DitaucAnindita Prameswari – ITB graduated who previously worked for PT Unilever Indonesia, but currently on unpaid leave. I am a full time happy mom of a 2 years old daughter has been living in Liverpool since 2014. Here to accompany my husband in pursuing Master’s Degree in Football Industries MBA. Love to travel and cook and in the spare time also run small online business.

Saya dan suami saya, Bidi, sama-sama berasal dari Jakarta (bukan sukunya) dan kami menikah di bulan Oktober 2012. Saya lulusan ITB yang bekerja di Unilever, Bidi adalah alumni UI yang juga bekerja di Unilever, di mana kami bertemu. Kami dikaruniai seorang putri yang lahir di bulan Juli 2013 yang kami beri nama Aruna.

Pada awal tahun 2014 Bidi diterima program Master di bidang bola di Liverpool, UK. Saat itu, Bidi resign dari Unilever sementara saya mengajukan unpaid leave atau cuti diluar tanggungan. Sejak bulan September 2014 kami sekeluarga tinggal di Liverpool, UK.

2015-09-22-021542_1600x900_scrot
My family – with Bidi and Aruna

Oh iya, tentang jurusan yang diambil oleh suami saya ini (Football Industries) memang unik. Bidi sendiri punya background di bidang akuntansi dan selama ini bekerja di bidang yang sama. Namun, sejak kecil Bidi sangat suka sekali bola dan sangat ingin hidup di bidang yang sangat ia cintai itu. Maka kemudian, Bidi mencoba jurusan Football Industries MBA – yap betul, MBA…! Jadi mungkin setelah lulus dia bisa menjalankan bisnis di bidang bola ya, atau kerja di klub, atau jadi manajer bola, atau jadi ketua PSSI? Hehehe, Amiin ya.

Pengalaman merantau sangat baru bagi kami bertiga sekeluarga, bahkan saya sempat melewati masa depresi karena jadi full time stay-at-home-mom tapi Bidi sangat suportif dan selalu menemani jadi kita bisa melalui ini semua bersama-sama.

Kehidupan di Liverpool

Liverpool itu kotanya the Beatles! Dinamai the World Capital City of Pop oleh Guiness World Records karena popularitas The Beatles dan British Invasion. Kotanya merupakan bagian dari England di bagian North Wales. Selain itu, kota ini termasuk kota tua… Liverpool berusia 800 tahun pada tahun 2007 (jauh lebih tua dari Jakarta). Bahkan, beberapa area di dalam city centre dijuluki World Heritage Site oleh UNESCO.

Liverpool is a historic maritime city in northwest England, where the River Mersey meets the Irish Sea.
Maritime mercantile City of Liverpool – Liverpool played an important role in the growth of the British Empire and became the major port for the mass movement of people, e.g. slaves and emigrants from northern Europe to America. Liverpool was a pioneer in the development of modern dock technology, transport systems and port management.
The Beatles and Liverpool. Two words which are forever intricately linked with one another.

Di Liverpool ada 2 klub bola  yang ikut dalam Premier League yaitu Liverpool dan Everton. Selain itu ada Grand National, yaitu kompetisi balap kuda yang sangat terkenal, juga diadakan di sini. Orang Liverpool asli disebut Scouse, aksen bahasanya kental sering dijuluki Scousser. Percayalah, pertama kali datang ke Liverpool akan sangat sulit memahami bahasa Inggrisnya, hehe.

A few examples of the wonderful Scousser

Mencari Apartemen di Liverpool

Nah kebetulan, Bidi berangkat duluan waktu itu. Dia tinggal di hostel seminggu pertama sambil berusaha mencari tempat tinggal. Saya masih di Jakarta selain karena aplikasi visa yang menyusul setelah suami saya, saya masih kerja waktu itu (menggenapkan bulan) plus mengurus beberapa hal belakangan. Mengenai mencari rumah, ada beberapa teman kami yang sudah book via online searching seperti Gumtree, tapi ada pesan dari beberapa teman yang lain bahwa ada baiknya lihat secara langsung dulu tempatnya dan lokasinya karena bisa jadi berbeda dari foto atau yang dideskripsikan. Nah, untuk menghindari hal tersebut, karena saya membawa bayi, saya sudah wanti-wanti suami saya untuk cari daerah yang baik untuk tempat tinggal keluarga.

Alhamdulillah, akhirnya dapat apartemen 2 kamar di kompleks yang enak, ada taman, dan banyak anak kecil bermain kalau sore. Tipsnya mungkin kalau memang bisa, menumpang di hostel bisa menjadi solusi sementara mencari tempat tinggal permanen. Karena biasanya tempat tinggal bentuknya per 6 bulan atau bahkan per tahun, kalau terlanjur dan tidak cocok kan jadi ga enak juga 🙂

Nah, kalau mencari apartemen untuk kuliah di University of Liverpool, bisa cari di sekitar kampus dengan postcode depan L1-L7. Well, tidak semuanya dekat kampus banget sih. Untuk yang single, banyak kok akomodasi untuk student, sementara kalau berkeluarga dan mencari flat yang memiliki kamar lebih dari 1 (seperti saya) bisa cari di L5-L7 (you will know when you’re here :D). Saya sendiri flat nya 2 kamar, dengan 1 kamar mandi, 1 dapur, dan ada ruang tengah/makan sendiri. Ukurannya pas, kamarnya pun besar, sehingga Aruna pun cukup nyaman bermain di dalam rumah. Harga flat seperti kami berkisar mulai dari GBP 500 atau bisa sampai GBP 700 per bulan tergantung lokasi dan kebagusan, di luar bill seperti listrik, air, internet ya. GBP 550 seharusnya sudah bisa mendapat yang bagus kok. Flat atau apartemen disewakan disini umumnya furnished jadi gak perlu khawatir untuk tempat tidur, sofa, dll. Saya sendiri cuma beli rice -cooker dan TV (gak tahu kenapa apartemen disini suka gak ada TV nya). Kalau butuh bantuan apapun atau barang hibahan jangan sungkan hubungi tim PPI disini karena biasanya yang pulang ke Indonesia suka meninggalkan beberapa barangnya hihihi. Untuk public transport disini kebanyakan naik bus. Ikuti google maps juga langsung tahu bisa naik bus nomor berapa. Jadi simply gmaps saja! 🙂

Things to love (and hate) about living in UK

Orang di sini cenderung menggunakan bahasa Inggris yang sangat sopan. Contoh sederhananya, mereka address ke laki-laki sebagai “gentleman” bukan “man” biasa saja, mudah mengucapkan “sorry”, dsb.

Selain itu, saya sangat suka keteraturannya, mungkin karena sudah  menjadi budaya. Hal lain yang saya sukai adalah kemudahan, belanja mudah, mau apply ini-itu juga tidak serumit birokrasi di Indonesia, juga tidak ada ruang abu-abu – maksudnya kalau memenuhi persyaratan ya bisa, kalau tidak ya tidak bisa (misalnya dalam menukar barang, berbelanja, apply asuransi kesehatan, dan aplikasi visa).

Lalu, saya ga pernah ada pikiran apa-apa tentang UK sebelumnya selain kayanya gloomy country…. Dan ternyata benar! Hahaha. Maksudnya gloomy disini adalah langitnya sering mendung, langit abu-abu, cerah tapi tidak seperti di negara tropis layaknya di Indonesia.

Hal lainnya yang saya suka adalah UK sangat memudahkan jika kita punya anak. Pertama, semua anak di bawah 5 tahun dipelihara negara, regardless dari mana asalnya. Ada children’s centre gratis, sekolah gratis, kesehatan gratis, rumah juga dikunjungi oleh health visitor. Kedua, semua area kebanyakan step free, atau kita bisa pake stroller (juga untuk disabled), ada lift/ramp, atau small conveyor untuk naik ke tangga yang sedikit.

Liverpool Lime Street Station – yang juga ramah anak dan kaum disabled

Mungkin sekilas itu yang saya suka tentang UK selain hal lainnya tentu senang bisa merasakan tinggal di luar negeri.

Adaptasi dari Wanita Bekerja menjadi Ibu Rumah Tangga di rantau

Pertama kali sampai di UK, sempat beradaptasi, tapi bukan karena culture disini, lebih karena shock biasanya kerja terus jadi ibu rumah tangga seutuhnya hehe. Pertama kali saya sampe di Liverpool agak kaget, tiba-tiba mellow banget deh sampe nangis-nangis gitu. Alasannya agak klise atau kurang jelas, semacam merasa ga berguna, saya ngapain ya cuma tengak-tenguk neng omah (bhs jawa, celingak celinguk di rumah), atau juga masak dan ngurus anak. Tapi seems like kerjaan itu-itu aja walaupun waktu habis.

Terus, suami saya yang sayang banget sama saya (hehe), waktu itu sampai bolos kuliah seminggu. Alasannya mau mendampingi saya beradaptasi. Yang dia lakukan simpel, di rumah sama saya, bantu megang anaknya sembari saya masak nyuci dan melakukan errands lainnya, serta ajak jalan ke tempat-tempat yang diperlukan. Misalnya ke city centre, supermarket besar, home bargain (buat alat-alat rumah tangga) semacam itu lah.

Dia juga memberikan pengertian bahwa pekerjaan ibu rumah tangga itu sebetulnya pekerjaan yang berat lho, kerjaannya kaya ga keliatan tapi capek nya luar biasa. Ada ungkapannya nih: “tidak ada sebuah pekerjaan yang memakan 24 jam sehari 7 hari dalam seminggu selain ibu rumah tangga, dan tidak ada pula orang yang rela bekerja tanpa dibayar selain ibu rumah tangga”. Gitu kira-kira yang dia ingatkan ke saya hehehe.

 Jadi tips pertama mintalah dukungan orang di sekitarmu tentunya dukungan suami yang paling utama – karena ini penting membangun mental yang sehat.
Terus setelah seminggu 2 minggu mulai deh nyaman dan bisa beradaptasi. Terkadang setelah selesai masak, saya ajak Aruna ke kampus bapaknya lalu makan di sana. Saya mulai menikmati hari-hari tinggal di Liverpool. Setelah sebulan, setelah mulai terbiasa dengan ritme mengerjalan kerjaan rumah tangga, mulai deh mikir “mau ngapain yaaa”. Nah waktu itu, entah kenapa saya suka masak. Sampe pernah ngepost jokes:

Statement ini saking ngerasa: “Eh kok enak ya santai gini masak sambil mengurus anak”. Terus saya iseng ajakin ibu-ibu lain yang juga nemenin suaminya kuliah buat beraktivitas, dan mereka setuju untuk berkolaborasi bikin katering. Jadi tips kedua agar tetap produktif (dan menjaga mental positif): belajar masak..! walau sebetulnya itu kaya tuntutan peran sih (sebagai stay at home mom), jadi saya modal dari Google aja untuk meningkatkan jam tayang serta mencoba resep-resep baru.

Sekarang saya dan beberapa teman menjalani usaha katering. Karena kita masih awal-awal dan skala kecil, target market hanya orang Indonesia. Bukan apa-apa, karena kita sejauh ini mau masak masakan Indonesia dulu saja plus kalau mau “serius” jualan, dapur kami harus diinspeksi. Selama ini memasak di tempat saya karena dapurnya di dalam rumah (tidak sharing) dan Aruna juga happy banget kalau ada tamu datang, biar sekalian ramai. Nah, cara jualan kami adalah via grup chatting PPI. Biasanya di hari rutin main bola (minggu) kami pasti masak, menunya bisa berubah-ubah. Mulai dari mie ayam, sate ayam, tongseng, gorengan, nasi uduk, nasi kuning, dan lain-lain. Hari lainnya kita juga menawarkan tapi tidak serutin setiap hari minggu.
Nasi Kuning pesanan Catering
Mie Ayam Pesanan Catering
Nasi kuning dan Mie Ayam Pesanan Catering Medellia
 Tips lainnya carilah kegiatan di luar rumah, jangan stuck di rumah. Keluar, ke children’s centre kalau punya anak, bikin member di public library, jalan ke taman, dst dst. Atau nulis blog? ya kan ya kan? Kalau saya sibuknya diisi baca buku, ikutan online free course, masak, nulis blog kadang-kadang.
Albert Dock lagi
Menikmati cuaca cerah dengan berkeliling di taman
Mungkin tips terakhir mumpung luang waktunya, bisa jadi serius memikirkan tentang hidup (cieee), maksudnya jd memikirkan ulang, kepengennya future kaya apa, gimana achieve-nya, dll. Saya merasa jadi lebih bisa menemukan  jati diri, tapi ya itu kalo kerja kan waktu habis, pas lowong gini pas banget deh buat merencanakan hidup.. 🙂

Kegiatan dengan Anak di Liverpool

Untuk seusia Aruna, ada children’s centre seminggu sekali. Kegiatannya makan sama-sama (belajar makan sendiri), main di playground, dan berkreasi di ruang kelas (cat, puzzle, gambar, dll). Intinya sebetulnya membiarkan anak bersosialisasi dengan anak seusianya dengan didampingi orang tuanya. Kalau library dan museum di UK semua yang milik pemerintah adalah gratis, jadi bisa masuk ke World Museum, Library, dan lain-lain. Kalau kita mau diskon di beberapa hal (misalnya naik kereta, masuk kastil yang dikelola swasta) kartu mahasiswa sangat berguna! 🙂

cc
Beberapa kegiatan Aruna di Children’s center

Beberapa tempat yang saya rekomendasikan untuk dikujungi serta kids friendly: semua yang menarik ada di City Centre: The Beatles Story, Albert Dock, Museum of Liverpool, Merseyside Maritime Museum, Tate Liverpool, Echo Arena, City Centre, Cavern Club, dan masih banyak lagi. Semuanya bisa dicapai dengan jalan kaki. Mungkin perlu naik bus (atau naik taksi) kalau mau lihat stadion Liverpool (Anfield) atau Everton (Goodison Park) 🙂

Liverpool Pier Head, with “The Three Graces”: the Royal Liver Building, Cunard Building and Port of Liverpool Building
Ferrys Wheel depan Beatles Museum _ Liverpool Echo
Ferris Wheel di depan Beatles Museum – Liverpool Echo
Beatles Museum
The Beatles Museum
Inside The Beatles Museum
Inside The Beatles Museum
Maskot atau Logo namanya Lambanana
Maskot atau Logo namanya Lambanana
Albert Dock
Albert Dock
Ice Cream Stall at Albert Dock
Ice Cream Stall at Albert Dock
image3
The Royal Liver Building. Gedung ini merupakan gedung ciri khas nya Liverpool dengan burung (namanya Liver Bird) di puncaknya. Konon kabarnya dulu saat pemerintahan sedang ada masalah, sempat dipindahkan ke Liverpool dan berkantor di gedung ini (semacam dulu Jakarta pernah sebentar pindah ke Jogjakarta).

Kalau suka hal-hal maritim, banyak hal menarik untuk dipelajari saat berkunjung ke Merseyside Maritime Museum, di sana bisa belajar banyak mengenai cikal bakal kapal Titanic secara lengkap, karena Liverpool merupakan tempat dirancangnya kapal Titanic, walau dibuatnya di Belfast. Salah satu trivianya, tahukah kamu bahwa Titanic tenggelam dalam waktu 2 jam 40 menit? Hehehe. miniatur kapalnya juga bagus dan besar.

Info Lainnya yang bermanfaat untuk pendatang dari Indonesia

Halal Foods:  Di Asda (supermarket) biasanya ada section halal. Atau bisa beli di supermarket Arab  untuk daging-daging. Klau bumbu-bumbu masih bisa dicari antara di supermarket atau di Asian Store, kecuali kemiri! Jadi kemiri minta kirim dari Indonesia heheh.

Chinatown in Liverpool

Asuransi untuk dewasa dan anak: Untuk Asuransi Kesehatan: waktu tahun saya datang (2014), NHS (National Health Service) all free except for eyes and dental. Tapi kabarnya tahun ini adult yang pendatang harus bayar sekitar 100 atau 200 pound per tahun. Kalau anak-anak seperti sebelumnya diceritakan, di bawah 5 tahun dicover even termasuk dental.

Recommended Resto:  Makan fish n chips di Albert Dock, makan Ichi noodle, makan Etsu (Japanese), atau burger-burger gitu hehe.

Komunitas Perlajar: PPI Liverpool gabung dengan Chester (bukan Manchester yah) hehehe.

Lebaran di Liverpool
Lebaran di Liverpool
PPI Liverpool saat performance angklung
PPI Liverpool saat performance angklung

—–

Blog: https://kanayastory.wordpress.com/. Twitter: @ditaucil. Instagram: @ditaucil Email: anindita.prameswari@gmail.com.

30 thoughts on “Merantau di Liverpool

  1. Salam kenal Mba Anindita, saya Yeni, kebetulan saya tinggal di Wirral ikut suami pindah ke UK sekitar setahun yang lalu. Membaca tulisan mba, saya merasakan hal yang sama. Tertarik banget tuk nyoba Catering Medellia.

    Liked by 1 person

    1. Hi mbak Afrilla, saya adalah owner online shop @petite.zosia dan saat ini saya juga tergabung dalam tim Babyloania (penyewaan barang bayi). Monggo dicek online shop saya hehehe, bisa langsung klik di googaga.co.id/petite-zosia 😊

      Like

  2. Hallo mba Dita.. Salam kenal 🙂
    Sejak Juni – September kemarin, aku dan keluarga sempet tinggal di Liverpool juga.. Kbetulan suamiku dr Liverpool dan mertua jg tinggal di L17 (dekat Sefton Park). Sayang kita blm kenal hehehe
    Saat ini, kami lg di Bremen – Jerman. Nanti kalo kami ke Liverpool lagi, janjian main bareng yaaah.. 🙂

    Liked by 1 person

    1. Hai mbak Efrina! Wah, iya kita belum kenal yaa. Wah kalau ke Liverpool lagi main dong, kalau ada LINE bisa chat aku mbak ID ku ditaucil atau message via FB atau email boleh 🙂

      Like

  3. Hai Mbak Anindita, salam kenal ya mbak..saya interest untuk apply kuliah di bidang yg suami mbak lg jalani sekarang..mohon bantu info dong mbak, suami mbak kuliah disana via scholarship atau self funding (biaya sendiri) mbak?

    Mohon infonya ya Mbak..thank you..

    Liked by 1 person

  4. Hi!
    Wah ada teman senasib! Kebetulan suami juga sekolah lagi tapi di Manchester, aku ikutan deh. Ngerti banget deh rasanya saat status berubah working mom jadi stay at home/work at home, sendirianndi negeri orang pula 😉 Dulu kagok sih, sekarang menikmati hihihi.
    Btw di China town Manchester ada loh kemiri hihi salam kenal!

    Like

    1. Hi Nisa, salam kenal! Wah kalau main ke Liverpool kabari ya. Aku kalau di Manchester cuma selalu ngidam ke Al Jazeera dan Chatime di Chinatown (di Liverpool belum ada). Dan suamiku fans nya MU jadi ya begitulah bolak-balik biasanya nonton bola. Iya betul ya awal2 kagok, tapi semakin kelamaan menikmati, apalagi melihat anaknya tumbuh kembang gitu. 🙂

      Like

  5. Wah impian saya untuk bisa ke Liverpool dan Kuliah disini, tapi sekarang masih semester tiga kuliah di Medan…. Kalau boleh nanya” di liverpool jurusan web design seperti minat dan keahlian saya untuk memperdalamnya kuliahnya jurusan apa ya kalo di Liverpool 😀

    Like

  6. asli ini impian saya banget mbak kuliah di bidang sepakbola, mudah2an bisa nyusul kaya suami mbak ya, sukses mbak buat suami dan mbak, YNWA!!!

    Like

  7. mau nanya mbak , kalo misal dari liverpool lime station mau ke anfield naek bus nya apa dan dimana ya ?? terus pesen tiket bus nya harus online atau bisa dadakan di bus nya ? hehe mohon pencerahannya , takut nyasar haha

    Like

  8. Selamat sore bu Dita. Perkenalkan nama saya Joannes.
    saya mempunyai adik yang pernah kuliah di Liverpool University tahun 2005, namun sejak 2009 kami keluarga kehilangan kontak dengannya.
    Saya mohon bantuannya kepada bu Dita atau kepada siapapun masyarakat Indonesia khususnya yang berada di Liverpool atauy UK umumnya, apabila pernah mendengar atau mungkin mengetahui keberadaan adik saya yang bernama Ingrid Liliana Budimulya Djuang, mohon diinformasikan kepada saya.
    Demikian, atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.

    Like

  9. Hi mbak Anindita, perkenalkan namaku Wira. Pencarianku di search engine mengenai post graduate di UK dengan jurusan football development/ similar mengarahkanku ke tulisan mbak Anindita yang sangat ciamik ini. Aku sangat interisting untuk melanjutkan studiku di Liverpool, karena memang selama ini yang aku ingin geluti adalah bidang sepakbola, in case aku bisa berkontribusi terhadap sepakbola indonesia, sama seperti yang suami mbak lakukan, hehe.

    Aku ada beberapa pertanyaan mbak, if you dont mind bisa direspon yaa hehe.

    1. Aku punya latar belakang sarjana kehutanan, dan sekarang bekerja masih bergelut di bidang konsultan kehutanan juga, apakah aku masih memungkinkan untuk bisa ambil kesempatan berkuliah disana? Bagaimana dengan pengalaman mbak dan suami dahulu?

    2. Bagaimana dengan kehidupan di Liverpool? Apakah memungkinkan untuk memboyong seluruh keluarga inti? Kebetulan aku baru saja menikah tahun ini, dan istriku juga sedang lanjut S3 di Bogor, jadi kemungkinan aku baru bisa mempersiapkan seluruh requirement setelah dia menyelesaikan studinya.

    Terimakasih banyak atas perhatiannya ya mbak Anin 🙂

    Like

  10. Hi Mb. Anindita, terimakasih sebelumnya testimoninya sangat membantu. Mau tanya kalau daerah L5-L7 yang ada apartemen untuk keluarga itu kira2 ada di jalan apa ya? sy ada rencana bawa keluarga untuk sekolah ke univ liverpool, mohon infonya. Atau barangkali ada email atau no.WA yang bisa sy hubungi untuk menanyakan beberapa hal. Terima kasih. #Belinda

    Like

Leave a comment