Riana Garniati Rahayu – A retProfile Picired urban planner, an active weekly-food-planner, a blogger, and a traveler. A happy wife of Ibrahim Rohman and a blessed mom of Raya and Bita. Been living in Europe with her family since 2008. Currently based in Seville, Spain.

Pengalaman Merantau di Eropa

Saya dan suami merantau ke Eropa sejak tahun 2008. Suami memperoleh beasiswa doktoral di Chalmers University – Gothenburg, Swedia sementara saya ikut melanjutkan studi master di kampus yang sama. Kedua anak kami lahir di Swedia. Setelah lulus dan bekerja di kampus selama setahun, suami mendapatkan pekerjaan di Joint Research Centre – European Commission Sevilla, Spanyol. Sejak Oktober 2013, kami pun pindah dari dinginnya utara ke hangatnya selatan Eropa.

17405_10205916776895999_809913684539520336_n
Keluarga Ibrahim

Dokumen yang harus diurus sebelum dan setibanya di spanyol

Visa

Visa suami adalah visa bekerja. Sementara untuk saya dan anak-anak adalah dependent visa berupa resident permit. Visa yang saya miliki tidak membolehkan saya untuk bekerja di Spanyol. Awalnya, kami diberi visa temporer selama 3 bulan. Setibanya di Spanyol, sambil mengurus NIE kami lalu mendapatkan resident permit selama setahun. Setelah setahun, kami harus memperpanjang kembali resident permit yang kami miliki. Tetapi masa berlakunya kali ini disesuaikan dengan masa berakhir kontrak kerja suami.

Seville is the capital of southern Spain’s Andalusia region and a hotbed for flamenco dance, especially in the Triana neighborhood.
Social security

Hal yang pertama kali harus dilakukan setibanya di Spanyol adalah mengurus nomor security social bagi suami yang bekerja di sini. Nomor ini dibutuhkan untuk mengurus NIE (Número de Identificación de Extranjero) kami sekeluarga. NIE adalah nomor identitas bagi warga asing yang tinggal di Spanyol. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengurus Empadronamiento (local census registration). Kedua berkas ini nantinya dibutuhkan untuk mengurus semua layanan publik termasuk pendidikan dan kesehatan.

Merantau di Sevilla

mencari Tempat Tinggal

Mencari tempat tinggal di Sevilla sebenarnya mudah, tapi kalau tidak bisa berbahasa Spanyol  bisa membawa masalah. Karena itu, pilihan paling aman untuk mencari rumah adalah melalui  agensi perumahan (inmobiliaria). Cukup datang ke kantornya, melihat katalog yang disediakan, lalu kita akan diantar ke calon rumah yang diminati juga dimediasi dengan si pemiliknya. Hanya  saja, pengeluaran memang jadi lebih banyak, karena kita harus membayar fee untuk agen sebesar (biasanya) 1 bulan sewa. Belum termasuk deposit ke pemilik rumah antara 1-3 bulan sewa.

Kami sekeluarga tinggal di apartemen di Triana. Distrik ini terkenal sebagai distrik yang “Sevilla-banget” dan masyarakat Triana juga memiliki kultur lokal yang sangat kuat. Triana terkenal sebagai pusat pengrajin keramik.

Guadalquivir River - The View from Triana
Guadalquivir River – The View from Triana

Sementara itu jarak ke pusat kota juga tidak jauh. Sekitar 10 menit dengan bus atau 20 menit berjalan kaki. Harga sewa di Triana  relatif menengah ke atas, untuk ukuran keluarga kecil seperti kami berkisar antara 500-700 Euro perbulan. Ini masih lebih murah dibanding di pusat kota. Oya, harga sewa sebesar itu sudah termasuk furniture. Triana juga ditunjang dengan fasilitas yang lengkap. Supermarket, apotek, dan segala kebutuhan sehari-hari semua tersedia dalam jangkauan kaki.

Triana – Our neighborhood

Beberapa orang yang bekerja di Sevilla memilih untuk tinggal agak ke luar kota. Dengan harga  sewa yang tidak jauh berbeda dengan daerah Triana, biasanya bisa didapat rumah sewa  berupa landed-house lengkap dengan halaman. Tetapi, tinggal di pinggir kota cukup sulit jika  tidak mempunyai kendaraan pribadi karena transportasi publiknya termasuk jarang.

What to like from Sevilla

Tinggal di kota cantik seperti Sevilla artinya kami tidak perlu jauh-jauh untuk sekedar refreshing. Mulai dari Istana Alcazar yang indah, Giralda Tower, hingga Plaza de España yang  menakjubkan. Atau kalau ingin sekedar berjalan kaki, menikmati sungai Guadalquivir pun tak  kalah menyenangkan. Sungai ini hanya sepelemparan batu dari tempat tinggal kami. Biasanya  kami menutup weekend dengan berjalan-jalan menyusuri sungai atau lari bersama di pagi harinya.

Tempat – tempat berikut jangan sampai terlewatkan jika mengunjungi Sevilla:

Alcazar
Alcazar adalah istana tertua di Eropa yang masih difungsikan sebagai istana kerajaan. Bangunan ini memiliki ciri khas arsitektur Islam yang berpadu dengan gaya gothic, baroque, dan renaissance. Pada season ke-5 serial Game of Thrones tahun ini, Alcazar digunakan sebagai salah satu settingnya.
Giralda Tower
Sebelum berubah menjadi menara gereja, Giralda Tower merupakan menara azan dari abad ke 7-11. Saat ini, Giralda Tower menjadi satu dengan gereja katedral yang merupakan gereja terbesar ketiga di dunia dan gereja berdesain gothic terbesar di dunia.
Giralda dan Alcazar
Giralda dan Alcazar
Plaza-de-España-Sevilla

Plaza de España dan Parque Maria Luisa berada pada satu komplek yang sama. Tempatnya sangat indah dengan arsitektur yang sangat cantik. Banyak kegiatan yang bisa dihabiskan bersama anak-anak mulai dari piknik, sekedar jalan sore, atau mengayuh perahu. Plaza de España sendiri pernah menjadi lokasi beberapa syuting film seperti Star Wars I dan II, dan The Dictator.

Enjoying Plaza de España
Enjoying Plaza de España
Piknik di Parque Maria Luisa
Piknik di Parque Maria Luisa

Beberapa tempat favorite kami lainnya di Sevilla: Puerta de Jerez, Isla Magica (Amusement Park di Sevilla), Acuario de Sevilla, La Casa de la Ciencia de Sevilla – Science Museum, Pabellon de la Navegacion, Torre del Oro.

Orang Sevilla (Sevillanas)

I really love Sevillanas! Mereka adalah orang-orang yang sangat ramah dan helpful. Mereka  juga sangat child-friendly. Nggak pernah sekalipun saya dikomplain, misalnya, ketika anak saya sedang tantrum di jalan. Yang ada, mereka menyempatkan untuk menghibur anak saya ataubahkan mengelus pundak saya untuk memberikan semangat. Sayangnya, hampir semua orang di sini tidak bisa berbahasa Inggris. Jadi kalau memutuskan pindah ke Sevilla, learning Spanish is a must.

Centro - City Center of Sevilla
Centro – City Center of Sevilla

Kultur dan budaya lokal di Sevilla juga sangat kuat. Bisa dibilang, Sevilla termasuk kota yang  sangat Spanish. Flamenco dan matador pun berasal dari sini. Sepanjang tahun, Sevilla hampir  tidak pernah sepi dari berbagai perayaan. Di bulan April saja ada dua perayaan besar: Semana  Santa dan Feria de Abril. Kalau sudah begitu, masyarakatnya biasanya tumpah ruah ke jalan. Trotoar pun berubah jadi street fashion show!

A woman wearing a ‘Sevillana’ dress gives a beer to a flamenco guitarist player during the Valme pilgrimage

Sayangnya, local culture yang kuat ini juga membawa drawback buat pendatang seperti kami. Contohnya, begitu melekatnya budaya tapas pada diri masyarakat Sevilla. Tiap beberapa meter rasanya hampir pasti menemukan bar-bar tapas di sini. Di lain sisi, cukup sulit menemukan restoran internasional di Sevilla. Toko Asia-nya pun tidak selengkap kota-kota besar di Eropa lainnya. Pokoknya menyedihkan banget deh in terms of diversity and availability.

Tapas (Spanish pronunciation: [ˈtapas]) are a wide variety of appetizers, or snacks, in Spanish cuisine. They may be cold (such as mixed olives and cheese) or hot (such as chopitos, which are battered, fried baby squid).
Keamanan

Di Sevilla cukup banyak gipsies dari Eropa Timur. Biasanya mereka “bekerja” sebagai pemulung. Tapi beberapa juga ada yang meminta-minta. Relatif aman-aman aja sih, hanya perlu sedikit waspada kalau berjalan di area turistik karena agak rawan pencopetan.

Transportasi Umum

Transportasi umum di Sevilla sebagian besar dilayani dengan bus. Di bagian tengah dan/atau belakang tersedia tempat untuk baby stroller. Selain itu, ada juga metro bawah tanah dan trem. Hanya saja jangkauannya masih terbatas, tidak sebanyak bus. Bagi penduduk juga disediakan opsi berlangganan atau monthly pass. Tapi kami belum pernah menggunakan monthly pass, cukup dengan kartu isi ulang saja.

Bisa dikatakan kami cukup jarang menggunakan bus karena semua point of interests terletak di dekat apartemen, termasuk kantor suami dan sekolah anak-anak. Lagi pula, saya dan suami lebih sering menggunakan Sevici, bike-sharing dengan sistem annual pass yang murah meriah.

Bersepeda di Sevilla
Bersepeda di Sevilla – Sevici..!

Tidak perlu repot-repot punya garasi sepeda, karena sistemnya tap-and-go dengan stasiun sepeda yang tersebar di seluruh Sevilla. Jalur sepeda di Sevilla juga sangat nyaman dan terpisah dari jalur pejalan kaki maupun kendaraan bermotor.

membuat SIM Spanyol

Selama izin tinggal kami masih berupa izin tinggal sementara, SIM internasional suami bisa digunakan disini. Hanya saja, terbatas untuk penggunaan mobil rental. Jika ingin memiliki SIM resmi, prosesnya cukup panjang. Biasanya orang-orang memilih jalur driving school untuk mempermudah proses, dalam arti nggak perlu ribet mengurus berkas ini-itu. Tesnya sendiri tersedia dalam berbagai bahasa termasuk Inggris. Spanyol termasuk negara yang cukup strict dalam mengeluarkan SIM.

Perayaan di Sevilla

Paling tidak, ada 3 perayaan besar tiap tahunnya. Reyes Magos di bulan Januari, Semana  Santa di waktu paskah, dan Feria de Abril di minggu terakhir April. Kedua perayaan yang saya  sebut pertama kali, based on religious matter. Tapi tetap seru untuk diikuti kok.

Reyes Magos atau The Three Kings Day jatuh setiap tanggal 6 Januari. Pada malam tanggal 5, karnaval besar akan berkeliling di seluruh kota. Bentuknya berupa arak-arakan dengan tema  berbeda-beda. Orang yang menumpang di arak-arakan tersebut menggunakan kostum sesuai  tema dan sepanjang jalan mereka akan melemparkan permen untuk menjadi rebutan para  penonton. Serunya, beberapa door-prize di luar permen juga dibagikan, misalnya mainan anak-anak. Tapi berhubung semua dilakukan dengan cara melempar, harus hati-hati juga kalau membawa anak yang masih sangat kecil.

Sementara Semana Santa adalah iring-iringan menyambut Paskah. Semana Santa di Sevilla adalah yang terbesar di Spanyol. Dilakukan selama seminggu penuh dan mengakibatkan jalanan tutup dimana-mana. Pokoknya, hindari pergi ke city center selama Semana Santa hehe. Iring-iringan ini ada yang dimulai dari tengah malam sampai tengah malam lagi, lho.

Semana Santa

Semana Santa, or Holy Week, is elaborately celebrated each year in Spain. This is the week preceding Easter Sunday or Pascua. Despite the serious symbolism of the week, the city is extremely vibrant and busy throughout.

Perayaan besar lainnya adalah Feria de Abril, nah.. ini yang paling seru! Feria sendiri pada sejarahnya merupakan pameran ternak/kuda, yang kemudian bergeser menjadi pesta bagi penduduk kota. Tidak ada istilah istirahat untuk Feria karena pesta ini berlangsung seminggu penuh! Para wanitanya biasanya mengenakan gaun flamenco sementara prianya mengenakan jas rapi. Pokoknya nggak peduli umur deh, mulai bayi hingga manula semua ber-flamenco-ria.

Feria de Abril
Raya dan BIta pun tak kalah hebohnya menggunakan flamenco dress…! Seru..!
Feria De Abril (‘Seville Fair’) 2015
The Seville Fair is held in the Andalusian capital of Seville, Spain. The fair generally begins two weeks after the Semana Santa, or Easter Holy Week

Ada dua kegiatan utama di Feria, kumpul-kumpul di dalam tenda, atau bermain di taman hiburan. Untuk Sevilla sendiri, tenda-tenda ini bentuknya sebagian besar privately owned. Ada 1040 tenda/casetas. Bisa milik keluarga, perusahaan, atau klub. Masing-masing dijaga oleh security dan hanya orang yang punya undangan yang bisa masuk ke dalamnya. Meskipun demikian, ada beberapa yang terbuka untuk publik.

Street with casetas and farolillas

Di dalam tenda, biasanya orang akan makan/minum dan berdansa sepanjang hari hingga malam. Sementara taman hiburan, terbuka bebas untuk umum. Bentuknya mirip pasar malam dengan aneka permainan. Lucu juga, melihat mereka-mereka yang mengenakan dress dan jas tapi bermain  roller coaster.

Benefits dari Pemerintah Spanyol

Sekolah

Pendidikan dini dan dasar di Spanyol dibagi menjadi 3 bagian. Pertama adalah pendidikan dini 0-3 tahun, lalu pendidikan pra-sekolah 3-6 tahun, dan pendidikan dasar 6-12 tahun. Sekolah bagi anak 0-3 tahun sebagian besar dikelola oleh swasta. Artinya, orang tua  harus membayar iuran bulanan. Sementara untuk pendidikan pra-sekolah dan pendidikan dasar, biasanya tergabung dalam  satu komplek sekolah yang sama. Sekolah ini dikelola oleh publik maupun swasta. Bagi sekolah  publik, tidak dikenakan biaya sama sekali. Hanya perlu membeli buku pegangan dan membayar  uang makan siang jika ingin makan di sekolah.

Raya saat ini sudah bersekolah di Colegio Publico atau sekolah pendidikan dini dan dasar milik pemerintah. Jadi di sekolah Raya ada 2 jenjang, preschool (3-6 tahun) dan ground school (6-12). Raya saat ini di kelas paling awal yaitu kelas 3 tahun.

Raya during the Early Preschool and Preschool - Bita during the Early Preschool
Raya during the Early Preschool and Preschool – Bita during the Early Preschool

Sistem pendidikannya menurut saya cukup baik. Beberapa sekolah publik dikategorikan sebagai bilingual centre, artinya mereka mendorong penggunaan bahasa lain di luar Spanyol. Dalam hal ini, di sekolah Raya pilihannya adalah bahasa Inggris. Di seusia Raya nggak terlalu berat juga, seminggu hanya ada satu kali sesi berbahasa Inggris dengan guru native-speaker. Sementara untuk calistung, anak-anak Spanyol biasanya sudah bisa membaca di usia 6 tahun,selepas preschool. Oya, murid-murid di sekolah swasta semuanya mengenakan seragam.

Kalau untuk sekolah publik, ada beberapa sekolah yang menerapkan, termasuk sekolahnya Raya. Bita juga sudah mulai sekolah, kategorinya termasuk early preschool (0-3 tahun). Untuk jenis sekolah ini, nggak banyak yang termasuk dalam kategori publik. Kalaupun ada, lebih ditujukan untuk keluarga bekerja dengan ekonomi di bawah rata-rata. Aktivitasnya lebih kepada pengembangan sosial dan pengenalan diri serta lingkungan.

Sementara untuk vaksinasi, di sini gratis untuk semua yang diwajibkan. List-nya bergantung pada daerah otonomi masing-masing. Untuk Sevilla, yang berada di bawah daerah otonom Andalusia, daftarnya adalah sbb: Hepatitis B, Polio, Hib, Diphtheria, Tetanus, Pertussis, Meningitis, MMR, Varicela (12 tahun), dan HPV (hanya untuk anak perempuan, 14 tahun).

Vaksinasi di Spanyol termasuk sangat penting. Hampir seluruh sekolah dasar, mewajibkan calon muridnya untuk menunjukkan buku riwayat imunisasi sebagai salah satu syarat pendaftaran.

Asuransi

Sebagai warga asing yang bekerja secara legal, kami juga berhak mendapatkan pelayanan  kesehatan publik. Tidak perlu membayar sepeser pun dan cukup mendaftar di Centro Salud  (puskesmas) terdekat/yang diinginkan setelah memiliki NIE dan Empadronamiento.

Menemukan Komunitas di Sevilla

Saat ini saya ikut dengan komunitas ibu-ibu dharma wanita di kantor suami hehe. Tapi karena kantor suami saya adalah kantor Komisi Eropa, maka hampir semua pekerjanya adalah expat. Otomatis teman-teman saya lebih banyak sesama expat juga. Beberapa kali kami mengadakan event seperti kunjungan ke sentra pembuatan keramik, english club, dll. Sayang saya nggak pernah foto-foto bersama mereka, maklum orang Eropa biasanya rada reluctant untuk foto-foto bukan dengan yang punya hubungan dekat, apalagi kalau dishare di sosial media hehe.

Warga Indonesia di Sevilla
Kami juga sering mengadakan acara gathering dengan warga Indonesia di Sevilla

Selain komunitas ibu-ibu di atas, saya juga tergabung dengan komunitas muslim di Sevilla. Kami beberapa kali mengadakan gathering seperti makan bersama atau mengunjungi tempat-tempat bersejarah peninggalan Islam di Sevilla.

Komunitas Muslim di Sevilla
Komunitas Muslim di Sevilla

Alhamdulilah Idul Fitri 2015 ini, untuk pertama kalinya kami merasakan “mudik” di Eropa, yakni di Orgiva, Granada yang merupakan kampung halaman seorang sahabat. Suatu tempat di Granada di mana orang-orang Zuhud dan Wara berkumpul – tempat yang banyak mempertemukan jiwa-jiwa yang mencari kedamaian menuju Islam. Merekatkan kembali kepingan kepingan sejarah yang terserak tujuh abad lamanya ketika Islam terputus dan terkubur di bumi Andalusia.

10999260_10206150894883429_2218785047445840116_n 20095_10206150906963731_6056494700800893096_n 11249557_10206150968725275_7244367717181192469_n 11745720_10206150982725625_6645543422627644009_n

Seperti yang sudah-sudah, kami dijamu oleh seorang sahabat kami di sana yang selalu sempurna menghormati tamu; bagaimana di event keluarga yang puluhan orang berkmpul tapi kami masih dan selalu merasa menjadi “tamu istimewa”. Yang juga luar biasa, kami menginap di kediaman Syeich Umar Margareth, mursyid Naqshabandiyyah. Nazimiyyah di daratan Andalusia. Kami diperbolehkan bergabung dengan keluarga mulia ini sarapan bersama, masuk di ruang keluarga, berdiskusi ringan, Ikut dzikir dan jamaah shubuh di pagi hari..bekenalan dengan orang-orang yang sholeh di keluarga mereka.

Adaptasi merantau di spanyol

Kendala bahasa jelas jadi masalah utama bagi kami. Bulan-bulan pertama kami tiba di Spanyol penuh dengan berbagai kesalahpahaman. Maklum, tidak seperti negara lainnya di Eropa, orang  Spanyol terkenal tidak bisa berbahasa Inggris. Apalagi, di tempat kami tinggal di Sevilla. Untungnya anak pemilik apartemen kami fasih berbahasa Inggris. Begitu juga berbagai bantuan dari kantor banyak kami dapatkan di awal masa adaptasi.Selain itu, musim panas di Sevilla juga tidak main-main. Bisa dikatakan kami pindah dari ekstrim dingin ke ekstrim panas Eropa. Bulan Juli dan Agustus, suhu rata-ratanya 40-45 derajat celcius lho. Tahun lalu, sebagaimana tahun ini, bulan puasa jatuh di musim panas. Padahal saya harus mudik dan meninggalkan suami sendirian sepanjang Ramadhan. Akhirnya, untuk meringankan bebannya, saya siapkan frozen food 1 bulan penuh. Mulai dari soto ayam, rawon, ayam cabe hijau, terong balado, semuanya beku! Ternyata sangat membantu, lho.

Kreasi Dapur
Kreasi Dapur

Tahun ini, meskipun kami tidak mudik saat lebaran, tapi rasanya saya akan kembali menerapkan frozen food di saat puasa nanti. Bukan apa-apa, rasanya saya nggak akan sanggup belanja dan masak saat summer nanti. Bahkan warga lokal pun memilih tidak keluar rumah waktu siang hari.

Yang Paling Disenangi dari hidup di perantauan

What I love the most for living abroad is, gaining a lot of experience. Sesuatu yang mungkin tidak akan saya dapatkan jika kami tidak hidup merantau. You name it deh, mulai dari meeting
new people, feeling the different weather, tasting new culinary, being involved in various social
and cultural life, dll.

Daily Life
Daily Life

Yang saya kurang suka –selain masalah kuliner hehe–, adalah keterbatasan akses terhadap hidup beragama. Bukan berarti mengalami diskirimanasi atau gimana, tapi lebih kepada kurangnya feel of religiosity yang mudah didapat kalau kami tinggal di Indonesia. Namanya juga hidup di negara yg minoritas dengan agama kami ya, tentu saja wajar. Jadi PR kami nih, untuk bisa tetap menanamkan nilai-nilai religi pada anak-anak.

andalusia

Beberapa kota di Andalusia (Granada, Cordoba, Ronda, Malaga) yang membuat saya jatuh cinta: The whole Andalusia is definitely worth a visit. Either you are a history-junkie or not, I guarantee you’ll be falling in love with them.

Andalusia, a rocky, sun-baked region on Spain’s southern coast, embodies much of what the world thinks of as Spanish: flamenco, tapas, matadors and bullfights.

Selain peninggalan masa kejayaan Islam yang termasyhur selama 7 abad lamanya, kota-kota di Andalusia juga terkenal sangat cantik. Mulai dari jejak monumental sejarah seperti Alhambra Palace di Granada, Mezquita di Cordoba, Alcazaba di Malaga, hingga keindahan alam di Ronda.

Alhambra -Granada
Alhambra -Granada
Mezquita - Cordoba
Mezquita – Cordoba

Kontributor untuk kolom traveling di Koran dan Majalah

Awal saya mencoba menulis di media adalah sejak kami pindah ke Sevilla. Tinggal di Swedia  yang hampir tiap minggu full dengan keluarga membuat saya cukup kehilangan ketika pindah  kesini. Akhirnya di tengah-tengah waktu luang saya yang berlebih, saya mulai berpikir. Begitu banyak potensi besar yang ada di Sevilla, dan Andalusia khususnya, tapi belum banyak diakses oleh warga Indonesia. Mulai dari aspek sejarah yang tidak habis-habis kalau digali, sampai banyaknya objek wisata yang memang sangat menarik dan jadi tujuan jutaan turis tiap tahunnya. Rasa-rasanya kok sayang ya, jika apa yang saya nikmati dan alami saat ini hanya berhenti pada saya saja.

Tulisan di Media

Apalagi pada dasarnya saya memang hobi menulis. Akhirnya mulai deh, cari info sana-sini dan mencoba untuk mengirim tulisan ke koran. Setelah beberapa kali dimuat, ada juga yang khusus mengontak saya untuk menulis di majalah mereka 🙂

——

Untuk cerita-cerita menarik lainnya tentang kehidupan di Spanyol dan traveling, follow Riana dan keluarga di www.theibrahimsfamily.com dan Instagram @rianagr. Foto-foto terlampir adalah karya Riana dan keluarga – beberapa foto penunjang terhubung langsung dengan link pada image.

7 thoughts on “Merantau di Sevilla

    1. Hallo kak, salam kenal saya Mayrina, tinggal di Makassar. Rencana saya tahun depan mau les bahasa spanyol di sana selama 1 tahun. Saya sih prefer les di kota2 kecil, bukan di kota besar, agar lebih fokus belajarna dan ga kecampur sm bhs inggris plus turis2. Waktu liburan sebulan di Barcelona kemarin, saya juga sudah coba2 cari informasi mengenai les ini. Sampai sekarang juga masih tetap melakukan berbagai observasi lewat internet. Boleh kah saya meminta saran kk untuk hal ini? Berhubung saya yakin jikalau ada orang Indonesia yang bermukim lama disana, pasti lebih banyak pengetahuanna soal ini, dibanding saya yang lewat internet.

      Terima kasih, kk Riana.

      Salam,
      May

      Like

  1. Tanah yang sangat kaya akan sejarah :)). Salut dengan bangunan-bangunan historis di sana yang tetap terjaga :hehe. Bagaimanapun perjuangan hidup dan tinggal di negeri orang di mana kaum kita adalah minoritas memang tidak mudah, tapi dasarnya kita juga paling bisa beradaptasi jadi semua rintangan pasti bisa dilewati :)). Keren sekali, saya juga jadi makin semangat menulis deh, siapa tahu suatu hari dapat kesempatan seperti ini :)).

    Liked by 1 person

  2. ah,ada Bude di fotonya…
    Kangen Sevilla…kangen Andalusia…falling in love bener sama Sevilla n Granada…
    Dulu sempet ketemu Budhe n Pakde di Cadiz..sama mbak dari Jogja,lupa namanya…
    Salam hangat untuk komunitas Indonesia di sana..

    Like

  3. Waow…tulisannya bikin kangen sama Sevilla…
    Bikin kangen sama Granada…asli falling in love sama Andalusia…
    Meski cuman sebentar,tapi menyenangkan sekali bisa menikmati kota2 itu…
    Sempet ketemu Bude sama Pakde n mbak dari Jogja,yg ambil S2 pertanian,di Cadiz..
    Trus ketemu mbak yg sekampung dari Suroboyo,yg pemaen voli…
    Terimakasih sudah menghibur banget lewat tulisannya..foto2nya juga bagus banget..
    Salam hangat untuk keluarga,dan keluarga Indonesia di Spanyol…

    Like

  4. kangen sama seville nih… biasanya sore sepulang ngantor dari tablada lsg jalan ke centro sekedar buat melepas penat dan mencari kudapan.. jadi kangen sama paeja nya,, andalucia memang ngangenin

    Like

  5. Halo kak. ini tulisannya sangat membantu..terima kasih
    kak apakah bisa saya mendapat kontak kakak?
    saya ada rencana traveling ke Ecija Saville.. saya benar buta disana.. saya hanya ada teman itupun nativ spain. saya mau tanya2 mengenai perkumpulan orang indonesia disana? jadi saya berangkat kesana lebih lega tidak penuh banyak kekhawatiran..terima kasih

    email saya: agista.livien@gmail.com

    Like

Leave a comment