang ke Stockholm atau kami berkunjung ke rumah mereka yang terletak di bagian utara Swedia.

One of  Top Expat Blog Stockholm

Saya suka menulis dan kebetulan saya sering menulis dalam bahasa Inggris di blog. Dulu, hal-hal yang saya angkat adalah bagaimana kehidupan sehari-hari di Stockholm dan juga beberapa tradisi dan acara tahunan yang diadakan di Stockholm.

badge_Stockholm

Saya juga menyertakan beberapa foto hasil jepretan saya di setiap post yang saya buat. Salah satu admin dari organisasi yang bernama Internations, sering membaca blog saya dan suatu hari beliau menawarkan saya untuk bersedia menjadi salah satu blog yang direkomendasikan untuk orang-orang yang baru datang di Swedia atau yang ingin tahu sedikit gambaran kehidupan di Swedia. Dengan senang hati saya penuhi karena menurut saya itu suatu kehormatan dan penghargaan dari mereka untuk saya. Tentu saja salah satu alasan juga adalah saya senang jika informasi yang saya tulis bisa berguna untuk orang lain.

Bahasa

Penduduk lokal di negara ini pada umumnya bisa berbahasa Inggris, terutama generasi mudanya. Namun sangat dianjurkan untuk bisa menguasai bahasa lokal yaitu bahasa Swedia (Swedish dalam bahasa Inggris, Svenska dalam bahasa Swedia). Kenapa sangat dianjurkan? Alasan utamanya adalah untuk bisa lebih cepat masuk ke dalam lingkungan society dimana kita tinggal. Dengan bisa berkomunikasi dengan bahasa lokal, memudahkan kita untuk bisa mengerti lebih jelas terutama aturan-aturan yang berlaku dan juga berkomunikasi dengan instansi pemerintahan, tetangga, keluarga atau teman yang berasal dari generasi yang lebih tua dari kita. Menurut pengalaman saya, penguasaan bahasa Swedia itu sangat penting karena saya pernah mengalami kesulitan berkomunikasi dengan perawat, dengan penjaga butik dan dengan teman-teman mertua saya ketika saya berkesempatan bertemu mereka saat berkunjung pertama kali ke rumah mertua. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa kami pindah ke Swedia dari Inggris yaitu membuka peluang saya untuk mempelajari bahasa Swedia dengan baik dan benar dan untuk bisa lebih berbaur dengan orang lokal dimana amat sangat membantu dalam proses saya belajar bahasa ini.

Setiap pendatang yang sudah memegang ijin tinggal baik itu RP (Resident Permit) atau PR (Permanent Resident) berhak mendapatkan fasilitas gratis atau tanpa biaya untuk bersekolah dan mempelajari bahasa Swedia. Untuk mempelajari bahasa Swedia, fasilitas tersebut diberikan secara cuma-cuma sampai tingkat yang paling tinggi seperti contohnya belajar di universitas untuk menjadi penterjemah.

Kursus atau sekolah Bahasa Swedia itu sendiri memiliki tingkatan dari tingkat dasar, menengah, atas dan ahli (dalam hal ini mempelajari lebih dalam di bangku perkuliahan). Pada umumnya, para pendatang akan mengambil sampai tingkat atas yang nantinya nilai yang diperoleh bisa dipergunakan untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi dalam hal ini tingkat perkuliahan baik itu college  atau universitas. Buku-buku pelajaran ada yang tersedia di perpustakaan daerah, namun karena jumlahnya terbatas, biasanya bisa dicarikan solusi dengan membeli di toko buku bekas atau lewat website yang mengkhususkan menjual barang-barang bekas pakai atau second hand  yang dikenal dengan Blocket (http://www.blocket.se/) atau mungkin meminjam dari teman yang kebetulan memiliki buku yang diperlukan.

Sejauh ini kesan saya dalam mempelajari bahasa  Swedia adalah bisa dipelajari jika kita mau benar-benar memiliki niat untuk bisa lancar dan mengucapkan dengan benar. Saya tidak bisa mengatakan mudah, susah atau sangat susah karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dan tingkat kesusahan setiap orang tidak sama. Satu lagi alasannya adalah bagi saya pribadi, tidak ada yang susah jika kita memiliki niat dan kemauan untuk belajar atau mengerjakan sesuatu. Kendala yang saya miliki sampai saat ini walaupun sudah 7 tahun lebih menetap di Swedia adalah pengucapan beberapa kata yang penulisannya mirip namun pengucapannya pun hampir sama tetapi memilik arti yang sangat bertolak belakang. Bisa dibilang saya sering mengucapkan terbalik antara kata-kata ini dan jika tidak berhati-hati, kesalahan pengucapan ini bisa membuat orang di sekitar kita tersenyum simpul.

My way to raise Agnes as a multicutural baby. She is definitely should learn both culture no matter what 😀 This is not just an order but this is also a pray, hope, dream and commitment that we have made as her parents

Kendala yang lain adalah kosa kata dan beberapa aturan yang tidak bisa dibilang mudah dipahami. Untuk bisa berkomunikasi lancar dalam bahasa Swedia, salah satu kuncinya adalah diperlukan penguasaan kosa kata yang bisa kita dapatkan dari membaca buku, mendengarkan berita di televisi atau menonton film yang aslinya berbahasa Swedia. Selain perbendaharaan kosa kata, kita juga dianjurkan untuk tahu aturan gramatik bahasa Swedia yang kalau dibandingkan dengan bahasa Inggris misalnya, butuh beberapa lama untuk mengerti. Sampai saat ini saya masih terus berusaha untuk belajar dan meningkatkan kemampuan saya berbahasa Swedia.

Komunitas Indonesia

Sepengetahuan saya, ada beberapa perkumpulan orang Indonesia di Swedia terutama di Stockholm seperti contohnya:

  1. SIS (Swedish – Indonesian Society) yang bisa dilihat pada tautan ini: (https://www.facebook.com/svenskindonesiska.sallskapet?fref=ts) perkumpulan ini memiliki kegiatan rutin setiap tahunnya baik itu dalam hal pendidikan, pasar malam, piknik ataupun kegiatan lainnya.
  2. KAMUS (Keluarga Muslim Swedia) yang bisa dilihat di tautan ini: (https://www.facebook.com/groups/299056616782073/?fref=ts) bagi para pendatang yang beragama Islam, bisa mendaftarkan diri untuk menjadi anggota dalam perkumpulan ini dimana perkumpulan ini pun memiliki agenda tahunan yang bisa diikuti terutama pada hari raya besar Islam. Sepengetahuan saya, perkumpulan ini hanya ada di daerah Stockholm. Tapi untuk lebih jelasnya bisa menanyakan langsung jika memang akan menetap di Swedia atau berkeinginan untuk menjadi anggota.
  3. KKI Swedia (Komunitas Katolik Indonesia) yang bisa dilihat pada tautan ini: (https://www.facebook.com/kki.swedia?fref=ts) seperti perkumpulan yang lainnya, perkumpulan ini pun memiliki agenda tersendiri yang bisa diikuti bagi mereka yang beragama Katolik. Seperti KAMUS, sepengetahuan saya perkumpulan ini anggotanya lebih banyak berada di Stockholm.
  4. MCSI (Mix – Couple Swe – Indo) yang bisa dilihat pada tautan ini: (https://www.facebook.com/groups/group.MCSI/?fref=ts) perkumpulan ini adalah perkumpulan dimana kita sering berbagi informasi tentang segala hal, terutama tentang aturan-aturan yang ada di Swedia. Sangat dianjurkan untuk menjadi anggota karena dalam perkumpulan ini bagi mereka yang ingin atau baru saja pindah ke Swedia karena mempermudah pencarian sesama orang Indonesia di daerah dimana kita akan tinggal nantinya karena anggotanya tersebar di seluruh Swedia. Terkadang, dalam perkumpulan ini pula kita bisa bertemu dengan teman yang lain daerah saat kita liburan atau berkunjung ke tempat lain di luar area tempat tinggal kita.

Selain perkumpulan tersebut di atas, banyak perkumpulan orang-orang yang memiliki hobi atau kesukaan yang sama yang biasanya saling berkunjung satu sama lain di rumah salah satu anggota. Biasanya mereka mengadakan arisan bersama sambil berkumpul dan menikmati masakan dari berbagai daerah di Indonesia.

Baiklah, sekian tentang sekilas kehidupan saya dan keluarga di Stockholm. Dalam beberapa cerita lainnya saya akan menceritakan pengalaman hamil dan melahirkan di Swedia, tempat-tempat favorite di Swedia, dan juga tips bagi Ibu yang memiliki bayi untuk menyiapkan MPASI. Nantikan yaa..!

—–

All pictures with Dema Odyssey are courtesy of Deni Mardvall, some additional pictures are linked to the images source.

Blog: www.demaodyssey.com atau http://demaodyssey.vimedbarn.se/ Instagram: demaodyssey.Twitter: dema1497

23 thoughts on “Merantau di Stockholm

    1. Aiiiihhhh jadi berbunga-bunga dipuji oleh kembaranku, terima kasih atas pujiannya. Masih belajar untuk menulis, semoga lebih baik ke depannya, ameeeeeen. Peluk kenceng buat kembaranku di Belanda.

      Like

    1. Duuuhhhh saya dipuji sama suhu photography, iiihhh lari ambil helm *grin* Terima kasih atas pujiannya Bulur, masih harus memperbaiki diri ini, masih banyak yang kurang. Semoga selanjutnya bisa lebih baik lagi, ameeeen. Peluk erat Bulurku.

      Liked by 1 person

    1. Waduuuhh seneng deh ada yang suka foto-foto saya heheh 🙂 Terima kasih Mbak Gadis, salam kenal dari Stockholm. Kalo sempat maen ke Stockholm jangan lupa mampir yaaaa

      Like

    1. IIIhhh saya jejingkrakan hehehhe, terima kasih Mbak Lia sudah menyukai foto-foto saya yang masih amatiran. Terima kasih sudah mem follow saya di Instagram 🙂 Salam kenal dari Stockholm, jangan lupa ketut pintu rumah kalo ada kesempatan main ke Swedia yaaa

      Like

  1. Terima kasih saya ucapkan kepada Mama Rantau dan Chica pada khususnya telah bersedia memuat pengalaman saya yang belum seberapa ini, mohon maaf jika ada kesalahan dalam menulis, semoga ke depannya saya bisa menulis lebih baik lagi. Sekali lagi terima kasih 🙂

    Like

    1. Beeeettthhhh, terima kasih banyak atas apresiasinya, iiihhh aku jadi malu nih karena dirimu lebih ciamik dan hebat 🙂 Maaf telat, ga tahu kalau dirimu naruh pesan di sini, peluuuukkkkk

      Liked by 1 person

    1. Ameeeen, nanti kalau kesampaian main ke Stockholm, jangan lupa mampir ya Mbak 🙂 siapa tahu saya bisa anter jalan-jalan melihat Stockholm dan sekitarnya. Lumayan ada beberapa tulip Mbak, kebetulan juga beberapa tahun yang lalu banyak yang discount harga tulipnya, jadi borong hihihihi 🙂

      Like

    1. Terima kasih Min, duuuhhh masih harus banyak belajar dari pakar seperti dirimu dalam hal menuturkan suatu peristiwa 🙂 Peluukkk kenceng dari negeri kulkas 🙂

      Like

    1. Duuuhh maaf ini saya jawabnya terlambat banget Harris, baru tahu kalau ada yang meninggalkan pesan di sini 🙂 Yang saya tahu dari Swedia ke Paris, transportasi yang paling murah lewat udara. Saya dan keluarga biasanya naik pesawat dan kebetulan selalu dapat murah dibawah 1000 kronor per orang (sekitar 300-1000 kronor kisarannya). Kita pernah menggunakan SAS, Norwegian dan Ryanair 🙂 Tergantung kapan kita merencanakan liburan 🙂 Semoga informasi ini masih bisa berguna ya Harris 🙂

      Like

  2. Mba…
    Saya ingin sekali ke Stockholm dan tinggal di keluarga atau apa ada tempat sewaan atau apartemen yg nyanam utk tinggal sendirian… Saya berencana untuk tinggal selama 1 bulan…mohon infonya ya mba…tks dan salam kenal.

    Like

    1. Hai Lynda, kalau ingin tinggal lebih lama biasanya bisa menyewa tempat seperti B&B dan ini bisa saya kasih tautannya:

      https://www.svenskaturistforeningen.se/

      Kami sering menggunakan jasa ini untuk menemukan rumah atau kamar untuk travelling di sekitar Swedia. Bahasanya bisa diubah menjadi bahasa Inggris untuk memudahkan ya Mbak 🙂 Kalau sudah di Stockholm, jangan lupa untuk mampir ya Mbak Lynda 🙂

      Like

  3. Hi mbak Yulia,
    Gak sengaja saya mampir ke blog mbak gara2 Sep ini saya mau traveling ke Norway & Iceland tp mampir sebentar ke Stockholm sesuai pesan adik saya yg bilang kalau Stockholm itu seperti little Venice.Nanya dong mbak, apakah 2 malam cukup untuk melihat basic tourism di Stockholm ? Thank you infonya

    Like

  4. Hi Mbak,
    Gak sengaja saya mampir di blog ini gara2 mau singgah ke Stockholm saat traveling saya ke Norway dan Iceland Sep nanti. Bs bantu info mbak,..kalau ingin liat basic tourism di Stockholm apakah 2 malam cukup ? Ada rekomendasi affordable budget hotel di tengah kota ?
    Thank you infonya

    Like

  5. Wah infonya menarik & foto2nya bagus2. Kebetulan minggu ini mau liburan berdua ama si kecil ksana, jd smkn bersemangat. Trmksh & sukses selalu ya mbak deni.

    Like

Leave a comment